Pria Mengamuk di Sumba Barat, 4 Orang Tewas Terbakar dan 3 Terluka
Seorang pria mengamuk di Kampung Golusewu, Kelurahan Weedabo, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (1/3) malam. Akibat amukannya, 4 warga tewas terbakar dan 3 lainnya terluka.
Seorang pria mengamuk di Kampung Golusewu, Kelurahan Weedabo, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (1/3) malam. Akibat amukannya, 4 warga tewas terbakar dan 3 lainnya terluka.
Korban meninggal dunia yakni Jodi Poro Ama Louru (90), Sori Kadi Ina Louru (85), Agustina Lende atau Ina Saingu (50) dan Ariance Nija Jala (25). Mereka tewas terbakar dalam rumahnya di Kampung Golusewu.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Ruang di Sulawesi Utara? Gunung Ruang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meletus pada Selasa (16/4) malam.
-
Apa yang istimewa dari Desa Adat Prai Ijing di Sumba Barat? Desa adat ini masih mempertahankan rumah tradisional. Macam rumah bambu dengan atap tinggi menjulang hingga 15 meter. Disebut juga Uma Bokulu.
-
Apa yang tumbuh di pekarangan Sutawi di Desa Bitingan? Pohon kurma itu berbuah sangat lebat di pekarangan Sutawi (64), seorang warga Desa Bitingan, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang.
-
Apa yang terjadi di Ganting, Sumatera Barat? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Apa itu Sup Gangan? Sup Gangan atau Gangan Darat merupakan salah satu dari ragam kuliner khas masyarakat Bangka Belitung yang diolah dari daging ikan. Namun, hidangan ini sudah dimodifikasi dengan menggunakan daging sapi, kambing, atau ayam sebagai bahan utamanya.
Satu orang mengalami luka berat dan dua korban lainnya luka ringan dalam peristiwa ini. Korban yang mengalami luka berat yakni Toda Lero (55). Pergelangan tangan kirinya nyaris putus akibat sabetan senjata tajam. Kaki kanannya juga robek.
Dua korban luka ringan masing-masing Keladi Seli (33) dan Aristo Rius Lero (19), keduanya warga Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Keladi mengalami luka robek pada ibu jari dan jari telunjuk, sedangkan Aristo mengalami luka lebam pada pundak kiri.
Penganiayaan menggunakan senjata tajam dan pembakaran itu dilakukan Seingu Riamu (30), juga warga Kelurahan Weedabo, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat. Pria ini sekarat dihajar massa. Dia mengalami luka robek pada lengan kanan, lengan kiri, kepala bagian belakang, punggung, pelipis kiri, kaki, serta luka pada bibir, memar di dada kiri, dan patah tulang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Seingu datang ke rumah Melkianus Poro Tana di Kampung Golusewu sekitar pukul 20.00 Wita. Dia bertemu Aristorius Lero dan menanyakan keberadaan ayahnya.
Aristorius menjawab kalau ayahnya sedang tidur. Seingu kemudian meminta parang kepada Melkianus, namun pria itu ragu untuk memberikannya.
Seingu beralasan ada polisi di bawah rumah dan dia mengajak Melkianus untuk ikut bersamanya. Namun Melkianus menolak ajakan itu.
Seingu langsung merampas parang dari tangan Melkianus. Dia langsung menebas pemuda itu, namun meleset.
Melikanus langsung melompat ke halaman rumah. Seingu melanjutkan aksinya dengan memukul bahu kiri Aristorius menggunakan bagian belakang parang.
Aristorius langsung lari menyelamatkan diri, sehingga salah satu warga, Toda Lero datang menolong. Seingu menebas dan mengenai pergelangan tangan kanan dan lengan kiri pria itu.
Setelah itu Seingu langsung membakar rumah milik Jodi Poro Ama Louru. Empat orang, dua di antaranya lansia, yang ada di dalam rumah terjebak. Mereka terbakar dan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.
Kapolres Sumba Barat AKBP FX Irwan Arianto mengatakan, Seingu babak-belur dihajar massa."Pelaku pembakaran rumah juga dibacok warga dan dihajar massa," jelasnya, Selasa (2/3).
Irwan menyampaikan keprihatinannya dan turut berduka cita atas kejadian yang menyebabkan empat orang meninggal dunia. Dia telah turun ke lokasi kejadian menemui lurah, camat dan tokoh masyarakat. "Semua sepakat mempercayakan penanganan kasus ini kepada polisi," ungkapnya.
Warga menyebut Seingu mengalami gangguan jiwa. Perilakunya berubah sejak ayahnya meninggal dunia pada Januari 2021. Namun pihak kepolisian tidak serta-merta mempercayai informasi ini.
"Kalau dia gangguan jiwa, harus ada surat keterangannya kalau dia betul gangguan jiwa. Tapi untuk sementara Seingu Riamu yang juga luka parah dihajar massa dirawat di rumah sakit dan kita tetap proses," tegas Irwan.
Baca juga:
Urat Leher dan Tangan Perawat Korban Tikam Pasien RSJ Putus
Dirut Taspen Dilaporkan Istri ke Polisi Terkait Dugaan KDRT
Dua Pemuda di Duren Sawit Dibacok, Satu Orang Meninggal Dunia
Merasa Terancam, Alasan Mantan Pasien RSJ Tikam Perawat di Bandara Soekarno Hatta
Polisi Amankan 9 Tersangka Kasus Penganiayaan di Solo