Mengulik Tari Iyo-Iyo, Tarian Sakral Ungkapan Rasa Syukur Kepada Nenek Moyang Setelah Panen
Di Provinsi Jambi terdapat sebuah kesenian tradisional sebagai ungkapan rasa syukur kepada nenek moyang yang telah dilakukan turun-temurun.
Di Provinsi Jambi terdapat sebuah kesenian tradisional sebagai ungkapan rasa syukur kepada nenek moyang yang telah dilakukan turun-temurun.
Mengulik Tari Iyo-Iyo, Tarian Sakral Ungkapan Rasa Syukur Kepada Nenek Moyang Setelah Panen
Tiap provinsi di Indonesia tentunya memiliki kesenian tradisional yang unik dan masih percaya dengan nenek moyang atau leluhurnya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kesenian tersebut bergeser menjadi tarian budaya yang terus dilestarikan.
Salah satu tarian tersebut berasal dari Provinsi Jambi yang bernama Tari Iyo-Iyo. Kesenian ini masih berunsur sakral dan terkait dengan nenek moyang mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa itu Tradisi Nengget? Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam. HAl ini bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
-
Bagaimana cara melestarikan tari tradisional di Indonesia? Mendidik dan melatih generasi muda untuk mempelajari dan menguasai tari tradisional dari daerah asalnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah, sanggar tari, komunitas tari, atau media daring.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
Tari Iyo-Iyo sudah ada sejak lama dan kehadirannya tak lepas dari upacara Kenduri Sko atau upacara adat yang sampai sekarang masih terlaksana tepatnya di Kabupaten Kerinci dan Sungai Penuh, Jambi.
Berikut ulasan Tari Iyo-Iyo dari Jambi yang dirangkum dari beberapa sumber.
Ungakapan Rasa Syukur
Mengutip Jurnal Sendratasik Vol. 11 No. 2 tahun 2022, awal mulanya Tari Iyo-Iyo dimainkan sebagai bentuk rasa syukur terhadap nenek moyang setelah panen.
Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kerinci masih bermata pencaharian menjadi petani dengan hasil bumi salah satunya padi. Jauh sebelum digunakan sebagai ungkapan rasa syukur, tarian ini dulunya bersifat sakral karena digunakan masyarakat untuk menyeru leluhur yang disebut dengan Nyaho.
Dalam mengungkapkan rasa syukur atas melimpahnya hasil panen, mereka membawakan tarian ini dengan cara menari seperti gerakan burung elang yang sedang terbang dan diiringi dengan nyanyian sebagai bentuk menyerukan atau memanggil leluhur mereka.
Konon, menurut kepercayaan masyarakat setempat bahwa jin-jin yang ada di gunung itu dianggap sebagai nenek moyang dan mereka sangat mengagungkannya.
Kesenian Pengangkatan Gelar
Seiring berjalannya waktu, pertunjukan Tari Iyo-Iyo mulai bergeser menjadi tarian yang ditampilkan saat pengangkatan Gelar Depati Ninik Mamak atau pemimpin adat.
Arti Iyo-Iyo adalah mengiya-iyakan atas keberadaan nenek moyang. Namun, kini berubah membenarkan atau menyetujui perintah yang diberikan oleh pemangku adat, orang tua yang dipercayai, yang dihormati, dan dihargai.
Perbedaan Tari Iyo-Iyo untuk pengangkatan gelar dan upacara Kenduri Sko sedikit berbeda. Saat Kenduri Sko, penarinya adalah masing-masing Depati dapat memilih 1 atau 2 anak butino yang akan menampilkan Tarian Iyo-iyo secara bersama dengan anak butino Depati lainnya.
Sedangkan saat upacara pengangkatan gelar Depati Ninik Mamak, penarinya adalah Depati itu sendiri.
- Mengenal Tari Tanduak, Tarian Tradisional Warisan Kerajaan Jambu Lipo di Sumatra Barat
- Mengenal Dongkrek, Kesenian Tradisional dari Madiun yang Hampir Punah
- Keunikan Tari Ngebeng Khas Jambi, Seni Pertunjukan yang Dulunya Dianggap Tabu
- Mengulik Makna Tari Tradisi Ketuk Tilu Asli Jabar, Ada Ronggeng 'Penghubung' Roh Leluhur
Pelaksanaan Tari
Tari Iyo-Iyo dilaksanakan pada malam hari karena pengangkatan gelar Depati Ninik Mamak selalu dimulai setiap malam setelah salat isya. Pertunjukan Tari Iyo-Iyo diletakkan pada acara terakhir tepatnya di atas jam 9 malam.
Uniknya dari tarian ini adalah para penari tidak memakai pakaian adat setempat, namun memakai busana sehari-hari yang layak digunakan untuk pergi pesta. Prinsipnya adalah seragam dan kompak mulai dari warna baju, jilbab, dan kain batik yang digunakan.
Pelaksanaan Tari Iyo-Iyo juga masih menggunakan asap dari kemenyan yang disemburkan oleh seorang Hulu Balang kepada penari. Dengan pengasapan ini suasana seketika langsung berubah menjadi sakral dan penari pun semakin bersemangat melakukan gerakan.