Tiga hari tenggelam di Sungai Mahakam, Heri ditemukan tewas
Heri Purwanto alias Kopla (31), ABK KM Sembarang 01 yang dilaporkan tenggelam di perairan Tambora muara Sungai Mahakam, Kutai Lama, sejak Sabtu (22/7) lalu, pagi tadi ditemukan tewas. Sebelumnya, Heri menjadi terduga pelaku yang hendak mencuri batubara di atas tongkang yang melintas di perairan.
Heri Purwanto alias Kopla (31), ABK KM Sembarang 01 yang dilaporkan tenggelam di perairan Tambora muara Sungai Mahakam, Kutai Lama, sejak Sabtu (22/7) lalu, pagi tadi ditemukan tewas. Sebelumnya, Heri menjadi terduga pelaku yang hendak mencuri batubara di atas tongkang yang melintas di perairan.
"Jasad pria ditemukan mengambang, jam 10.07 pagi tadi. Setelah disesuaikan cirinya, dia adalah korban (Heri) yang kita cari ya," kata Kepala Basarnas Kaltim-Kaltara Kantor SAR Balikpapan Mujiono, seperti disampaikan Kasi Operasi Octavianto, dalam keterangannya, Senin (24/7).
"Penemuan jasad korban ditemukan sekitar 12 kilometer dari posko pencarian di dermaga Kutai Lama di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, ke arah muara atau delta mahakam atau 9 kilometer dari lokasi korban tenggelam," ujarnya.
Diterangkan Octavianto, dibawa menggunakan perahu karet, sekira pukul 12.00 Wita, jenazah korban tiba di dermaga Kutai Lama. "Dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Wahab Syachranie di Samarinda, untuk keperluan visum ya," tambah Octavianto.
"Sudah, sudah dipastikan, itu adalah korban Heri. Berdasarkan ciri fisik, dari keterangan rekan-rekan ABK dan keluarganya," terangnya.
Dengan temuan jenazah korban, operasi pencarian SAR gabungan, antara lain dari Basarnas, pos TNI AL Anggana, Polair Kukar, KPLP Samarinda, Dishub Kukar, relawan bencana dari Samarinda hingga masyarakat Anggana, dinyatakan selesai.
"Semua unsur SAR kembali ke kesatuan masing-masing mas, dan operasi ditutup," demikian Octavianto.
Diketahui, Heri warga Samarinda, dilaporkan hilang dan tenggelam di perairan Tambora. Diduga, sebelumnya dia bersama 4 rekan lainnya, hendak mencuri batubara di atas kapal tongkang, yang melintas dari Muara Berau ke Samarinda.
Menggunakan KM Sembarang 01 bermuatan kurang lebih 6 ton limbah batubara, Heri bersama 4 rekannya Ansar (juragan kapal), Mustafa, Safrudin dan Aris sebagai ABK, merapat di sisi kanan tongkang yang tengah berlayar. Heri memanjat tongkang diduga untuk melihat isi tongkang, namun terjatuh dan terpental ke sungai hingga tenggelam.
Baca juga:
Nelayan di Karangasem geger ada mayat WN New Zealand mengambang
Kerangka anggota Brimob korban tsunami ditemukan di persawahan Aceh
Yeni, wanita tewas di pinggir Kali Ciliwung dibunuh suaminya sendiri
Warga geger ada mayat pria kaki terikat kain di bypass Mojokerto
Mayat di Bypass Mojokerto korban pengeroyokan, diduga gangguan jiwa
Yeni diduga tewas dibunuh, polisi menemukan bekas cekikan
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
-
Kapan bahaya Gua Kematian terungkap? Bahaya dari gua kecil ini terungkap secara tidak sengaja saat pembangunan kompleks Recreo Verde sedang berlangsung.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.