7 Rekomendasi dari Ahli Mengatasi Masalah Makan Anak
Para ahli menyatakan bahwa terdapat metode sederhana dan efektif untuk membentuk kebiasaan makan sehat pada anak.
Menangani balita yang rewel saat makan atau yang cenderung pilih-pilih makanan bisa menjadi tantangan bagi para orangtua. Beberapa anak mungkin menolak untuk mencoba makanan baru, hanya mau mengonsumsi jenis makanan tertentu, atau bahkan tidak mau makan sama sekali. Namun, Anda tidak perlu khawatir!
Para ahli menyatakan bahwa terdapat beberapa cara sederhana dan efektif yang dapat membantu membangun kebiasaan makan yang sehat pada anak sekaligus mencegah masalah makan di kemudian hari. Dengan memberikan contoh yang baik dan tetap tenang dalam menghadapi situasi tersebut, berikut adalah tujuh tips praktis yang bisa Anda terapkan untuk mendukung pola makan anak agar lebih sehat dan menyenangkan, mengutip dari Parents.
-
Kenapa MPASI penting untuk kecerdasan anak? Tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, MPASI juga berperan dalam mendukung perkembangan kecerdasan otak bayi.
-
Kapan sebaiknya MPASI diberikan kepada bayi? MPASI atau Makanan Pendamping ASI, adalah makanan yang diberikan kepada bayi selain air susu ibu. MPASI ini biasanya diberikan ketika bayi sudah menginjak usia sekitar 6 bulan.
-
Kapan MPASI diberikan untuk anak? MPASI mulai diperkenalkan pada usia 6 bulan. MPASI yang bergizi dapat membantu menambah berat badan balita. Pilihlah MPASI yang mengandung berbagai macam nutrisi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Anda juga dapat menambahkan minyak atau lemak sehat ke dalam MPASI untuk menambah kalori.
-
Siapa yang menyarankan agar orangtua memperhatikan tanda-tanda kesiapan bayi untuk MPASI? American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan agar orangtua memperhatikan tanda-tanda berikut untuk menentukan kesiapan bayi dalam mengonsumsi makanan padat:
-
Bagaimana cara mengenali tanda kesiapan bayi untuk MPASI? Perhatikan tanda-tanda kesiapan bayi untuk makanan padat, seperti kemampuan duduk dengan dukungan, hilangnya refleks menjulurkan lidah, dan menunjukkan minat pada makanan.
-
Mengapa MPASI diperlukan? Saat bayi tumbuh, ada saatnya ketika ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
1. Berikan Contoh yang Baik
Salah satu langkah awal yang dapat diambil untuk membantu balita terhindar dari masalah makan adalah dengan memberikan contoh yang baik. Ketika orangtua menunjukkan bahwa mereka bisa menikmati berbagai jenis makanan bergizi dalam suasana yang menyenangkan, kemungkinan memiliki anak dengan sikap makan yang sehat menjadi lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan orang dewasa yang terus-menerus menjalani diet ketat, makan berlebihan, menolak sayuran, atau membiarkan anak-anak makan sendirian. Jane Kaue, seorang peneliti di Monell Chemical Senses Center Philadelphia, menjelaskan bahwa memberikan contoh yang baik dalam hubungan dengan makanan sangat mempengaruhi pilihan makanan anak. Dengan cara ini, anak juga akan belajar mengenali kapan mereka lapar dan menyesuaikan pilihan makanan mereka.
2. Jangan Memaksa Anak
Penting untuk tidak memaksa anak untuk mengonsumsi sesuatu yang mereka tidak mau. Jika Anda memaksanya, anak mungkin hanya akan menghindari makanan tersebut saat waktu makan berikutnya. Hal ini disampaikan oleh dokter Ellyn Sater, seorang ahli nutrisi, yang menekankan bahwa pendekatan yang lebih baik adalah membiarkan anak memilih makanan yang mereka inginkan tanpa tekanan.
3.Hindari Memberi Makanan Manis pada Anak Sebagai Hadiah
Beberapa orangtua mengizinkan anak-anak mereka untuk menikmati makanan manis setelah mereka mengonsumsi sayuran seperti brokoli. Namun, pendekatan ini tidak efektif dalam meningkatkan ketertarikan anak terhadap brokoli. Selain itu, memberikan imbalan berupa cokelat atau kue hanya akan menimbulkan persepsi bahwa makanan manis lebih bernilai dibandingkan dengan daging, telur, dan sayuran.
4. Jangan Menyerah Terlalu Cepat Saat Anak Menolak Makanan
Menurut ahli perkembangan anak dan studi keluarga, Lean Birch, anak memerlukan waktu hingga 10-15 kali untuk bisa menerima makanan baru. "Orangtua sebaiknya menawarkan makanan tersebut tanpa harapan tertentu," ujarnya.
5.Sajikan Makanan dalam Porsi Kecil
Memberikan makanan dalam porsi besar kepada anak kadang dapat membuat mereka merasa tertekan. Melihat piring yang penuh dengan makanan sering kali membuat mereka merasa lelah sebelum mulai makan. Oleh karena itu, sebaiknya siapkan makanan dalam porsi kecil untuk anak-anak agar mereka lebih nyaman saat makan.
- Rekomendasi Menu Sehat untuk Membantu Anak Lebih Fokus dan Pintar
- Cara Mengatasi Anak 1 Tahun Susah Makan, Tips untuk Tingkatkan Nafsu Makan dan Nutrisi Terpenuhi
- Cara Menghentikan Kebiasaan Anak Mengemut Makanan, Ketahui Penyebabnya
- 7 Cara Mengatasi Anak yang Pilih-pilih Makanan dan Membuatnya Makan Lebih Sehat
6.Tidak Masalah Makan Berantakan
Ketika anak belajar untuk makan, tidak jarang makanan yang mereka sendokkan jatuh ke lantai, kursi, atau meja. Selain itu, wajah mereka sering kali akan kotor, dan terkadang makanan bahkan bisa berakhir di atas kepala mereka. "Itu memberi pengalaman bahwa makan itu adalah pengalaman multisensor," ujar dokter anak Bryan Vartabedian. Bayi yang baru mulai makan dan dilarang untuk mengeksplorasi makanan cenderung tidak akan menikmati proses makannya.
7.Jangan Sebut Anak Picky Eater
"Orangtua yang menjuluki anak-anaknya picky eater, awas nanti jadi seperti itu benar lho," kata Vartabedian. Ia menjelaskan bahwa banyak anak yang awalnya kesulitan dalam hal makan biasanya akan mengalami perbaikan seiring bertambahnya usia. Salah satu tanda yang paling penting untuk mengidentifikasi masalah serius adalah kurva pertumbuhan anak. Jika anak tumbuh dengan baik dan berada pada tingkat normal, itu menunjukkan bahwa mereka memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan, tambah Vartabedian.