Badia Batuang, Permainan Tradisional Anak-Anak Minangkabau Jelang Waktu Berbuka Puasa
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.
Badia Batuang, Permainan Tradisional Anak-Anak Minangkabau Jelang Waktu Berbuka Puasa
Kehadiran bulan suci Ramadan selalu ditunggu-tunggu oleh anak-anak muslim di seluruh Indonesia. Selain berburu tanda tangan imam salat tarawih, di bulan suci ini anak-anak ini juga bisa bermain bersama saat sore hari menjelang waktu berbuka puasa.
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang. Kata 'badia' artinya bedil atau meriam, sedangkan 'batuang' berarti bambu besar. Biasanya anak-anak akan berkumpul untuk membuat meriam dari bambu dengan ukuran besar. (Foto: Pixabay)
-
Apa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Batubara untuk menyambut bulan Ramadan? Terakhir, ada yang namanya Pesta Tapai yang digelar sebelum Ramadan. Mungkin, tradisi ini masih terdengar asing di telinga, pasalnya Pesta Tapai hanya dilakukan oleh masyarakat Batubara. Tradisi ini masyarakat Batubara akan menjual berbagai macam jajanan di pasar. Bahkan, di beberapa gerainya terdapat pedagang lemang. Secara umum, kegiatan ini akan berlangsung selama 22 hari sebelum puasa dan tutup dua hari sebelum puasa pertama.
-
Permainan tradisional apa saja yang dilombakan di Festival Permainan Tradisional di Banyuwangi? Seperti halnya enggrang bambu, enggrang batok, balap karung, congklak, gobak sodor yang dimainkan dalam festival ini.
-
Apa itu permainan tradisional Sunda, Patipung Tipung Balung? Patipung Tipung Balung terbilang unik lantaran si pemain harus bisa menahan senyum agar tidak mendapat hukuman. Hukumannya juga lucu, yakni diberi tepung terigu atau bedak putih menggunakan jari.
-
Siapa yang terlibat dalam kirab defile di Festival Permainan Tradisional? Selain ada sejumlah cabang permainan tradisional yang dilombakan, juga terdapat kirab defile dari masing-masing kontingen yang berasal dari Unit Pembantu Teknis Dinas (UPTD) Dispendik se-Kabupaten Banyuwangi.
-
Apa tradisi yang dilakukan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten untuk menyambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Dimana Festival Permainan Tradisional di Banyuwangi diselenggarakan? Ribuan anak bermain bersama di Taman Blambangan dalam tajuk Festival Permainan Tradisional, Sabtu (22/7/2023).
Sayangnya di era yang serba modern, anak-anak zaman sekarang cenderung memilih untuk bermain gawai yang membuat permainan tradisional seperti badia batuang seakan terlupakan.
Lantas, seperti apa proses pembuatan dan cara bermain menggunakan badia batuang? Simak informasi selengkapnya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Pemilihan Bambu
Dihimpun dari beberapa sumber, badia batuang ini terbuat dari sebatang bambu yang memiliki diameter sekitar 15 cm, dengan ketebalan sekitar 1 sampai 1,5 cm serta panjangnya sekitar 4-5 buku Bambu (1 buku sekitar 30 cm).
Biasanya, anak-anak akan memilih bambu untuk dijadikan meriam berdasarkan usianya. Biasanya akan dipilih bambu dengan usia yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Badiang batuang ini tidak hanya menjadi permainan anak-anak ketika menjelang waktu berbuka puasa, melainkan juga dimainkan ketika waktu sahur untuk membangunkan penduduk sekitar.
Gunakan Minyak Tanah
Untuk memainkan badiang batuang ini meriam dari bambu tadi diberi minyak tanah.
Bambu akan dilubangi ujungnya dan lubang kecil sebelum pangkalnya. Kemudian, barulah meriam itu disulut lalu akan mengeluarkan suara dentuman keras.
- Serunya Bermain Mancik-Mancik, Petak Umpet Ala Anak Minang yang Kini Mulai Dilupakan
- Intip Serunya Gasiang, Permainan Tradisional Khas Minangkabau yang Kini Hampir Punah
- Bebatuan Unik Peninggalan Zaman Purba di Pandeglang Ini Berbentuk Gamelan, Ini Keunikan Situs Batu Goong
- Mengenal Rorodaan, Permainan Anak Tradisional dari Bandung Barat yang Sarat Makna
Ketika memainkan badiang batuang harus berhati-hati. Sewaktu-waktu api bisa menyembur dari lubang kecil yang berada dipangkalnya. Jika tidak hati-hati, bisa membakar alis atau bulu mata.
Apakah permainan ini mengganggu warga sekitar? Tentu saja tidak, biasanya anak-anak akan memainkan meriam ini jauh dari perkampungan atau di tempat luas seperti lapangan, kebun, sawah, ladang, dan sebagainya.Meski kini eksistensi dari badiang batuang ini sudah mulai memudar, namun di beberapa desa seperti Pauah Kuraitaji, Kampung Apar, Sikapak, dan Marunggi masih kerap terdengar suara dari meriam bambu ini.