Memburu Amparan Tatak Pisang, Jajanan Andalan saat Berbuka Puasa Khas Banjarmasin
Bulan Ramadan menjadi momen berburu makanan khas daerah yang menjadi menu andalan untuk santapan berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
Bulan Ramadan menjadi momen berburu makanan khas daerah yang menjadi menu andalan untuk santapan berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
Memburu Amparan Tatak Pisang, Jajanan Andalan saat Berbuka Puasa Khas Banjarmasin
Setiap daerah tentu memiliki ciri khas makanan tradisional yang telah menjadi menu favorit masyarakat setempat. Bukan hanya di hari biasa, makanan khas daerah biasanya juga akan muncul saat bulan Ramadan tiba.
Salah satu makanan tradisional itu berasal dari Banjarmasin yang bernama Kue Amparan Tatak Pisang. Mungkin, mayoritas masyarakat Banjarmasin sudah tau makanan ini. Keberadaannya pun selalu diburu saat menjelang berbuka puasa. (Foto: Wikipedia)
-
Apa saja jenis makanan yang ditukar dalam tradisi Tukar Takjil? Adapun jenis makanan takjil yang dibawa pulang seperti pempek ikan, pempek panggang, jongkong, mi, lontong, kue bolu, brownies, pastel, agar-agar, rujak mi, kolak ubi, kolak pisang, tekwan ikan, ketan putih, dan jenis makanan lezat lainnya.
-
Apa tradisi unik Masjid Saka Tunggal Banyumas di bulan Ramadan? Masjid Saka Tunggal merupakan salah satu masjid tua di Banyumas. Masjid itu konon sudah dibangun pada tahun 1288 Masehi. Namun ada versi lain yang menyebutkan kalau masjid itu berdiri pada tahun 1522 Masehi. Terlepas dari sejarahnya, masjid ini punya tradisi unik, terutama saat Bulan Ramadan. Salah satunya adalah tradisi mematikan lampu saat zikir setelah melaksanakan Salat Tarawih. Pada momen itu, lampu masjid dimatikan selama lima menit, setelah itu kembali dinyalakan.
-
Apa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Batubara untuk menyambut bulan Ramadan? Terakhir, ada yang namanya Pesta Tapai yang digelar sebelum Ramadan. Mungkin, tradisi ini masih terdengar asing di telinga, pasalnya Pesta Tapai hanya dilakukan oleh masyarakat Batubara. Tradisi ini masyarakat Batubara akan menjual berbagai macam jajanan di pasar. Bahkan, di beberapa gerainya terdapat pedagang lemang. Secara umum, kegiatan ini akan berlangsung selama 22 hari sebelum puasa dan tutup dua hari sebelum puasa pertama.
-
Apa tradisi yang dilakukan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten untuk menyambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kenapa makanan tradisional Jawa Timur populer? Dengan begitu, pengalaman Anda berkunjung ke berbagai kota di Jawa Timur akan lebih lengkap dan seru.
Kue tradisional yang satu ini bentuknya hampir menyerupai dengan kue Nagasari dan memiliki cita rasa manis serta tekstur yang lembut. Selain itu, biasanya kue ini dijual dalam loyang berukuran besar lalu dipotong menjadi beberapa bagian. Untuk harga, kue ini sangat murmer hanya Rp5000 saja.
Lantas, seperti apa kenikmatan dari Kue Amparan Tatak Pisang khas Banjarmasin? Simak ulasan informasinya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Sejarah Singkat
Dihimpun dari beberapa sumber, pada zaman dahulu kue ini biasa disajikan untuk kaum-kaum bangsawan dari Kerajaan Banjar dan juga Daha. Seiring berkembangnya zaman, makanan ini akhirnya bisa disantap oleh semua orang dan kerap hadir di acara-acara besar Suku Banjar.
Keunikan dari kue ini adalah namanya yang diambil dari bentuknya saat disajikan di atas meja. Saat pembuatan, kue ini diletakkan dalam loyang besar berbentuk bulat. Setelah matang, kue ini disajikan dalam bentuk hamparan yang beralaskan daun pisang.
Kue ini rupanya tidak hanya populer di Banjarmasin saja, melainkan juga menyebar hingga Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, hingga Tembilahan, Kepulauan Riau.
Golongan Kue Basah
Kue Amparan Tatak Pisang ini memiliki tekstur yang lembut ketika pertama kali dikunyah. Pada bagian luarnya, terlihat warna putih bersih. Tetapi ketika sudah dipotong, akan terlihat dalamnya yang ada isian buah pisang atau buah nangka.
Selain teksturnya yang lembut, kue ini juga terdapat rasa gurih yang dipadukan dengan rasa manis tentunya membuat lidah bergoyang. Tak heran, jika kue ini menjadi menu favorit masyarakat ketika berbuka puasa, karena rasanya yang tidak terlalu manis ataupun gurih.
Cara Membuat
Dihimpun dari kanal Liputan6.com, untuk mencicipi makanan ini anda tidak perlu lagi jauh-jauh datang ke Banjarmasin. Karena anda bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang cukup mudah ditemukan.
Untuk lapisan bawah, bahan yang disiapkan tepung beras 100 gram, santan 300 ml, gula pasir 55 gram, vanili bubuk, garam, daun pandan, pisang raja potong kotak kecil 6 buah. Sedangkan, untuk lapisan atas tepung beras 25 gram, santan kental 250 ml, gula pasir dan garam.
Lalu, panaskan kukusan, rebus santan bersama gula, garam, dan daun pandan hingga mendidih dan larut. Kemudian campur dengan tepung beras dan vanili di dalam baskom.
Kemudian, tuang rebusan santan yang masih panas sedikit-sedikit. Terus aduk adonan hingga halus dan licin. Ambil 3/4 bagian adonan tersebut, tuang ke loyang yang sudah dioles minyak goreng dan kukus adonan 15 menit.
Lalu, campur sisa adonan dengan pisang raja, aduk hingga rata. 15 menit kemudian, tuang adonan pisang diatas kukusan tadi, kembali dikukus selama 15 menit. Untuk lapisan atas, cukup campur semua bahan lalu rebus hingga meletup. Matikan api, aduk sampai adonan mulus licin tanpa buih.
Tuang adonan tadi di atas lapisan pisang, lalu kukus lagi 15-20 menit. Setelah itu keluarkan dari kukusan, dinginkan sejenak, kue pun sudah siap disantap.