Mengenal Krinok, Seni Vokal Tradisional Masyarakat Jambi Sejak Zaman Pra-Sejarah
Salah satu tradisi dari Provinsi Jambi yang konon sudah berusia ratusan tahun ini sampai sekarang masih terus dilestarikan.
Salah satu tradisi dari Provinsi Jambi yang konon sudah berusia ratusan tahun ini sampai sekarang masih terus dilestarikan.
Mengenal Krinok, Seni Vokal Tradisional Masyarakat Jambi Sejak Zaman Pra-Sejarah
Krinok salah satu kesenian tradisional dari Provinsi Jambi tepatnya di Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Muara Bungo.
Kesenian ini pada awalnya hanya berupa puisi lama yang dinyanyikan dengan nada-nada tinggi tanpa alat musik.
-
Mengapa tari tradisional disebut sebagai wujud budaya daerah? Tari tradisional adalah wujud sebuah budaya di suatu daerah.
-
Bagaimana musik oklik menjadi kesenian tradisional di Bojonegoro? Proses perubahan oklik dari alat komunikasi dan sarana ritual pengobatan warga kemudian menjadi kesenian dengan sendirinya. Dulunya alat musik ini dipukul secara tidak beraturan dengan pola ritmis abstrak. Suatu ketika ada perkumpulan beberapa penunggu cakruk yang memainkan oklik secara bersama-sama. Mereka dapat menciptakan pola ritme serempak dan rancak ketika dibunyikan bersama-sama. Oklik kemudian dikenal sebagai kesenian asli Bojonegoro.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Kenapa Randai diiringi musik tradisional? Musik-musik ini berfungsi sebagai pengiring tetapi juga bagian penting narasi.
-
Apa yang menjadi salah satu ciri khas budaya di Kecamatan Gegesik, Cirebon? Masyarakat Cirebon mengenal Gegesik sebagai salah satu kecamatan yang terletak di sisi barat kota tersebut. Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata wilayah ini juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satu yang unik adalah berburu tikus.
Lantas, seperti apa kesenian Krinok dari Jambi? Simak ulasan informasi yang dirangkum dari beberapa sumber berikut ini.
Cikal Bakal Seni Suara
Keberadaan Krinok yang sudah berlangsung cukup lama ini konon menjadi cikal bakal lahirnya seni suara seperti yang kita ketahui sekarang. Bahkan, Krinok sudah muncul sebelum masuknya agama Buddha ke wilayah Jambi.
Sebelum masuknya pengaruh agama, seni vokal sudah digunakan untuk pembacaan doa ataupun mantra tertentu. Kemudian, seiring berjalannya waktu berubah menjadi suatu kesenian yang disebut Krinok.
Segi karakteristik, kesenian Krinok saat ini cenderung mengedepankan sisi personal dan juga pembawaan yang penuh emosi.
Ketika agama Islam tiba di Jambi, Krinok sempat mendapat pertentangan dari para tokoh Islam karena tidak sesuai dengan kaidah ajaran Islam.
Dari Menghibur sampai Menarik Hati
Krinok pada awalnya hanya dibawakan oleh seorang laki-laki saat sedang bekerja di ladang atau mencari kayu di hutan.
Selain itu, Krinok bisa dilantunkan sendiri dan saling berbalas dengan orang lain dalam jarak tertentu.
Sebuah budaya akan berubah atau beradaptasi dengan budaya lain yang mempengaruhinya. Akan tetapi, Krinok tetap bertahan meskipun sempat mendapat pertentangan.
Krinok, seni vokal tradisional masyarakat Jambi ini telah memiliki tempat istimewa di berbagai lapisan masyarakat setempat.
Saat ini, fungsi Krinok digunakan untuk penghibur diri, mengusir binatang liar, hingga untuk menarik hati perempuan yang hendak dinikahi.
Berpadu dengan Alunan Musik
Bagaimana dengan para wanita untuk menghibur diri? Mereka memiliki alat musik bernama Kelintang Kayu sebagai medianya. Biasanya akan dimainkan ketika istirahat saat bekerja di sawah.
Kelintang Kayu dimainkan menggunakan naluri si pemain alias mencari nada-nadanya sesuai imajinasi untuk menghasilkan suara yang merdu dan indah. Alat musik ini terdiri 6 kayu yang menghasilkan 6 nada, Kelintang Kayu dimainkan oleh dua orang.
- Mengenal Tradisi Ratiban di Brebes, Arak-Arakan Jalan Kaki Menuju Telaga demi Perkuat Tali Silaturahmi
- Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun
- Mengenal Syawalan Morodemak, Tradisi Sedekah Laut Masyarakat Demak saat Lebaran
- Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Seiring berkembangnya waktu, seniman Krinok memadukan alat musik Kelintang Kayu dengan Krinok. Perpaduan dua unsur ini rupanya menjadi sebuah kesenian yang tak kalah indah dan menarik.
Krinok tak hanya diiringi oleh Kelintang Kayu, seiring berjalannya waktu dipadukan dengan instrumen lainnya seperti gong, gendang panjang dan biola.
Fungsi Krinok
Ketika Krinok dipadukan dengan Kelintang Kayu, biasanya akan dimainkan saat bekerja di sawah baik secara solo atau duet. Kesenian ini menjadi hiburan wajib bagi muda-mudi saat kegiatan Beselang atau gotong royong.
Bertambahnya zaman, Krinok mulai digemari oleh muda-mudi. Krinok mulai ditampilkan pada malam pesta pernikahan dan acara-acara lainnya.
Krinok berhasil menarik dan memikat para muda-mudi untuk menari secara bebas, saling berbalas pantun untuk mengungkapkan perasaan yang sedang kasmaran.