Mengunjungi Masjid Indrapuri, Bangunan Bersejarah di Aceh yang Berdiri di Atas Reruntuhan Candi
Masjid Indrapuri ini dulunya merupakan sebuah candi Hindu yang akhirnya berubah fungsi menjadi masjid pada tahun 1618.
Masjid Indrapuri ini dulunya merupakan sebuah candi Hindu yang akhirnya berubah fungsi menjadi masjid pada tahun 1618.
Mengunjungi Masjid Indrapuri, Bangunan Bersejarah di Aceh yang Berdiri di Atas Reruntuhan Candi
Bangunan ini sudah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya pada 12 Januari 1999. Secara arsitektur, bangunan ini nampak jelas seperti candi. Dulunya bangunan ini dipercaya sebagai tempat pemujaan sebelum agama Islam masuk ke wilayah tersebut.
Simak asal usul Masjid Indrapuri yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Sejarah Masjid
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Masjid Indrapuri ini dulunya merupakan sebuah candi Hindu yang akhirnya berubah menjadi masjid pada tahun 1618. Kawasan masjid ini memiliki luas sekitar 33 hektare dan dikelilingi oleh material reruntuhan candi. (Foto: Wikipedia)
-
Bagaimana Masjid Tuha Indrapuri mencerminkan gaya arsitektur tradisional Aceh? Arsitektur Masjid Tuha Indrapuri mencerminkan gaya arsitektur tradisional Aceh, dengan dominasi kayu sebagai bahan utamanya. Salah satu ciri khasnya adalah atap masjid yang didukung oleh tiang-tiang kayu yang kuat dan megah.
-
Apa keistimewaan Beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu? Konon saat ditabuh suaranya pernah terdengar sampai Cirebon yang berjarak puluhan kilometer.
-
Bagaimana Masjid Agung Sumenep merefleksikan budaya Jawa? Gaya khas arsitektur Jawa tampak pada bentuk atap bergaya tajug kerucut lancip menjulang tinggi. Atap model ini banyak diterapkan pada candi kuno warisan peradaban Jawa.
-
Kapan Masjid Tuha Indrapuri dibangun? Masjid ini berdiri pada 1618 di atas tanah seluas 33.875 meter persegi pada puncak kejayaan Sultan Iskandar Muda.
-
Kenapa Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao penting bagi sejarah Islam di Sumatra Barat? Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Dimana Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu berada? Sebuah beduk di Masjid Jami Sabilul Huda, Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu dianggap memiliki keistimewaan.
Dalam konteks Hindu, Indrapuri diartikan sebagai tempat pemujaan Dewa Indra. Maka dari itu, masjid ini masih sangat kental dengan unsur-unsur agama Hindu meskipun sudah berubah peran menjadi tempat ibadah orang muslim.
Bahkan pada 1878, Masjid Indrapuri ini pernah menjadi tempat penobatan Sultan Aceh yaitu Tuanku Mohammad Daudsyah.
Arsitektur Masjid
Masjid ini berdiri dengan luas 18,8 x 18,8 meter dan dibangun menggunakan kayu. Ada 36 tiang yang berdiri di atas umpak atau pondasi yang berasal dari batu-batu kali.
Dari 36 tiang tadi, empat tiang merupakan tiang utama (soko guru) yang berbentuk persegi delapan yang menyangga bagian atap masjid. Uniknya, masjid ini tidak memiliki jendela maupun pintu. Untuk masuk ke ruangan masjid, terdapat sebuah tembok yang tidak disambung untuk akses keluar masuk masjid.
Pintu masjid yang berada di sebelah timur merupakan undakan pertama. Pada pelatarannya terdapat kolam bak penampungan air yang digunakan untuk berwudu.
Kemudian, di masjid ini terdapat mihrab yang terletak di sisi barat yang terbuat dari tembok dengan ukuran setinggi orang dewasa. Di sebelah utara masjid juga terdapat sebuah bangunan kecil dan bertingkat yang berguna sebagai menara yang dilengkapi dengan kentongan.
Ada Kaligrafi
Pada bagian ujung Kaso di sudut barat laut, tenggara, dan barat daya terdapat ragam hias kaligrafi dan motif sulut bunga.
Kaligrafi tersebut dipahat dengan bunyi "Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam" dan terdapat angka tahun bertuliskan "1270 H".
Selain itu terdapat kaligrafi bertuliskan "La illah". Konon penulisan itu dimaksudkan untuk menulis kata Syahadat, namun pengerjaannya tak sempat rampung.