Kemoterapi Tanpa Rasa Takut: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Setiap Sesi?
Rincian proses dari A hingga Z, berikut adalah langkah-langkah yang dilalui pasien kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu pengobatan yang umum digunakan dalam penanganan kanker. Pengobatan ini bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker atau menghambat pertumbuhannya, dengan menggunakan obat-obatan kimia. Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan sistemik yang bekerja dengan mendistribusikan obat melalui aliran darah untuk membunuh sel kanker di seluruh tubuh.
Di dalam tubuh Anda, sel-sel tumbuh dan berkembang biak secara alami. Melansir dari WebMD, setiap sel membuat duplikat DNA-nya dan kemudian membelah menjadi dua sel baru. Proses ini disebut siklus sel. Sel hanya berkembang biak pada waktu tertentu, dan mati seiring bertambahnya usia. Namun apabila proses siklus sel terganggu, maka sel akan berkembang biak terlalu cepat dan menjadi penyebab munculnya kanker.
-
Kapan kemoterapi digunakan untuk mengelola kanker? Saat stadium kanker semakin lanjut dan penyembuhan tampak tidak memungkinkan, maka kemoterapi dapat digunakan untuk mengecilkan tumor dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
-
Apa manfaat utama kemoterapi bagi pasien kanker? Kemoterapi memberikan manfaat yang signifikan bagi banyak pasien kanker. Setelah menjalani kemoterapi, mayoritas pasien menunjukkan respons positif. Ada yang merespons penuh dengan hilangnya tumor sepenuhnya, sementara yang lain merespons secara parsial, di mana diameter tumor berkurang lebih dari 30 persen.
-
Kenapa kemoterapi menjadi momok menakutkan bagi banyak pasien kanker? Efek samping yang berpotensi muncul menjadi salah satu penyebab utama ketakutan ini.
-
Apa itu kemoterapi? Kemoterapi adalah metode pengobatan yang mungkin sudah dikenal luas, terutama dalam konteks pengobatan berbagai jenis kanker. Ini adalah terapi yang menggunakan zat kimia yang kuat untuk membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat dalam tubuh.
-
Bagaimana kemoterapi bekerja? Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan zat kimia yang kuat untuk membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat dalam tubuh.
Kemoterapi menargetkan sel kanker yang tumbuh cepat ini. Obat-obatan tersebut akan membunuh sel-sel ini atau setidaknya menghentikan perkembangbiakannya. Proses ini dilakukan dengan memutus bagian tertentu dari siklus sel. Tidak seperti radiasi atau pembedahan, yang hanya menargetkan area tertentu, kemo dapat bekerja di seluruh tubuh Anda. Pengobatan ini membunuh sel kanker, tetapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel sehat, seperti sel kulit, rambut, usus, mulut, dan sumsum tulang. Hal inilah yang menjadi akar dari efek samping pengobatan tersebut.
Bagi banyak pasien, kemoterapi dapat menimbulkan rasa cemas dan ketidakpastian. Mengambil kutipan dari jurnal dan penelitian para ahli, artikel ini akan menjelaskan secara mendalam proses yang dilakukan selama kemoterapi.
Prosedur dan Tahapan Kemoterapi
Konsultasi Awal dan Perencanaan Pengobatan
Sebelum memulai kemoterapi, pasien biasanya akan menjalani konsultasi dengan dokter onkologi. Dokter akan menjelaskan jenis obat yang akan digunakan, jadwal kemoterapi, serta efek samping yang mungkin timbul. Berdasarkan panduan dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), evaluasi awal adalah proses yang sangat penting untuk memahami kondisi spesifik pasien dan menentukan apakah mereka memiliki kondisi medis lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan kemoterapi. Dokter biasanya akan melakukan tes darah, biopsi, atau tes pencitraan seperti CT scan atau MRI untuk menentukan stadium dan tipe kanker.
Pada tahap ini, dokter juga akan melakukan tes darah, tes fungsi hati dan ginjal, serta pemeriksaan jantung. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasien siap untuk kemoterapi. Beberapa pasien mungkin juga membutuhkan pemasangan port-a-cath, yaitu perangkat yang membantu akses langsung ke vena untuk memudahkan pemberian obat kemoterapi.
Selain itu, jurnal Cancer Medicine menyebutkan bahwa dokter juga akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia pasien, status kesehatan umum, serta apakah pasien telah menerima pengobatan kanker sebelumnya. Ini membantu dalam menentukan dosis yang aman dan efektif untuk digunakan pada pasien.
Penentuan Jenis dan Dosis Obat Kemoterapi
Jenis obat kemoterapi yang diberikan akan bervariasi tergantung pada jenis kanker dan tujuannya, baik itu untuk menyembuhkan, mengendalikan, atau meringankan gejala kanker.
Menurut jurnal The Lancet Oncology, kemoterapi seringkali menggunakan kombinasi beberapa obat sekaligus, yang dikenal sebagai multi-drug chemotherapy, untuk meningkatkan efektivitas dalam membunuh sel kanker dan mencegah resistensi obat. Penentuan dosis juga harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari efek samping yang berlebihan.
Pemberian Kemoterapi
Pemberian kemoterapi dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung dari jenis obat yang digunakan dan kondisi pasien. Menurut studi yang dipublikasikan oleh Journal of Clinical Oncology, metode pemberian kemoterapi meliputi:
- Intravena (IV):
Metode yang paling umum digunakan, yaitu dengan memasukkan obat ke dalan tubuh melalui vena dengan infus. Obat mengalir melalui infus selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari, tergantung dengan rencana pengobatan. Proses ini memungkinkan obat menyebar cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
- Oral:
Beberapa obat kemoterapi tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul yang dapat diminum di rumah. Obat ini bekerja hampir sama seperti infus, tetapi dengan cara yang lebih nyaman bagi pasien.
- Injeksi:
Obat disuntikkan langsung ke otot atau bawah kulit.
- Intratekal:
Pemberian obat langsung ke dalam cairan tulang belakang untuk menjangkau sel-sel kanker yang ada di otak atau sumsum tulang belakang.
Menurut National Cancer Institute (NCI), kemoterapi juga bisa diberikan melalui intraperitoneal chemotherapy, di mana obat diberikan langsung ke rongga peritoneal (di perut) untuk menangani kanker seperti kanker ovarium. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, dan dokter akan mempertimbangkan hal-hal tersebut sebelum menentukan metode yang terbaik untuk pasien.
Selama proses kemoterapi, pasien biasanya duduk atau berbaring dengan nyaman di kursi khusus. Perawat atau tenaga medis akan memantau kondisi pasien secara berkala untuk memastikan bahwa tidak ada reaksi alergi atau komplikasi yang muncul selama pemberian obat.
Siklus Pengobatan
Proses kemoterapi ini akan diikuti dengan periode kesehatan. Penelitian dari British Journal of Cancer menunjukkan bahwa periode ini memungkinkan tubuh untuk pulih dari efek samping kemoterapi dan memberikan waktu bagi sel sehat untuk tumbuh kembali. Siklus ini dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan, tergantung dari jenis kanker, dosis obat, dan respons tubuh pasien terhadap pengobatan.
Siklus pengobatan umumnya terdiri dari dua fase:
- Fase pemberian obat:
Di mana obat kemoterapi diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
- Fase istirahat:
Di mana tubuh pasien diberikan waktu untuk pulih dari efek kemoterapi.
Setiap pasien akan memerlukan jumlah siklus yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis dan stadium kanker, serta bagaimana tubuh merespons terhadap pengobatan.
Pemantauan Setelah Kemoterapi
Sepanjang kemoterapi, pasien harus menjalani pemantauan ketat oleh tim medis. Menurut jurnal Seminars in Oncology, tes darah harus rutin dilakukan untuk memantau kadar sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Setelah sesi kemoterapi selesai, pasien harus menetap selama beberapa hari di rumah sakit dan tidak diperbolehkan langsung pulang. Dilansir dari Mayo Clinic, pasien akan dipantau selama beberapa hari untuk memastikan bahwa tubuh mereka bereaksi baik terhadap obat yang telah diberikan. Jika tidak ada tanda-tanda komplikasi, seperti demam tinggi, kesulitan bernapas, atau nyeri dada, pasien akan diizinkan pulang.
Namun, pemantauan tidak berhenti di sini. Pasien perlu menjalani tes darah secara rutin untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan dan mendeteksi kemunculan efek samping yang serius seperti penurunan sel darah putih yang drastis.
Kemoterapi adalah salah satu metode yang efektif untuk mengobati berbagai jenis kanker, meskipun pengobatan ini tidak lepas dari berbagai efek sampingnya. Pada setiap sesi kemoterapi, pasien akan menjalani serangkaian tahapan yang mencakup konsultasi awal, pemberian obat, siklus pengobatan dan pemantauan setelah pengobatan. Setiap pasien akan mendapatkan pengobatan kemoterapi yang berbeda, tergantung pada jenis kanker, jenis obat, dan kondisi kesehatan umum. Penelitian terus berkembang untuk meningkatkan efektivitas pengobatan ini, memberikan harapan bagi para pejuang kanker.