Kisah Heroik Brigjen Hasan Basri, Sosok yang Proklamirkan Kedudukan Kalimantan sebagai Bagian dari NKRI
Ia memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949.
Ia memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949.
Kisah Heroik Brigjen Hasan Basri, Sosok yang Proklamirkan Kedudukan Kalimantan sebagai Bagian dari NKRI
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Hasan Basry lahir pada 17 Juni 1923 di Kalimantan Selatan. Ia merupakan sosok tokoh militer dan juga pahlawan nasional Indonesia. Ia berjasa dalam memproklamirkan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari NKRI.
Jasa-jasa selama hidupnya itulah yang sampai detik ini masih selalu dikenang dan bahkan menjadi tauladan bagi para prajurit TNI.
Putra Bumi Lambung Mangkurat ini kerap ikut andil dalam masa-masa perjuangan kemerdekaan. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa yang menobatkan Kiras Bangun sebagai Pahlawan Nasional Indonesia? Pada 2005, nama Kiras Bangun ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Kapan Abdurrahman Baswedan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional? Atas jasa-jasanya semasa hidup, ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018 di Istana Kepresidenan Jakarta.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana untuk memberantas KKN di Indonesia? Maka, pidato saya begitu terpilih, saya kumpulkan ASN saya, bapak ibu, mulai hari ini tidak ada korupsi, mulai hari ini tidak ada gratifikasi. Mulai hari ini tidak ada jual beli jabatan. Mulai hari ini tidak ada sogok sogokan,” jelas dia.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa yang menjadi Pahlawan Nasional Indonesia karena perjuangannya untuk Indonesia di kancah internasional? Berkat kontribusinya dalam memperjuangkan Indonesia di kancah dunia internasional, ia telah ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada 6 November 1998.
Tidak banyak catatan soal riwayat pendidikan Hasan. Ia diketahui menyelesaikan sekolah di Hollands Inlandsche School (HIS) atau setingkat Sekolah Dasar (SD). Kemudian ia sempat belajar keagamaan di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan.
Ia lantas mendaftar ke Kweekschool Islam Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.
Awal Terjun Menjadi Pejuang
Ia berhasil menyusup ke kapal yang membawanya kembali ke Kalimantan Selatan pada 30 Oktober 1945. Setelah tiba, ia menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran untuk mengirimkan pamflet atau poster soal kemerdekaan Indonesia.
Dari sinilah, rasa perjuangan mulai muncul dalam diri seorang Hasan Basri. Pada 5 Mei 1946, para pejuang mendirikan Laskar Syaifullah dan Hasan menjadi pemimpinnya.
Namun pada 24 September 1946, beberapa anggota Laskar ditangkap oleh Belanda. Dengan terpaksa, Hasan Basri mengumpulkan sisa-sisa anggotanya lalu membentuk Benteng Indonesia.
Merepotkan Belanda
Hadirnya sosok Hasan ini membuat Belanda selalu bingung dan kewalahan. Meski telah ditandatangani Perjanjian Linggarjati, ia tetap tidak peduli dan tetap melawan penjajah.
Ketika Perjanjian Renville di tanda tangani, ia bersikeras menolak untuk membawa pasukannya ke Pulau Jawa yang dikuasai Indonesia.
Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan pertahanan Belanda pada masa itu. Ia memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949.
- Dilepas Heru Budi dan Dibawa 'Maung', Bendera Pusaka Merah Putih Dikirab Menuju Bandara Halim
- Masyarakat Diajak Meriahkan Kirab Bendera Pusaka Besok 10 Agustus
- Aksi Heroik Kapolres di Riau Gendong Nenek 70 Tahun Pingsan Antre Sembako
- Aksi Heroik Perwira Polisi di Rokan Hulu Evakuasi Nenek Sahar Berusia Hampir Seabad dari Banjir
Duduki Jabatan Penting
Pasca proklamasi, Hasan melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar tahun 1951-1953 lalu melanjutkan di Kairo selama dua tahun. Kembali ke Tanah Air, ia dilantik menjadi Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Territorial VI Kalsel.
Dua tahun kemudian, ia dilantik menjadi Panglima Komando Daerah Militer X/Lambung Mangkurat. Ia kemudian menjalani pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat di Bandung selama setahun.
Sekembalinya dari Bandung, pada 28 September 1959 ia kembali menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer X/Lambung Mangkurat.
Bekukan Ormas PKI
Suasana politik yang sedang memanas tidak menyurutkan keberanian Hasan. Ia mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta ormasnya pada tahun 1960.
Sempat mendapat teguran dari Presiden Soekarno, namun kegigihan Hasan tetap kokoh sebagai penguasa perang daerah Kalimantan Selatan. Pembekuan PKI ini dikenal dengan peristiwa Tiga Selatan (Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan).
Ia mengakhiri jabatannya sebagai Pangdam pada tahun 1961. Bertepatan dengan peringatan Proklamasi Kalimantan, sebanyak 11 organisasi politik dan militer menetapkan nama Hasan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.
Dianugerahi Pahlawan Nasional
Masih banyak jabatan penting yang pernah diemban oleh Hasan hingga akhir hayatnya. Ia wafat pada 15 Juli 1984 di Jakarta karena sakit yang dideritanya.
Ia dimakamkan di Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya, dia dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3 November 2001.
Salah satu warisan terbesar yang pernah ia lahirkan adalah mendirikan Universitas Lambung Mangkurat bersama rekan-rekannya dari kesatuan TNI Divisi Lambung Mangkurat. Kampus ini resmi berdiri pada 21 September 1958.