Mengenang Sejarah Aksi Tritura, Tonggak Utama Lahirnya Masa Orde Baru di Indonesia
Tritura sendiri merupakan momentum perpindahan dari masa pemerintahan Orde Lama (Soekarno) menuju Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.
Beberapa hari terakhir ini aksi demo kembali marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia sebagai bentuk perlawanan dan penolakan terhadap Revisi Undang-Undang Pilkada.
Dalam sejarah demokrasi di Indonesia, aksi demonstrasi memang sudah kerap dilakukan sejak masa perpindahan Orde Lama menuju Orde Baru.
-
Kenapa Soeharto diawasi ketat setelah Peristiwa G30S/PKI? Angkatan Darat tak mau Soeharto diculik oleh kekuatan PKi yang masih tersisa.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Apa latar belakang pendidikan Kiran, cucu Soekarno? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Bagaimana Soeharto menjalankan operasi Trikora? Operasi Trikora disiapkan untuk perang besar-besaran dengan Belanda guna merebut Irian Barat. Sejumlah pasukan sudah disusupkan. Namun perang terbuka batal terjadi. Masalah Irian dibawa ke jalur diplomasi.
-
Mengapa Soebandrio dianggap terlibat dalam G30S/PKI? Bagi AD, Soebandrio dianggap terlibat PKI, atau setidaknya memberi angin terjadinya G30S.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
Aksi ini kemudian dikenal dengan nama Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat yang selalu diperingati setiap 10 Januari 1966 di Indonesia. Peristiwa Tritura adalah gerakan besar yang dilakukan oleh sejumlah organisasi mahasiswa.
Tritura sendiri merupakan momentum perpindahan dari masa pemerintahan Orde Lama (Soekarno) menuju Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Aksi ini juga berdampak pada sistem politik secara menyeluruh maupun krisis ekonomi yang semakin parah.
Latar Belakang Aksi Tritura
Dihimpun dari berbagai sumber, pemicu utama atau latar belakang dari kemunculan aksi Tritura ini karena ketidakstabilan ekonomi dan politik pada tahun 1960-an. Beberapa kebijakan Presiden Soekarno dinilai tak efektif sehingga menimbulkan inflasi.
Aksi tersebut juga menjadi protes terhadap pemerintah yang lamban dalam menindaklanjuti perisitwa Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965. Mahasiswa menilai peristiwa berdarah itu dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kemudian aksi ini dilakukan oleh berbagai kelompok organisasi mahasiswa, di antaranya KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa) serta Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) dan beberapa organisasi lainnya.
- Tersenyum Manis dan Tepuk Tangan Titiek Soeharto saat Prabowo Subianto Beri Hormat Setelah Dilantik
- Sejarah 20 Mei, Diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional
- Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia
- 10 Januari: Peringati Hari Tritura, Tonggak Sejarah Kelahiran Orde Baru
Lahirnya Tiga Tuntutan
Sesuai dengan namanya, aksi ini untuk menyuarakan tiga tuntutan yang dilayangkan kepada pemerintah kala itu. Dikutip dari portal.asahankab.go.id, ada isi dari ketiga tuntutan tersebut, yaitu membubarkan Partai Komunis Indonesia karena pemerintah lamban dalam menanggapi sikap PKI yang terlibat dalam G30S.
Kedua, merombak kabinet Dwikora yang dinilai tidak mampu mengendalikan kestabilan politik, ekonomi, dan sosial. Menurut masyarakat Presiden Soekarno lebih mementingkan perebutan Irian Jaya dan urusan konfrontasi antara Indonesia-Malaysia.
Dan yang terakhir, masyarakat meminta pemerintah menurunkan harga bahan-bahan pokok. Kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah kurang tepat sehingga memicu terjadinya inflasi yang semakin buruk.
Dampak Aksi Tritura
Pasca aksi tuntutan, Presiden Soekarno langsung melakukan perombakan kabinet Dwikora pada 21 Februari tetapi masih melibatkan para tokoh politik dari PKI. Aksi pun kembali pecah pada 24 Februari 1966 yang mengakibatkan seorang mahasiswa meninggal dunia.
Setelah itu, Presiden Soekarno merilis Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang memberikan tugas dan wewenang untuk memulihkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang diserahkan kepada Soeharto. Momentum inilah turut melahirkan bibit-bibit kekuasaan Orde Baru.
Dari segi ekonomi, kondisinya semakin pun semakin buruk. Hal ini secara tidak langsung memberikan tekanan yang berdampak pada keamanan dan ketertiban masyarakat di Indonesia.
Peristiwa Tritura ini pun menjadi salah satu sejarah yang patut untuk dikenang. Maka setiap tanggal 10 Januari ditetapkan sebagai hari Tritura. Panjang umur perjuangan.