Peneliti kembangkan hidung dan telinga buatan di laboratorium
Peneliti berhasil mengembangkan telinga dan hidung buatan di laboratorium.
Setelah menciptakan membran untuk melapisi jantung, kini peneliti kembali melakukan hal revolusioner dengan mengembangkan telinga dan hidung buatan di laboratorium. Peneliti berencana untuk mengembangkan hidung dan telinga buatan sebagai keperluan transplantasi pada pasien yang membutuhkan.
Percobaan tersebut dilakukan oleh peneliti di Great Osmond Street Hospital dan University College London telah berhasil menggunakan lemak jari bagian perut tubuh dan mengubahnya menjadi tulang rawan. Saat ini ahli bedah mengambil tulang rawan dari bagian tubuh lainnya untuk membantu anak yang memiliki kelainan lahir di wajah mereka. Prosedur yang menyakitkan ini dilakukan untuk membentuk hidung dan telinga, serta mengimplannya pada tubuh mereka.
Teknologi ini diharapkan juga bisa membantu pasien yang tidak memiliki telinga sejak lahir karena kelainan microtia. Teknik baru ini berarti dokter bisa 'menumbuhkan' organ tubuh secara terpisah hanya dengan sampel lemak dari anak tersebut. Selanjutnya, sel batang akan diambil dan ditumbuhkan dari lemak tersebut, seperti dilansir oleh Daily Mail (02/03).
Peneliti akan meletakkan rancangan telinga pada sel batang sehingga sel tersebut bisa tumbuh sesuai bentuk dan struktur yang diharapkan. Setelahnya, telinga dan hidung buatan itu akan diletakkan di antara kulit. Meski telinga buatan ini tak akan membantu kemampuan pendengaran menjadi lebih baik, namun telinga itu terlihat seperti aslinya.
"InI adalah prospek yang menarik. Jika kami bisa menahan tulang rawan menggunakan sel batang dan jaringan, ini akan menjadi kunci untuk mengembangkan bidang kami," ungkap Neil Bulstrode, ahli bedah plastik di Great Osmond Street Hospital.
Setiap tahunnya, jumlah anak yang lahir dengan kelainan pada wajah dan tak memiliki telinga atau hidung bisa mencapai ribuan. Penemuan revolusioner ini diharapkan bisa terus berkembang dan membantu anak-anak tersebut. Peneliti percaya bahwa di masa depan, mereka bisa menggunakan teknik ini untuk bagian lain tubuh.
Baca juga:
Kemarahan ternyata benar-benar membuat kepala terasa panas!
Ternyata, pisang menyimpan 8 manfaat ini untuk kesehatan
Hindari melakukan 8 hal ini saat sedang sakit kepala
Ternyata, mengonsumsi daging tiap hari sama bahayanya dengan merokok!
Turunkan berat badan dengan 8 rempah-rempah ini
Ini bahaya mengerikan merokok di depan anak
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Mengapa penelitian ini dianggap penting? “Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,” Cheok melanjutkan,
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.