Jejak Batu Palindo, Situs Patung Megalitik 'Sang Penghibur' di Lembah Bada Sulawesi Tengah
Peninggalan batu megalitik setinggi 4,5 meter ini merupakan bukti sejarah dari keberadaan Suku Napu, Besoa, dan Bada yang sudah menempati Lembah ini sejak lama.
Peninggalan batu megalitik setinggi 4,5 meter ini merupakan bukti sejarah dari keberadaan Suku Napu, Besoa, dan Bada yang sudah menempati Lembah ini sejak lama.
Jejak Batu Palindo, Situs Patung Megalitik 'Sang Penghibur' di Lembah Bada Sulawesi Tengah
Bukti peninggalan sejarah batu megalitikum banyak sekali dijumpai di beberapa daerah Indonesia.
Batu-batu tersebut kebanyakan masih berkaitan dengan leluhur, tak terkecuali menjadi benda yang suci atau disakralkan bagi penduduk setempat.
Salah satu peninggalan batu megalitikum tersebut berada di Sulawesi, tepatnya pada suatu lembah yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu.
Batu yang berupa patung itu masih ada kaitannya dengan sejarah Suku Napu, Besoa, dan Bada. (Foto: WIkipedia)
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Di mana letak situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Situs tersebut berada di tengah pemukiman penduduk dan hanya berjarak 300 meter dari tepi Sungai Pawan.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Di mana situs megalitik ini berada? Melansir dari beberapa sumber, situs megalitik ini tak hanya ditemukan di satu titik saja, melainkan tersebar di 64 titik yang berada di 51 desa atau kelurahan di Kabupaten Lahat.
-
Apa yang ditemukan di Lembah Bada, Sulawesi Tengah, lebih dari 100 tahun lalu? Puluhan patung besar terbuat dari batu yang diukir berwajah mirip manusia ditemukan di Lembah Bada, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, lebih dari 100 tahun lalu.
-
Apa yang dibahas dalam Munas Badan Pengelola Geopark se-Indonesia? Dalam munas tersebut dibahas sejumlah agenda. Antara lain penguatan kelembagaan dan jejaring Geopark Indonesia, serta pembahasan program pendukung konservasi Geopark.
Patung ini berdiri gagah dan kokoh di tengah-tengah padang savana yang sudah menghijau. Bahkan, patung ini sudah menjadi ikon dari Sulawesi Tengah yang sudah cukup terkenal di kalangan para wisatawan.
Mungkin yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana batu sebesar 4 kali orang dewasa itu bisa dibuat dan berdiri di tengah-tengah hamparan alam yang luas.
Sampai sekarang, belum ada jawaban pasti terkait Patung Palindo dan lainnya itu dibuat.
Patung 'Sang Penghibur'
Mengutip dari beberapa sumber, kata "Palindo" dalam bahasa Indonesia berarti Sang Penghibur atau juga disebut dengan Watu Palindo dalam bahasa Bada yang artinya patung batu megalitik.
Secara ukuran, patung ini setinggi 4 kalinya orang dewasa atau sekitar 4,5 meter.
Patung ini dikatakan sebagai "Sang Penghibur" karena pada ukirannya berbentuk wajah yang sedang gembira atau tersenyum.
Perkiraan usia patung ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, kurang lebih pada abad ke-14.
Cerita Legenda
Terdapat kisah legenda yang cukup berkembang di masyarakat setempat.
Dulunya Raja Luwu memerintahkan sebanyak 1800 orang untuk memindahkan patung tersebut dari Sepe ke Palopo, sebuah daerah di bagian Selatan yang jauh disana.
Namun, wacana pemindahan patung itu berujung gagal. Akhirnya patung tersebut hanya dipindah posisinya saja yang sebelumnya menghadap ke wilayah Luwu Selatan lalu diputar menghadap ke Barat sebagai bentuk penghinaan terhadap raja.
Upaya melecehkan sang raja itu berujung petaka. Saat patungnya diubah arahnya, patung ini jatuh ke samping dan membunuh 200 orang.
Lalu, patung itu tidak lagi disentuh sehingga sampai sekarang posisinya miring dan menghadap ke Barat.
Banyak Dikunjungi Wisatawan
Dilansir dari situs pariwisata.sultengprov.go.id, pesona Patung Palindo ini membuat setiap orang penasaran dengan wujud aslinya. Tak heran, jika banyak sekali pengunjung dari daerah maupun mancanegara yang menyambangi tempat ini karena penasaran.
- Kilas Balik Kilang Minyak Plaju, Peran Penting Pengolahan Minyak Mentah di Bumi Sumatera
- Berawal dari Temuan Batu Menarik oleh Perwira Belanda, Ini Kisah Pabrik Semen Pertama Indonesia yang Ternyata Ada di Padang
- Menguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo
- Semeru Erupsi Lagi, Begini Sejarah Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa
Bisa juga ditempuh dengan pesawat dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar menuju Kota Poso yang hanya memakan waktu 45 menit saja.
Setelah itu, dilanjutkan dengan perjalanan darat yang kurang lebih memakan waktu 3 jam lamanya. Keberadaan Patung Palindo inin mengingatkan kita pada situs megalitik Stonehenge yang ada di Pulau Paskah.