Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
Setiap menyambut bulan Ramadan yang penuh berkah, hampir seluruh masyarakat Indonesia akan melakukan ragam tradisi dan budaya yang sudah dilakukan sejak lama. Hal tersebut juga dilakukan oleh masyarakat Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Tradisi unik milik masyarakat Pasaman Barat itu bernama Maapam. Ya, setiap tahun, saat menyambut hari-hari besar Islam termasuk Bulan Ramadan, mereka akan memasak apam untuk dibagikan kepada masyarakat. (Foto: muri.org)
-
Apa tradisi unik yang dilakukan di Masjid Al-Mahmudiyah Suro saat bulan Ramadan? Mengutip dari kanal Liputan6.com, masjid tertua di Palembang ini memiliki sebuah tradisi yang dilaksanakan ketika bulan puasa tiba, yaitu berbagi Bubur Suro gratis kepada masyarakat.
-
Apa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Batubara untuk menyambut bulan Ramadan? Terakhir, ada yang namanya Pesta Tapai yang digelar sebelum Ramadan. Mungkin, tradisi ini masih terdengar asing di telinga, pasalnya Pesta Tapai hanya dilakukan oleh masyarakat Batubara. Tradisi ini masyarakat Batubara akan menjual berbagai macam jajanan di pasar. Bahkan, di beberapa gerainya terdapat pedagang lemang. Secara umum, kegiatan ini akan berlangsung selama 22 hari sebelum puasa dan tutup dua hari sebelum puasa pertama.
-
Apa tradisi unik Masjid Saka Tunggal Banyumas di bulan Ramadan? Masjid Saka Tunggal merupakan salah satu masjid tua di Banyumas. Masjid itu konon sudah dibangun pada tahun 1288 Masehi. Namun ada versi lain yang menyebutkan kalau masjid itu berdiri pada tahun 1522 Masehi. Terlepas dari sejarahnya, masjid ini punya tradisi unik, terutama saat Bulan Ramadan. Salah satunya adalah tradisi mematikan lampu saat zikir setelah melaksanakan Salat Tarawih. Pada momen itu, lampu masjid dimatikan selama lima menit, setelah itu kembali dinyalakan.
-
Kenapa memberikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa menjadi tradisi di bulan Ramadhan? Selain menjadi tradisi, memberikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa juga bisa membakar semangat untuk menjalankan puasa selama satu bulan.
-
Apa tradisi yang dilakukan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten untuk menyambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Apa tradisi unik yang dijalankan oleh masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas ketika Lebaran? Tradisi itu dinamakan Bada Riaya. Tradisi itu dilaksanakan setelah mereka melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan.
Sebagai bentuk pelestarian agar tradisi Maapam tidak punah, sampai saat ini masyarakat di Pasaman Barat pasti akan melaksanakan tradisi tersebut.
Penasaran dengan tradisi unik dari Pasaman Barat ini? Simak informasinya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Warisan Nenek Moyang
Tradisi Maapam merupakan sebuah kegiatan yang sudah berlangsung cukup lama. Bahkan, tradisi ini menjadi warisan dari nenek moyang mereka. Cara pelaksanaan Maapam sendiri masih sama.
Dalam proses pelaksanaan, apam akan dimasak oleh ibu-ibu. Tradisi ini juga tidak bersifat individu, melainkan dikerjakan secara bersama-sama.
Bentuk Gotong-Royong
Tradisi Maapam sendiri juga tidak melulu soal menyambut Bulan Suci Ramadan dengan penuh antusias. Di balik itu semua, tradisi ini juga memiliki makna dan simbol yang begitu mendalam di lapisan masyarakat.
Tradisi menjadi bentuk nyata dari sikap gotong-royong antar sesama masyarakat. Ya, praktik ini terjadi ketika dalam proses pembuatan Apem yang dilakukan secara bersama-sama.
Selain itum Maapam juga bentuk dari silaturahmi antar masyarakat. Nilai-nilai sosial pada tradisi ini begitu jelas dan kental. (Foto: Kemenag Sumbar)
Pelaksanaan Maapam
Untuk pembuatan Apam terbilang cukup mudah. Mengutip dari Antara, bahan-bahan yang digunakan cukup terjangkau dan gampang didapat. Bahannya mulai dari tepung beras yang ditumbuk, santan kelapa, garam, gula, dan gula aren sebagai pemanis alaminya.
Kemudian, seluruh bahan itu diaduk menjadi satu hingga membentuk tekstur adonan yang berwarna putih. Apam yang dimasak ibu-ibu ini kemudian dipanaskan pada tungku atau tempat memasak yang masih tradisional.
- 5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai
- Mengenal Marandang untuk Sambut Ramadan, Tradisi Masyarakat Minangkabau yang Tak Lekang oleh Waktu
- Mengenal Tradisi Nyepuh Khas Warga Ciamis, Sambut Ramadan dengan Hias Kampung hingga Makan Nasi Kuning
- Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau
Pelaksanaan Maapam bisa dilakukan di rumah masing-masing, atau di masjid, musala yang ada di setiap kampung.
Masuk Rekor MURI
Dalam melestarikan dan mengenal budaya lokal kepada masyarakat luas, tradisi Maapam sudah melampauinya. Tradisi ini sudah masuk dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Hal ini terlampir dalam situs resmi muri.org yang mengatakan jika tradisi Maapam pada tahun 2020 berhasil memasak Apam di atas 1.074 tungku tradisional.