Mencicipi Aia Niro, Minuman Khas Solok yang Wajib Dicoba
Olahan gula aren yang berasal dari hutan bukan kayu yang dimanfaatkan oleh petani di Solok, Sumatra Barat.
Olahan gula aren yang berasal dari hutan bukan kayu yang dimanfaatkan oleh petani di Solok, Sumatra Barat.
Mencicipi Aia Niro, Minuman Khas Solok yang Wajib Dicoba
Indonesia dikenal begitu kaya akan hasil alamnya yang begitu beragam. Masyarakat di berbagai daerah telah lama memanfaatkan hasil alam di sekitar mereka untuk dijadikan bahan makanan hingga alat-alat untuk membantu kehidupan sehari-hari mereka.
Masyarakat Solok, Sumatra Barat juga memanfaatkan salah satu tumbuhan yang menghasilkan air aren atau disebut Aia Niro. Cairan manis ini diambil ketika kolang-kaling atau buah tap masih berbentuk putik.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Apa contoh akulturasi yang terjadi dalam bidang kuliner di Indonesia? Misalnya, dalam makanan, terdapat akulturasi antara rempah-rempah dari India dan teknik masak dari China yang menghasilkan masakan Nusantara yang kaya akan rasa dan aroma.
-
Apa jenis tarian yang menjadi bagian dari budaya tradisional di Lampung? Provinsi Lampung memiliki ragam seni dan budaya yang menarik untuk diulas lebih dalam. Salah satu seni dan budaya dalam bidang tari bernama Tari Selapanan.
-
Apa makanan tradisional favorit Soekarno saat diasingkan di Muntok? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Soto Ayam khas Nusantara? Nggak bisa dipungkiri, soto ayam adalah salah satu makanan favorit yang nagih banget. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah di Nusantara punya versi soto ayamnya sendiri yang bikin lidah bergoyang.
-
Seblak apa yang menjadi primadona kuliner di Jawa Barat? Makanan ini biasa dihidangkan sebagai camilan maupun lauk pauk bersama nasi. Sifatnya yang berkuah, dengan isian kerupuk basah membuat seblak jadi primadona.
Kemudian, pelapahnya dipukul-pukul atau dimemarkan selama beberapa hari hingga keluar cairan. Apabila sudah keluar, lalu digantung menggunakan bambu atau penampung agar air yang menetes bisa terkumpul.
Cairan Aia Niro ini berwarna bening, mirip kelapa. Rasanya segar dan begitu nikmat. Cairan manis yang diperoleh itu bernama Niro, warnanya sedikit keruh. Nah, Niro ini tidak akan bertahan lama, maka petani setempat langsung mengambilnya dan diolah.
Dari Hasil Hutan Bukan Kayu
Mengutip dari situs walhisumbar.org, Aia Niro ini merupakan salah satu dari sekian banyak Hasil Hutan Bukan Kayu (HHKB). Cairan ini kemudian banyak dimanfaatkan oleh para petani dan juga masyarakat setempat.
Biasanya, masyarakat akan memanfaatkan Aia Niro ini menjadi gula aren. Prosesnya pun masih menggunakan cara-cara tradisional.
Pengolahan Gula Aren
Sebelum menjadi gula aren, proses pertama yang harus dilakukan yaitu mengumpulkan seluruh Aia Niro lalu disaring agar lebih bersih. Kemudian, setelah bersih baru dibawa ke tempat memasak.
Aia Niro yang sudah disaring kemudian dimasak dan jangan lupa untuk sesekali diaduk agar tidak gosong ketika mendidih. Aia Niro yang sudah dipanaskan akan mengeluarkan buih.
Buih-buih tadi tentu akan meluap dari panci. Agar tidak meluap berlebihan, tambahkan 2 butir kemiri yang sudah dihaluskan lalu ditabur di pinggir wajan. Jangan lupa untuk membuang buih yang sudah berlebihan.
Setelah direbus, cairan gula tadi akan berubah warna menjadi kecokelatan. Cairan yang sudah menjadi kecokelatan tadi akan berubah teksturnya menjadi kental dan mengeluarkan letupan.
- Mengenal Denda Adat Sopi dan Ayam Merah, Sanksi Bagi Perusak Hutan Dalam Kawasan Cagar Alam Mutis Timor Tengah Selatan
- Meneguk Segarnya Air Dohot, Minuman Unik Khas Melayu yang Diburu Masyarakat Riau
- Mencicipi Godok Batinta, Kudapan Legendaris Berwarna Hitam dan Manis Khas Sumatra Barat
- Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda
Dicetak Satu per Satu
Apabila sudah direbus dalam beberapa waktu, untuk mengecek apakah gula aren sudah siap dicetak atau belum, hanya menambahkan gula aren tadi ke dalam air dingin. Apabila membeku, sudah siap cetak. Jika belum sempurna, akan menyebabkan tumbuhnya jamur.
Ketika sudah siap dicetak, kemudian dituangkan ke dalam cetakan dari bambu atau batok kelapa lalu dinginkan selama satu malam penuh. Setelah itu, baru bisa dibungkus.
Biasanya, masyarakat setempat akan membungkusnya dengan daun pisang, upih pinang, daun jati, atau berbagai macam media alami lainnya.