Berawal dari Ritual Keagamaan, Tarian Khas Bengkulu Ini Kini Jadi Budaya Daerah
Ritual ini rutin dilakukan setiap tahunnya pada bulan Muharam yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.
Ritual ini rutin dilakukan setiap tahunnya pada bulan Muharam yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.
Berawal dari Ritual Keagamaan, Tarian Khas Bengkulu Ini Kini Jadi Budaya Daerah
Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan hingga kesenian tradisionalnya masing-masing.
Bengkulu merupakan salah satu kota yang memiliki beragam jenis kreasi kesenian tradisional yang unik.
-
Bagaimana proses pelaksanaan tradisi Tabot di Bengkulu? Upacara Tabot dimulai dengan pengambilan tanah sebelum 1 Muharram. Kemudian dilanjutkan dengan ritual Duduk Penja, yang melibatkan proses penyucian benda yang disebut Penja. Proses ketiga adalah Menjara, merupakan salah satu tahapan yang menghadirkan elemen persaudaraan dan kebersamaan dalam perayaan. Bagian penting dari tradisi Tabot adalah Malam Arak Jari-jari dan Arak Sorban pada tanggal 7 Muharram. Dilanjut tanggal 9 Muharram pelaksanaan Tabot mencapai Hari Gam, yaitu momen ketika keheningan mencakup seluruh perayaan, menandakan keseriusan dan penghormatan kepada tradisi Tabot. Lalu masih banyak proses lainnya yang dilangsungkan hingga tanggal 10 Muharram.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tutunggulan? Tradisi Tutunggulan Mengutip Instagram @napakjagatpasundan, seni Tutunggulan merupakan tradisi memukul alat lesung dengan alu. Alu merupakan alat penumbuk berbahan kayu atau bambu, sedangkan lesung merupakan wadah mirip perahu yang terbuat dari batang kayu utuh untuk wadah padi.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Kapan tari tradisional mulai berkembang? Jenis tari tradisional telah berkembang dari masa ke masa yang telah melewati waktu cukup lama di suatu daerah, adat, atau etnik.
-
Bagaimana cara tari tradisional berkembang dan lestari? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.
-
Apa yang dimaksud dengan "Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon"? Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon atau Kepungan Tumpeng Mogana merupakan sastra lisan tradisi tumpengan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir laut Selatan, tepatnya di Desa Mangunweni, Kecamatam Ayah, Kabupaten Kebumen.
Seiring berjalannya waktu, ritual Tabut diwujudkan dalam bentuk sebuah acara besar yang bernama Festival Tabut sebagai salah satu daya tarik wisatawan hingga menjadi event tahunan. Tari Tabut pun termasuk dalam hiburan yang masih berkaitan erat dengan ritual Tabut.
Sejarah Tari Tabut
Melansir dari artikel "Tari Tabut Sebagai Manifestasi Budaya Masyarakat Kota Bengkulu" karya Syielvi Dwi Febrianti dkk, Tari Tabut ini diciptakan oleh Dindin, seniman tari yang ada di Bengkulu. Ia tergabung dalam kelompok Artistika bersama dengan rekan-rekannya, lalu mulai menggarap ritual Tabut menjadi sebuah tarian.
Sementara itu Tabut sendiri adalah sebuah upacara keagamaan yang berasal dari golongan Syiah yang telah berubah menjadi budaya khas masyarakat Kota Bengkulu. Ritual ini rutin dilakukan setiap tahunnya pada bulan Muharam yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.
Prestasi tertinggi dari kesenian ini adalah pada tahun 1987 saat tampil pada acara festival tari Indonesia yang berlangsung di Istana Negara. Tarian ini mendapat banyak pujian dan penampilannya menjadi hal wajib saat ritual Tabut.
Ragam Gerak Tarian
Setiap gerakan dari tari Tabut ini merupakan pengembangan dari gerakan tari tradisi Bimbang Gedang yang ada di Kota Bengkulu. Selain itu, gerakan tarian ini juga diadaptasi dari tujuh unsur tari yang ada di Bimbang Gedang.
Kemudian, pola-pola tariannya dikembangkan lebih mendalam sehingga lahir sebuah gerakan-gerakan baru tetapi tetap menggambarkan ritus dari ritual Tabut itu sendiri.
Ciri Khas Tari Tabut
Setiap kesenian daerah tentunya memiliki ciri khas yang sudah menjadi sebuah tanda atau identitasnya. Begitu juga dengan Tari Tabut yang memiliki ciri khas pada bagian busana dan propertinya.
- Sejarah Tradisi Bakar Tongkang, Ritual Tahunan Wujud Syukur Masyarakat Bagansiapiapi
- Mengenal Tradisi Tabot, Ritual Perayaan Tahunan dalam Menyambut Tahun Baru Islam di Bengkulu
- Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa
- Mencicipi Kue Ka Khas Pulau Seribu, Hanya Ada saat Ritual Nelayan Pulang Melaut
Untuk busana ini menggunakan baju adat Bengkulu berdasarkan syariat Islam yang berlaku. Bagian kepalanya terdapat kreasi bentuk Tabut. Sementara baju laku-laki menggunakan pakaian Melayu.
Kemudian, dari segi properti ada banyak aksesoris yang harus disematkan kepada penarinya. Namun ciri khas yang utama terletak pada ketiga properti, di antaranya: jari-jari, coki-coki, dan miniatur Tabut. Apabila ketiga properti itu muncul maka sudah bisa dijawab bahwa itu adalah tari Tabut.
Melibatkan Banyak Penari
Penampilan tari Tabut ini awalnya berjumlah 7 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Untuk laki-laki dalam tarian ini berperan membawa properti seperti coki-coki dan miniatur Tabut.
Seiring berkembangnya zaman, jumlah penari ini dimodifikasi tergantung dari kebutuhan sang koreografer dalam menampilkan tari Tabut ketika di atas panggung.