7 Penyakit yang Bisa Ditularkan Melalui Air, Harus Diwaspadai Keberadaannya!
Sejumlah penyakit menular bisa berkembang dan ditularkan di dalam air. Hal ini harus sangat kita waspadai keberadaannya.
Air adalah sumber kehidupan. Namun, air juga dapat menjadi medium penularan berbagai penyakit berbahaya. Dalam kondisi tertentu, bakteri, parasit, hingga alga beracun dapat berkembang biak di dalam air dan menyebabkan infeksi serius.
Dengan perubahan iklim global yang terus terjadi, para ahli memprediksi bahwa risiko penyakit yang ditularkan melalui air akan semakin meningkat. Kenaikan suhu global dapat memperluas wilayah penyebaran beberapa bakteri dan parasit, memperpanjang musim berkembangnya alga beracun, serta membebani infrastruktur pengolahan air.
-
Apa yang membuat orang percaya bahwa air hujan bisa menyebabkan penyakit? Namun, apa yang membuat orang percaya bahwa air hujan bisa membuat sakit? Penyebabnya terletak pada perubahan suhu yang terjadi pada lingkungan dan tubuh kita saat hujan.
-
Bagaimana uap air hangat bisa meredakan sakit tenggorokan? Untuk memberikan kelembapan yang dibutuhkan tenggorokan dan meredakan rasa sakitnya, Anda bisa mencoba terapi uap. Terapi ini adalah metode sederhana yang dapat membantu meringankan gejala sakit tenggorokan dengan efektif.
-
Kenapa mata air di Desa Wisata Bintang Hulu diyakini bisa menyembuhkan penyakit? Tak hanya menjadi objek wisata, sumber mata air ini diyakini bisa menyembuhkan penyakit yang menyerang saluran pencernaan.
-
Kenapa air dingin bisa menyebabkan sakit kepala? Memicu sakit kepalaMinum air dingin dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang, terutama yang memiliki gigi sensitif. Hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu antara air dingin dan rongga mulut, yang dapat merangsang saraf trigeminal. Saraf ini berhubungan dengan rasa sakit di kepala, wajah, dan gigi.
-
Kapan air kunyit bisa menyebabkan masalah pencernaan? Meskipun kunyit dapat membantu pencernaan, dosis tinggi dapat menyebabkan masalah seperti perut kembung, asam lambung, dan diare. Ini terjadi karena kunyit merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, yang bisa mengiritasi lapisan perut.
-
Apa saja penyakit yang bisa ditimbulkan akibat paparan polusi udara? Dampak buruk dari polusi udara terhadap kesehatan manusia semakin menjadi perhatian, karena munculnya berbagai penyakit serius yang berkaitan dengan paparan terus-menerus terhadap polutan tersebut. Penyakit Akibat Polusi Udara 1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) : Ini adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja. Data WHO menyebutkan bahwa ISPA menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.
Dilansir dari Live Science, berikut adalah tujuh penyakit berbahaya yang dapat ditularkan melalui air dan bagaimana Anda dapat mencegahnya:
1. Kolera
Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Penyakit ini menyebabkan diare dan muntah yang parah, yang dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi dan syok, bahkan kematian. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 1,3 hingga 4 juta kasus kolera setiap tahun, dengan 21.000 hingga 143.000 di antaranya berujung pada kematian. Meskipun penyakit ini dapat diobati dengan larutan rehidrasi oral, kematian sering kali terjadi akibat kurangnya akses terhadap pengobatan.
Kolera pertama kali dipahami secara ilmiah pada abad ke-19 ketika dokter John Snow memetakan wabah di London dan menemukan bahwa sumbernya adalah pompa air di Broad Street. Temuan ini menjadikannya pelopor dalam bidang epidemiologi modern.
Cara mencegah: Pastikan sanitasi yang baik dan akses ke air bersih. Hindari mengonsumsi air yang tidak diolah.
- 6 Penyakit Berbahaya yang Bisa Ditularkan Kucing kepada Manusia, Waspadai Anabulmu!
- Jangan Anggap Sepele! Ini Dampak Menahan Buang Air Besar bagi Kesehatan Anda
- Mbah Siti Kaget Bukan Kepalang, Ingin Mandi Malah Lihat Kepala Ular Besar Menyembul dari Bak
- Ini Bahaya Menahan Kencing Saat Perjalanan Mudik
2. Meningitis Amoeba Primer
Infeksi yang jarang tetapi mematikan ini disebabkan oleh amoeba Naegleria fowleri, yang hidup di air tawar seperti danau, sungai, dan mata air panas. Amoeba ini berkembang biak pada suhu air hangat di atas 30°C. Infeksi terjadi ketika air yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung, sering kali saat berenang atau menyelam. Dari sana, amoeba dapat mencapai otak dan menyebabkan peradangan yang hampir selalu berujung pada kematian. Tingkat kematian akibat infeksi ini mencapai lebih dari 97%.
Cara mencegah: Hindari memasukkan air tawar hangat ke dalam hidung. Gunakan penjepit hidung atau hindari berenang di air yang hangat dan stagnan.
3. Giardia
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Giardia duodenalis, yang menempel pada dinding usus dan menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan diare selama berminggu-minggu. Parasit ini membentuk kista yang dapat bertahan di air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi selama berbulan-bulan. Di Amerika Serikat saja, Giardia memengaruhi sekitar satu juta orang setiap tahunnya.
Cara mencegah: Jangan minum air yang tidak diolah. Saat berkemah atau mendaki, pastikan air direbus selama satu menit atau gunakan filter dan sistem desinfeksi khusus.
4. Acanthamoeba
Seperti Naegleria fowleri, Acanthamoeba adalah amoeba bebas yang dapat menyebabkan infeksi serius. Salah satu bentuk yang paling umum adalah keratitis, infeksi pada mata yang dapat diobati. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi dapat menyebar ke otak dan sumsum tulang belakang, yang dikenal sebagai ensefalitis amuba granulomatosa (GAE). GAE hampir selalu fatal.
Cara mencegah: Gunakan air steril atau yang telah direbus untuk membilas hidung atau membersihkan luka. Hindari kontak air yang terkontaminasi jika memiliki sistem imun yang lemah.
5. Demam Tifoid
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica Typhi, yang ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi. Gejala meliputi demam tinggi, sakit perut, diare, atau sembelit. WHO memperkirakan demam tifoid menyebabkan 110.000 kematian setiap tahunnya. Meskipun ada pengobatan antibiotik, munculnya strain bakteri yang resisten terhadap obat membuat pengobatan menjadi lebih sulit.
Cara mencegah: Dapatkan vaksin tifoid jika Anda tinggal atau bepergian ke daerah endemik. Minumlah air kemasan atau air yang telah diolah dengan benar, dan hindari mengonsumsi susu mentah.
6. Fasciitis Nekrotikans
Penyakit ini, yang sering disebut sebagai “pemakan daging,” disebabkan oleh berbagai bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus. Infeksi ini dapat terjadi jika bakteri masuk melalui luka terbuka, termasuk setelah operasi. Di air tawar, bakteri genus Aeromonas dapat menjadi penyebab, sementara di air laut, bakteri Vibrio vulnificus adalah pelaku utamanya.
Cara mencegah: Hindari berenang di air jika Anda memiliki luka terbuka, terutama jika sistem kekebalan tubuh Anda lemah. Pastikan luka ditutup rapat dan dijaga kebersihannya.
7. Penyakit Cacing Guinea
Penyakit ini disebabkan oleh cacing parasit Dracunculus medinensis yang umumnya ditemukan di Afrika Sub-Sahara. Larva cacing ini menginfeksi manusia melalui air yang terkontaminasi. Setelah setahun berkembang di dalam tubuh, cacing betina dewasa, yang dapat mencapai panjang hingga satu meter, akan keluar melalui kulit, meninggalkan luka yang menyakitkan dan rentan terhadap infeksi.
Cara mencegah: Hindari minum air yang tidak disaring di daerah endemik. Berkat upaya internasional untuk meningkatkan sanitasi, penyakit ini hampir punah, dengan hanya 14 kasus yang dilaporkan pada tahun 2023 dibandingkan 3,5 juta kasus pada pertengahan 1980-an.
Penyakit yang ditularkan melalui air adalah ancaman nyata yang tidak boleh dianggap remeh. Dengan memahami risiko dan langkah pencegahannya, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang tercinta dari ancaman ini. Sanitasi yang baik, akses ke air bersih, dan edukasi masyarakat adalah kunci utama dalam mencegah penyebaran penyakit-penyakit ini. Jangan pernah menganggap remeh air yang Anda konsumsi — pastikan selalu bahwa air tersebut bersih dan aman. Lebih baik mencegah daripada mengobati!