Rawan Serangan KKB dan Sulit Dijangkau, 142 TPS di Teluk Wondama Papua Tidak Aman
Rawan Serangan KKB dan Sulit Dijangkau, 142 TPS di Teluk Wondama Papua Tidak Aman
Kepolisian Resor (Polres) Teluk Wondama, Papua Barat, menetapkan sebanyak 142 tempat pemungutan suara (TPS) pada Pemilu 2024 di kabupaten tersebut berada dalam kawasan tidak aman.
-
Apa tugas utama KPPS dalam Pemilu? Tugas utama KPPS meliputi persiapan ruang pemungutan suara hingga pelaporan hasil pemungutan suara.
-
Di mana PTPS bertugas selama Pemilu? PTPS adalah individu yang bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) selama proses pemilihan umum berlangsung.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Bagaimana PTPS mengawasi jalannya Pemilu? Untuk mencegah dugaan pelanggaran Pemilu, PTPS harus melakukan pengawasan yang ketat pada setiap tahapan pemungutan suara, termasuk pengawasan terhadap penyelenggaraan pemilu, pemilih, dan tim kampanye.
-
Di mana PPS berkedudukan? PPS dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu di kelurahan atau desa. Oleh karena itu, PPS berkedudukan di kelurahan atau desa.
-
Bagaimana cara pengawas Pemilu memastikan keamanan dan ketertiban di TPS? Mereka memiliki kewenangan untuk menegur atau melaporkan pelanggaran peraturan Pemilu, mengamankan TPS, menyelesaikan sengketa di tingkat TPS, dan mengawasi proses penghitungan suara.
Rawan Serangan KKB dan Sulit Dijangkau, 142 TPS di Teluk Wondama Papua Tidak Aman
"Tidak ada yang namanya TPS aman. Semuanya tidak aman, dengan kategori rawan dan sangat rawan," kata Kepala Polres Teluk Wondama Ajun Komisaris Besar Polisi Hari Sutanto di Wasior, Kamis (25/1).
Kepolisian memetakan 134 TPS kategori rawan dan delapan TPS sangat rawan. TPS-TPS itu tersebar di 13 distrik atau kecamatan se-Kabupaten Teluk Wondama, yaitu Distrik Wasior, Windesi, Teluk Duairi, Wondiboy, Wamesa, Rumberpon, Naikere, Rasiei, Kuri Wamesa, Roon, Roswar, Nikiwar, dan Sough Jaya.
"Distrik Naikere ada enam TPS sangat rawan, dan Distrik Wamesa dua TPS sangat rawan. Delapan TPS ini jadi perhatian khusus terutama Distrik Naikere," jelas Hari Sutanto.
Ia menerangkan bahwa secara geografis Distrik Naikere masih sulit dijangkau dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kaimana serta Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Beberapa kampung di Naikere sampai saat ini merupakan daerah terisolasi yang hanya bisa dijangkau menggunakan helikopter atau dengan berjalan kaki selama berhari-hari.
"Selain itu, kawasan Distrik Naikere rawan karena menjadi daerah perlintasan kelompok kriminal bersenjata (KKB)," tutur dia seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, Polres Teluk Wondama terus berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat sehingga penerapan strategi pengamanan pemilu berjalan tanpa hambatan.
Kepolisian juga melibatkan personel dari Komando Distrik Militer (Kodim) 1811/Teluk Wondama dan pemerintah setempat dalam melakukan pemantauan terhadap kondisi kamtibmas di Distrik Naikere.
"Kami tempatkan dua personel Polri dan empat Linmas untuk pengamanan TPS sangat rawan. Selain itu, kepolisian bersama rekan-rekan Kodim terus melakukan pemantauan," jelas dia.
Ia menuturkan bahwa 2/3 dari jumlah personel Polres Teluk Wondama dilibatkan dalam pengamanan TPS mulai dari pemungutan suara hingga penghitungan suara.
Selain itu, akan ada penambahan personel BKO dari Brimob Polda Papua Barat.
Polres Teluk Wondama juga sudah mengajukan bantuan pengamanan pemilu kepada pihak Kodim 1811/Teluk Wondama, sehingga pelaksanaan pesta demokrasi dapat terselenggara dengan aman dan tertib.
“Diharapkan, Pemilu 2024 terlaksana sesuai dengan harapan kita semua yaitu aman, tertib dan damai," ucap Hari Sutanto.