Cakak Pepadun, Upacara Pengangkatan Jadi Pimpinan Masyarakat Adat Lampung Pepadun
Masyarakat Pepadun terbuka serta mengandung nilai-nilai egaliter.
Masyarakat Pepadun terbuka serta mengandung nilai-nilai egaliter.
Cakak Pepadun, Upacara Pengangkatan Jadi Pimpinan Masyarakat Adat Lampung Pepadun
Sebagian masyarakat tradisional di Indonesia masih berpegang erat pada status sosial dalam pengangkatan gelar kepada seseorang. Hal ini juga dilakukan oleh masyarakat adat Pepadun yang berada di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih.
Kelompok adat ini memiliki keunikan dalam mengangkat pimpinan adat mereka. Tradisi bernama Cakak Pepadun ini telah diwariskan dari generasi ke generasi. Foto: Pixabay)
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Apa itu tradisi Cikibung? Dahulu, tradisi Cikibung lazim dilakukan oleh ayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk melindungi anaknya. Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari.
-
Apa yang dipelajari dari Tradisi Panah Kasumedangan? Belajar dari Tradisi Panah Kasumedangan, Olahraga Tradisional Khas Sumedang Sarat Makna Keunikan lain dari tradisi panahan ini adalah cara membidiknya yang tidak menggunakan mata, melainkan menggunakan hati. Kabupaten Sumedang memiliki julukan sebagai pusat budaya Sunda. Ini karena di kota kecil nan sejuk itu berbagai tradisi buhun atau lama lahir, salah satunya Panah Kasumedangan yang mengajarkan berbagai makna kehidupan.
Terbuka dan Demokratis
Masyarakat Pepadun terbuka serta mengandung nilai-nilai egaliter. Mereka juga lebih fleksibel dan setiap orang meskipun belum menikah bisa mendapatkan gelar.
Melansir dari berbagai sumber, konsep adat ini masih berkaitan dengan prinsip Nengah Nyappur atau membuka diri kepada masyarakat agar memiliki pengetahuan yang luas, lalu ada Neumi Nyimah yang artinya bersikap murah hati dan ramah terhadap semua orang.
Setiap orang memiliki kesempatan untuk melakukan peningkatan status adatnya dengan melakukan upacara ini yang mengharuskannya membayar sejumlah uang (dau) dan hewan ternak kerbau. Jumlah uang dan kerbau ini dibayarkan sesuai dengan peningkatan status adat yang diinginkan.
Bagian dari Acara Pernikahan
Cakak Pepadun ini menjadi jalan untuk mendapatkan gelar adat. Kemudian ada pula Begawi yang bertujuan untuk mendapatkan kenaikan status dalam adat melalui gelar Suttan yang menandakan status paling tinggi.
Selain gelar Suttan, masih ada beberapa gelar lainnya seperti Pengiran, Rajo, Ratu, dan Batin. Pada intinya, Begawi adalah merupakan acara penetepan seseorang menjadi penyimbang. Dalam masyarakat Pepadun, Penyimbang adalah kedudukan adat paling tinggi yang dipegang oleh laki-laki tertua dari keturunan tertua.
Selain itu, Begawi atau yang bisa disebut Begawi Cakak Pepadun ini juga berkaitan dengan upacara pernikahan. Dalam keadaan ini, Begawi Cakak Pepadun bertujuan untuk memberikan gelar kepada pasangan pengantin yang melangsungkan pernikahannya.
- Terungkap Hasil Tes Kejiwaan Mahasiswa Pamer Alat Kelamin di Bandar Lampung
- Menilik Adat Perkawinan Lampung, Mulai dari Perundingan Sampai Pelepasan Anak Gadis
- Mudik Lebaran 2024, Pemudik di Lampung Antre 3 Jam untuk Masuk Kapal ke Merak
- Cegah Kecurangan Pemilu, Cak Imin: Rakyat Turun Tangan untuk Mengawasi
Mulai Memudar
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, ritual adat ini sudah mulai memudar dan pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun ini juga semakin menurun.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi memudarnya tradisi ini, salah satunya adalah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan acara bahkan hingga rasa solidaritas antar masyarakat yang sudah mulai terkikis.