Busui Perlu Tahu, Ini 7 Rekomendasi Terbaru WHO terkait MPASI
WHO baru saja mengeluarkan panduan rekomendasi terkait pemberian MPASI pada anak.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO baru saja mengeluarkan pedoman terbaru yang berisi 7 rekomendasi terkait pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).
Busui Perlu Tahu, Ini 7 Rekomendasi Terbaru WHO terkait MPASI
Menyusui adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan nutrisi kepada bayi. ASI (Air Susu Ibu) telah terbukti memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi dan mengurangi risiko penyakit.
Saat bayi tumbuh, ada saatnya ketika ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Inilah saat yang tepat untuk memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI).
-
Siapa yang perlu tahu tentang MPASI? Bukan hanya si kecil saja, para orang tua juga ikut serta memulai fase baru dalam merawat si kecil.
-
Siapa yang merekomendasikan tahapan MPASI? World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk mulai memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI setelah bayi menginjak usia 6 bulan.
-
Mengapa penting mengenalkan MPASI sejak usia 6 bulan? Pemberian MPASI disarabkan bisa penuhi kebutuhan gizi seimbang anak sejak awal. Ahli nutrisi dari RS Cipto Mangunkusumo, Ariek Rahmawati S.Gz, menekankan pentingnya pengenalan aneka ragam makanan saat anak pertama kali mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) untuk memastikan pemenuhan gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan anak.
-
Bagaimana cara membuat MPASI yang aman? Menurut Dr. Titis, MPASI yang dibuat di rumah jauh lebih baik karena orang tua dapat memastikan proses pembuatannya terhindar dari kontaminasi bakteri.
-
Makanan apa yang sebaiknya disiapkan untuk MPASI? Pertama-tama, menurut Dr. Nastiti, orang tua perlu merencanakan dengan baik persiapan MPASI sejak awal. Ini mencakup pemikiran tentang jenis makanan yang akan disiapkan, cara menyiapkannya, dan apakah ada fasilitas atau area yang memadai untuk menyiapkan makanan saat dalam perjalanan.
-
Bagaimana cara menjaga keamanan MPASI? Dr Moretta menjelaskan bahwa keamanan dan kebersihan yang dimaksud adalah dalam proses persiapan dan pembuatan makanan pendamping ASI menggunakan metode, bahan, dan peralatan yang aman dan bersih. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa proses persiapan dan pembuatan MPASI harus memerhartikan kebersihan, minimal dengan mencuci tangan. 'Kemudian, pisahkan pangan mentah dan matang,' ia menyambung. 'Ketiga, masak dengan benar. Lalu, jagalah pangan dalam suhu benar. Terakhir, gunakan air dan bahan baku yang aman.'
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pedoman terbaru mengenai MPASI yang penting untuk diketahui oleh ibu yang sedang menyusui. Berikut 7 rekomendasi terbaru dari WHO tentang MPASI.
1. Pemberian ASI Hingga 2 Tahun
Rekomendasi pertama adalah mengenai pemberian ASI yang terus menerus. WHO sangat menekankan pentingnya melanjutkan pemberian ASI hingga minimal 2 tahun atau lebih.
Rekomendasi ini didukung oleh bukti yang kuat, meskipun tingkat keyakinan bukti tersebut rendah. Namun, untuk melaksanakan rekomendasi ini, semua ibu yang menyusui memerlukan lingkungan yang mendukung dan layanan pendukung. Ini mencakup dukungan seperti penitipan anak di tempat kerja, ruang menyusui di tempat kerja, dan jadwal kerja yang fleksibel. Dukungan konseling menyusui juga penting untuk membantu ibu mengatasi pertanyaan dan tantangan yang muncul saat menyusui.
2. Pilihan Susu untuk Bayi
Rekomendasi kedua membahas pilihan susu untuk bayi. Untuk bayi usia 6-11 bulan yang diberi susu selain ASI, baik susu formula atau susu hewani dapat diberikan.
Namun, untuk anak-anak usia 12-23 bulan yang diberi susu selain ASI, sebaiknya diberikan susu hewani. Penting untuk diingat bahwa pilihan susu ini harus sesuai dengan usia dan kebutuhan bayi. Asupan susu harus juga memenuhi standar kebersihan dan keamanan.
3. Usia Pengenalan Makanan Pendamping
Rekomendasi ketiga adalah tentang usia pengenalan makanan pendamping. WHO merekomendasikan pengenalan makanan pendamping pada usia 6 bulan, sambil tetap menyusui. Dalam beberapa kasus, beberapa bayi mungkin memerlukan pengenalan makanan pendamping lebih awal. Hal ini sejalan dengan pentingnya ASI sebagai sumber gizi utama bagi bayi.
4. Pola Makan yang Beragam
Rekomendasi keempat menekankan pentingnya keragaman makanan untuk bayi dan balita usia 6-23 bulan. Produk hewani seperti daging, ikan, atau telur harus dikonsumsi setiap hari.
Selain itu, buah-buahan dan sayuran juga harus dikonsumsi setiap hari. Penting untuk memasukkan makanan-makanan ini dalam diet bayi untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang.
5. Menghindari Makanan dan Minuman Tidak Sehat
Rekomendasi kelima mengingatkan kita untuk menghindari makanan dan minuman tidak sehat. Makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak trans tidak boleh dikonsumsi.
Larangan ini juga berlaku untuk minuman yang diberi gula. Meskipun tingkat keyakinan bukti yang mendukung rekomendasi ini masih rendah, kita harus berhati-hati dengan asupan makanan dan minuman yang dapat berdampak buruk pada kesehatan bayi.
6. Nutrisi dan Produk Makanan yang Diperkaya Zat Gizi
Rekomendasi keenam membahas penggunaan nutrisi dan produk makanan yang diperkaya zat gizi.
Dalam beberapa kasus di mana kebutuhan zat gizi tidak dapat dipenuhi dengan makanan yang tidak diperkaya, anak usia 6-23 bulan dapat mendapat manfaat dari suplemen zat gizi atau produk makanan yang diperkaya zat gizi. Produk seperti serbuk mikronutrien ganda (MNP) atau produk makanan yang diperkaya dapat memberikan jumlah tambahan vitamin dan mineral tanpa menggantikan makanan lain dalam diet.
7. Pemberian Makan yang Responsif atau Responsive Feeding
Rekomendasi terakhir adalah mengenai pemberian makan yang responsif. Responsive feedings adalah praktik pemberian makan yang mendorong anak untuk makan secara mandiri dan merespons kebutuhan fisiologis dan perkembangan mereka. Penting bagi ibu dan pengasuh untuk memberikan makanan dengan perhatian pada kebutuhan dan perkembangan anak, yang akan mendukung perkembangan kognitif, emosional, dan sosial mereka.