Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung
Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.
Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung
Provinsi Lampung memiliki ragam seni dan budaya yang menarik untuk diulas lebih dalam. Salah satu seni dan budaya dalam bidang tari bernama Tari Selapanan.
Tari Selapanan sampai saat ini masih jarang diketahui, terutama masyarakat Lampung itu sendiri. Meski demikian, tarian ini harus tetap dilestarikan dan dijaga keberadaannya di tengah gempuran teknologi yang serba modern.
-
Bagaimana cara tari tradisional berkembang dan lestari? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi labuhan? Tradisi Labuhan adalah ritual yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap 8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengkubuwono dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Kapan tari tradisional mulai berkembang? Jenis tari tradisional telah berkembang dari masa ke masa yang telah melewati waktu cukup lama di suatu daerah, adat, atau etnik.
-
Bagaimana cara nelayan merayakan tradisi Larung Kepala Kerbau? Pesta Bersenang-senang Saat Larung Kepala Kerbau atau Tradisi Lomban digelar, baik itu masyarakat biasa atau nelayan turut tumpah ruah dalam kegembiraan dan menghabiskan waktu bersenang-senang di laut. Selain itu, ada juga lomba menangkap bebek dan angsa yang dilepaskan ke tengah laut. Kemudian ada lomba mengambil barang yang dilempar dari perahu.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Di mana Tari Tradisional dapat dipentaskan? Mendukung dan mengapresiasi pertunjukan tari tradisional yang diselenggarakan di tempat terbuka, panggung, pura, atau tempat lainnya.
Perkembangan Tari Selapanan
Mengutip berbagai sumber, Tari Selapanan sudah mulai muncul dan populer pada masa kejayaan pemerintahan adat istiadat Keratuan Darah Putih pada abad ke-16 di Desa Kahuripan Saka/Negara Ratu.
Sejak saat itulah banyak ragam jenis tarian yang berkembang di lapisan masyarakat Lampung, kemudian sempat berkurang ketika masa penjajahan tiba.
Banyak dari ragam jenis tarian yang berkembang sebagai pelengkap acara adat yang diadakan langung oleh Keratuan Darah Putih.
Ditampilkan 30 Tahun
Tari Selapanan biasa ditarikan minimal 30 tahun sekali karena tarian ini hanya untuk pernikahan keturunan laki-laki pertama dari pihak keratuan dan juga acara-acara besar di Keratuan Darah Putih, contohnya saat pengangkatan gelar "Pahlawan Radin Intan II" tahun 1987.
Tarian ini sayangnya masih jarang diketahui oleh masyarakat Lampung itu sendiri. Hal ini dikarenakan tarian ini biasa dibawakan dalam kurun waktu yang cukup lama.
Biasanya, tarian ini dibawakan oleh Muli Mekhanai, perwakilan dari penyimbang adat yang ada di Keratuan Darah Putih secara bergantian. Bahkan, kostum yang digunakan masih kental dengan Keratuan Darah Putih.
Penampilan Tari Selapanan
Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tari Selapanan dibawakan oleh 4 penari, 2 penari pria dan 2 penari perempuan. Biasanya tarian ini akan muncul ketika acara Ruwah atau Syukuran tepat sehari sebelum berakhirnya acara.
- Mengenal Tari Sigeh Penguten, Kesenian dalam Menyambut Tamu Agung di Lampung
- Mengenal Tueng Dara Baro, Tradisi Ngunduh Mantu ala Masyarakat Aceh
- Mengenal Tari Batin, Kesenian Upacara Adat Lampung Barat yang Menjadi Simbol Keagungan
- Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Pada pelaksanaannya, penari pria berusaha untuk menjatuhkan Kikat, yaitu gerak samber yang berguna untuk menunjukkan kebolehan masing-masing. Apabila Kikat milik salah satu penari pria itu jatuh, maka tarian dihentikan dan dilanjutkan dengan pasangan penari lainnya.
Bagi penari perempuan, aksesoris yang digunakan saat pelaksanaan Tari Selapanan menggunakan kipas.
Ditetapkan Menjadi WBTB
Meski tarian ini popularitasnya sangat rendah, tetapi Tari Selapanan sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 lalu.