Santri yang tewas di Ogan Ilir diduga dibunuh teman satu Pesantren
Penyebab kematian santri Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Sakatiga, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Finanda Juni Harta (14), akhirnya terjawab sudah. Polisi meringkus seorang terduga pelaku penganiaya korban hingga tewas.
Penyebab kematian santri Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Sakatiga, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Finanda Juni Harta (14), akhirnya terjawab sudah. Polisi meringkus seorang terduga pelaku penganiaya korban hingga tewas.
Terduga pelaku berinisial AM (14), santri yang bermukim di pondok itu dan berasal dari Kecamatan BPR Ranau Tengah, Ogan Komering Ulu Selatan. Penangkapan AM berdasarkan pemeriksaan terhadap beberapa orang saksi di TKP secara maraton hingga dini hari tadi.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Budi Suryanto membenarkan, penyidik telah membawa terduga pelaku AM ke Mapolda Sumsel. Statusnya masih sebagai saksi, belum ditingkatkan menjadi tersangka.
"Anggota kita mendatangi ponpes itu setelah dapat laporan. Subuh ini kami mengamankan satu orang, masih kita periksa," ungkap Budi, Rabu (24/10).
Hanya saja, Budi belum menjelaskan motifnya dan dengan cara apa pelaku melakukan penganiayaan itu. Jika terbukti, AM dikenakan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman di atas sepuluh tahun penjara.
"Masih kita lakukan pemeriksaan mendalam dulu, nanti kita jelaskan motifnya seperti apa dan bagaimana kejadiannya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang santri kelas dua Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Raudhatul Ulum di Desa Sakatiga, Ogan Ilir, Sumsel, bernama Finanda Juni Harta (14), ditemukan tewas di asrama, Selasa (23/10).
Merasa ada kejanggalan, keluarga pun meminta jenazah korban dilakukan autopsi.
Tak hanya autopsi, orangtua korban Soharudin (40) melaporkan kasus ini ke polisi.
Dia berharap, penyebab kematian anaknya dapat terbongkar dengan jelas.
Soharudin mengatakan, keluarga menemukan banyak kejanggalan terkait kematian anaknya.
Kejadian berawal saat pengurus pondok menghubungi keluarga bahwa korban tengah sakit keras.
Keluarga pun datang untuk membawanya ke rumah sakit. Begitu tiba di pondok, korban sudah terbujur kaku. Ternyata dia tewas sebelum keluarganya datang.
"Kami disuruh minta datang, anak saya sakit keras. Tapi ternyata sudah meninggal di asrama," ungkap Soharudin saat melapor ke SPKT Polda Sumsel, Selasa (23/10).
Jasad korban pun dibawa ke rumah duka di Desa Muara Kunjung, Kecamatan Babat Toman, Musi Banyuasin. Saat korban dimandikan, keluarga menemukan kejanggalan kedua.
Di tubuhnya terdapat banyak luka lebam. Seperti di punggung, lengan, dan kepala bagian belakang. Keluarga menduga luka itu akibat benda tumpul.
"Kalau melihat kondisi seperti itu kematiannya tidak wajar, ada apa-apa," kata dia.
Keluarga pun meminta kejelasan dari pengurus pondok. Namun, jawaban yang diterima tidak jelas dan disinyalir menutupi sesuatu.
"Mereka jawab anak saya sakit, tapi tidak dijelaskan sakit apa, kapan dia sakitnya, diobati apa tidak, tidak jelas semua, cuma ngotot bilang sakit. Lagi pula anak saya tak pernah ada riwayat sakit parah," kata dia.
Oleh karena itu, keluarga meminta Rumah Sakit Bhayangkara melakukan autopsi terhadap jenazah korban. Dengan demikian, penyebab kematian anaknya dapat terungkap secara jelas.
"Kami ingin tahu penyebabnya. Kalau karena sakit, sakit apa, tapi kalau ada kekerasan kami minta diusut tuntas," harap dia.
Baca juga:
Usai rayakan Hari Santri Nasional, 3 remaja tenggelam di Pelabuhan Ratu
Main di pinggiran kolam buatan lalu terpeleset, bocah 10 tahun tewas
Sejak 2011, 30 nyawa melayang akibat kolam bekas tambang di Kaltim
Pelajar tenggelam di kolam bekas tambang batu bara ditemukan tewas
Mancing tidak dapat ikan lalu berenang, Alif tenggelam di kolam bekas tambang
Main rakit di danau bekas galian pasir, remaja Cisauk hilang tenggelam