Ketinting Kiluan, Perahu Tradisional Andalan Masyarakat Teluk Kiluan yang Tangguh Membelah Lautan
Meski terbuat dari kayu, kapal ini sangat kuat dan tangguh untuk mengarungi ganasnya ombak di lautan.
Meski terbuat dari kayu, kapal ini sangat kuat dan tangguh untuk mengarungi ganasnya ombak di lautan.
Ketinting Kiluan, Perahu Tradisional Andalan Masyarakat Teluk Kiluan yang Tangguh Membelah Lautan
Teluk Kiluan yang berada di Kabupaten Tanggamus, Lampung terkenal dengan destinasi wisata bahari. Di tempat ini anda bisa bertemu dengan lumba-lumba dan paus. Selain itu, teluk ini juga cocok untuk snorkeling.
Selain daya tarik wisata baharinya, teluk ini juga memiliki sebuah kapal tradisional yang diproduksi oleh masyarakat setempat. (Foto: e-katalog.lkpp.go.id)
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan Utara? Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Kalimantan Utara setelah sebagian besar bagian kerak Bumi masuk ke dalam lapisan dalam Bumi.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
Bagi masyarakat Desa Pekon di Kiluan Negeri, industri pembuatan kapal ini sangat membantu ekonomi mereka terutama saat musim paceklik atau objek wisata sedang sepi pengunjung. Kapal ini juga sudah menjadi produk unggulan daerah mereka.
Meski terbuat dari kayu, kapal ini sangat kuat dan tangguh untuk mengarungi ganasnya ombak di lautan. Sehingga kapal ini cocok untuk digunakan oleh para nelayan yang harus menghabiskan berjam-jam di lautan lepas.
Jenis Perahu Jukung
Perahu Ketinting ini masih termasuk dalam jenis perahu Jukung. Melansir dari berbagai sumber, Jukung meruapakan salah satu jenis perahu tradisional khas Nusantara.
Perahu-perahu jenis Jukung ini tersebar di banyak daerah, mulai dari Banjar di Kalimantan Selatan, masyarakat Madura dan Bali, dan hampir seluruh pesiir Sumatera mengenal jenis perahu ini.
Meski banyak tersebar di berbagai daerah, tentu dalam proses pembuatannya berbeda-beda. Begitu juga dalam pembuatan Ketinting khas warga desa Kiluan Negeri ini. (Foto: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta)
Dimensi Kapal
Ketinting Kiluan ini memiliki standar ukuran dengan panjang 11 meter dan lebar 60 cm. Perahu ini bahan dasarnya terbuat dari kayu Tabuh utuh yang dilubangi dan diserut menjadi bagian lambung perahu. Kayu Tabuh ini sendiri banyak tumbuh di sekitar Pesisir Kiluan.
- Melihat Keseruan Tradisi Sedekah Bumi di Demak, Kaya Hasil Tangkapan Laut
- Mengenal Upacara Muang Jong, Tradisi Selamat Laut oleh Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung
- Mencicipi Kue Ka Khas Pulau Seribu, Hanya Ada saat Ritual Nelayan Pulang Melaut
- Serunya Tradisi Sedekah Laut di Brebes, Bentuk Rasa Syukur Para Nelayan
Kapal ini terkenal dengan kekuatannya yang tangguh dan kuat menghadapi air laut. Hal ini dikarenakan ujung kapal yang lancip kemudian di sisi kiri dan kanannya dipasangi cadik atau kerangka dari bambu agar tetap seimbang ketika terkena terpaan ombak dan angin.
Terkenal Tangguh dan Kuat
Bentuk kapal yang aerodinamis membuat Kelinting Kiluan ini sangat kuat menghadapi ganasnya ombak di lautan. Banyak produk kapal tersebut digunakan untuk nelayan, serta mengantar wisatawan melihat lumba-lumba.
Kapal ini cukup kuat untuk menempuh perjalanan panjang. Buktinya, Kelinting pernah digunakan untuk melaut ke Laut Jawa hingga menyeberang ke Ujung Kulon. Perjalanan ini sangatlah lama, yaitu selama 6 sampai 8 jam perjalanan.
Terbukti, jika kapal buatan masyarakat Kiluaun ini sangatlah kuat dan tangguh ketika berada di lautan. Selain menjadi produk unggulan, kapal ini menjadi berkah bagi pencipta serta penggunanya.