Mengenal Olop-Olop Bolon, Acara Pesta Rakyat Milik Orang Batak
Olop-Olop Bolon, acara pesta rakyat sebagai ungkapan rasa syukur atas berkat yang melimpah milik masyarakat Batak
Budaya Indonesia sangat beragam, salah satunya Olop-Olop Bolon milik orang Batak.
Mengenal Olop-Olop Bolon, Acara Pesta Rakyat Milik Orang Batak
Apa itu Olop-Olop Bolon
Melansir dari Jurnal Fungsi dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal pada Olop-Olop Bolon pada Masyarakat Beragama Malim di Pelabuhan Ajibata, Parapat, Olob-Olob Bolon merupakan acara pesta rakyat Batak Toba yang masih menganut agama Malim khususnya di Kecamatan Ajibata. Kata "Olo-Olop" berarti "Syukuran" sedangkan "Bolon" itu "Besar. Maka artinya Olop-Olop Bolon adalah syukuran yang besar. Namun, sampai hari ini pesta ini sudah sangat sulit dijumpai. Secara umum, Olop-Olop Bolon adalah simbol rasa syukur atas berkat melimpah yang diberikan oleh tuhan.
-
Apa itu umpasa dalam budaya Batak? Umpasa adalah seni lisan puisi lama berupa pantun dalam masyarakat Batak Toba.
-
Bagaimana orang Batak mempertahankan budaya kekeluargaan saat merantau? Kemudian ikatan marga dan kekeluargaan yang kuat juga menanamkan rasa tanggung jawab dan saling membantu. Bahkan, tak hanya keluarga inti, marga jauh pun juga diajarkan untuk membantu apabila memiliki rezeki yang lebih.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari budaya Batak Toba? Rumah adat Batak yang dikenal sebagai Rumah Bolon ini menjadi salah satu ciri khas dari budaya Batak Toba.
-
Kenapa tradisi bakar batu sangat penting bagi warga Papua? Bagi warga Papua, tradisi ini adalah bentuk syukur terhadap berkah yang diberikan Tuhan untuk dimanfaatkan manusia.
-
Bagaimana warga Papua menjalankan tradisi bakar batu? Semua orang bekerja sama untuk menyiapkan bahan-bahan, menyalakan api, mengatur batu-batu, membungkus makanan, hingga menyantap hasil masakan bersama-sama. Masakan dibagi secara merata agar semua orang bisa menikmatinya dengan suka cita.
-
Apa itu tradisi bakar batu di Papua? Bakar batu adalah ritual memasak bersama dengan menggunakan batu-batu panas yang ditata di tanah sebagai pengganti kompor.
Pelaksanaan Olop-Olop Bolon
Pada saat berlangsungnya acara pesta rakyat Olop-Olop Bolon, tentunya melibatkan banyak tokoh masyarakat seperti ulu punguan, raja-raja, tokoh adat dan para undangan dari kampung lainnya. Biasanya acara ini dipimpin oleh ulu punguan atau pimpinan jemaat agama Malim. Setiap pelaksanaan pesta rakyat ini, selalu dihadiri oleh banyak orang terutama penganut agama Malim. Pada tahun 2019, Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) kembali menggelar Olop-Olop Bolon untuk melestarikan budaya Batak.
Ungkapan Rasa Syukur
Olop-Olop Bolon biasanya dilaksanakan untuk mensyukuri hasil panen yang melimpah. Saat ini, sudah sangat jarang menjumpai pesta rakyat ini. Namun, sebagian masyarakat Batak beragama Malim masih melestarikannya. (Foto: umsu.ac.id)
Diiringi Musik Tradisional
Saat acara berlangsung, biasanya Olop-Olop Bolon diiringi dengan musik tradisional bernama Margondang yaitu terdiri dari taganing/gendang, ogung/gong, dan sarune/serunai. Gondang menjadi instrumen wajib ada disetiap pelaksanaan acara adat Batak Toba.
Ada Sesajen
Tak hanya diiringi musik tradisional khas Batak, Olop-Olop Bolon juga ada yang disebut dengan "Ulihan" atau sesajen. Nantinya, sesajen tersebut dipersembahkan ketika acara berlangsung. Adapun macam-macam sesajen yang digunakan, seperti ni pangulu balang (untuk kakek dan nenek), habonaran ni huta (untuk malaikat menjaga kampung menurut kepercayaan orang Batak, dan ompunta sisingamangaraja. Ulihan atau sesajen yang digunakan adalah ayam putuh untuk pangulu balan (pengawal raja), manuk sabur bintang untuk (malaikat penjaga kampung), dan jarum bosi. Persembahan sesajen tadi dilaksanakan dengan iringan gondang.
Tempat Pelaksanaan
Tempat berlangsungnya Olo-Olop Bolon adalah menggunakan balai pasogit atau tempat ibadah agama Malim. Persiapannya sudah dimulai sejak hari sabtu, bertepatan dengan hari ibadah agama Malim. Saat itulah sesajen harus diketahui kualitasnya baik atau tidak dengan cara seseorang harus kesurupan roh leluhur. Apabila sesajen telah dicicipi, maka tidak akan diterima saat penyajian. Bagaimana mengetahui jika "kualitas" sesajen itu baik, yaitu dengan menggunakan kuku dan ada tanda jika makanan atau sesajen itu masih kurang baik kualitasnya.
- Mengenal Inggir-Inggir, Tumbuhan Unik yang Dipercaya Suku Batak Bisa Sembuhkan Penyakit
- Begini Jawaban Kapolres Bitung Ditanya Penyebab Bentrok Dua Ormas
- Jaksa Kena OTT KPK, PKS: Yang Mana Mau Kita Anggap Orang Mulia dan Terjaga dari Segi Hukum?
- "Guncangannya Seperti Selamanya. Orang-Orang Menangis, Ketakutan, dan Saling Berpelukan"