Menelusuri Sarkofagus Tomok, Peninggalan Megalitik di Makam Raja Sidabutar Samosir
Orang Batak Toba percaya bahwa terdapat tradisi Megalitik yang masih berkaitan dengan roh leluhur.

Orang Batak Toba percaya bahwa terdapat tradisi Megalitik yang masih berkaitan dengan roh leluhur.

Menelusuri Sarkofagus Tomok, Peninggalan Megalitik di Makam Raja Sidabutar Samosir
Pulau Samosir di Sumatra Utara begitu terkenal dengan pesona alamnya yang indah dan menjadi salah satu ikon wisata di Indonesia. Bagi orang Batak, pulau ini juga menjadi tempat lahirnya leluhur mereka.
Tak heran jika di Pulau Samosir terdapat berbagai macam peninggalan dari masa lalu yang menarik untuk ditelusuri.
Beberapa peninggalan itu di antaranya makam Raja Sidabutar, Batu Persidangan Sialagan, Sarkofagus, hingga Kubur Batu.
Salah satu peninggalan zaman megalitik yang sampai sekarang masih bisa dilihat secara langsung yaitu Sarkofagus Tomok yang berada di Desa Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Intip penelusuran Sarkofagus Tomok di Samosir yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Berusia Ratusan Tahun
Mengutip dari beberapa sumber, usia dari Sarkofagus Tomok ini konon sudah berusia 400 tahun. Peninggalan ini adalah sebuah peti mati yang terbuat dari batu yang keberadaannya kerap dijumpai di berbagai wilayah di Sumatra Utara.
Orang Batak Toba percaya bahwa terdapat tradisi Megalitik yang masih berkaitan dengan roh leluhur. Konsep ini berlaku di Sarkofagus Tomok ini yang masih adanya kehidupan setelah mati.
Ada Pahatan Figur
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada Sarkofagus Tomok tepatnya di Makam Sidabutar, terdapat sebuah hiasan yang menggambarkan sosok figur tertentu.
Pada bagian wadah terdapat pahatan figur yang menonjol dan terkesan menyeramkan yang mirip seperti monster. Penggambaran figur ini merupakan simbol untuk menolak bala dari pengaruh buruk dan jahat.
Selain itu, tepat di bawah pahatan monster tersebut terdapat pahatan jelas dari orang yang dimakamkan yakni laki-laki atau perempuan. Namun, alat kelamin dari jenazah tersebut sengaja tidak terlihat atau ditutupi.
Sarkofagus ini sengaja diletakkan menghadap ke arah Gunung Pusuk Buhit atau Danau Toba.
Menurut kepercayaan, maksud dan tujuannya adalah bahwa gunung dan danau merupakan tempat suci atau menjadi tempat tinggal para arwah.
- Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali
- Misteri Sigulambak, Sosok Makhluk Halus di Tanah Batak yang Kerap Mengganggu Manusia
- Mengenal Upacara Martarsik, Ritual Tradisional Pemanggil Hujan Warisan Raja Bius di Tanah Batak
- Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba