Pocut Baren, Panglima Perang Wanita Asal Gome yang Gigih Berjuang Melawan Belanda
Sosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.
Sosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.
Pocut Baren, Panglima Perang Wanita Asal Gome yang Gigih Berjuang Melawan Belanda
Perjuangan rakyat Indonesia melawan Belanda banyak melahirkan pahlawan-pahlawan daerah yang memiliki jasa dan andil begitu besar. Meski kebanyakan laki-laki, tak ketinggalan peran wanita juga tidak kalah penting dan gigih dalam melawan penjajah.
Selain Cut Nyak Dien dan Laksamana Meulahayati, masih ada pejuang wanita lainnya yang berasal dari Aceh, bernama Pocut Baren.
Kegigihan serta keberaniannya melawan penjajah begitu bergelora. Ia masih menjadi kerabat dekat dari Cut Nyak Dien yang turut memerangi penjajah Belanda. (Foto: tengkuputeh.com)
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Apa yang diresmikan oleh Mayjen Kunto di Baleendah, Bandung? Mayjen Kunto meresmikan acara bertajuk 'warung amal', sebuah bazar di mana masyarakat dapat memperoleh sembako seperlunya dengan pembayaran sesuai kemampuan mereka sendiri.
-
Sejak kapan Soto Podjok Kediri eksis? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Apa yang menjadi rahasia kelezatan Soto Podjok Kediri? Adapun kunci utama kelezatan soto tersebut terletak pada bumbunya yang dibuat secara unik. Rukmini menciptakan bumbu rahasia dari campuran rempah yang dihaluskan dan disatukan lalu didiamkan selama enam bulan. Dalam bumbu yang didiamkan lama, cita rasa rempahnya akan bertambah lezat.
Didikan Agama yang Kuat
Melansir dari berbagai sumber, masa kecil hingga usia remaja Pocut Baren dididik dengan ajaran agama Islam yang kuat dibawah naungan ulama yang sengaja didatangkan ke tempatnya. Ia juga melibatkan diri dalam pelatihan gerilya sehingga terbentuk jiwa keberanian saat berperang.
Menginjak dewasa, Pocut Baren menikah dengan Keujeruen atau pejabat daerah di Gume, Aceh Barat. Mereka berdua hidup bahagia dan turut berperang melawan penjajah Belanda.
Namun sayang, sang suami harus tewas di medan peperangan, terpaksa Pocut Baren-lah yang melanjutkan perjuangan.
Tak Gentar Hadapi Belanda
Kematian sang suami di medan perang tidak menyurutkan Pocut dalam kesedihan yang mendalam.
Sebaliknya, ia justru memiliki tekad, semangat juang, dan keberanian untuk memimpin pasukan di daerahnya. Ia bersama pasukan lainnya mulai menyusun strategi.
Pocut memutuskan mendirikan benteng di Gunung Macang untuk melancarkan serangan kepada Belanda. Namun, semua itu menjadi petaka setelah Belanda mengepung benteng mereka lalu membakarnya. Dari kekejaman ini banyak pasukan yang tewas, tetapi Pocut berhasil menyelamatkan diri.
Uleebalang dari Gome
Sebelum memiliki gelar Uleebalang, Pocut kerap ikut berperang bersama Cut Nyak Dien. Kemanapun ia pergi, Pocut selalu ikut dan peperangan demi mempertahankan tanah kelahirannya.
Setelah kekalahan telak di benteng yang ia dirikan sendiri, Pocut mengubah tak tik perang dengan sistem gerilya. Betapa hebatnya dia dalam memutuskan untuk berperang secara gerilya. Namun, kedua kaki Pocut harus hilang karena ikut berperang.
- Mengingat Kembali Jebolnya Tanggul Peninggalan Belanda Situ Gintung 15 Tahun Lalu, Telan Korban 100 Orang
- Jadi Hari Bersejarah Penyerahan Wilayah dari Pihak Belanda ke Tangan Indonesia, Begini Momen Haru Perundingan Wonosobo Tahun 1949
- Berperang dari Bantaran Sungai Siak, Panglima Perang dari Riau Ini Bikin Belanda Ketar Ketir
- Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Wanita yang lahir pada tahun 1880 ini sehabis kehilangan kedua kakinya tidak menyurutkan semangat hidup. Ia tetap berperan untuk daerahnya sendiri dengan cara memberikan doktrin semangat juang kepada prajuritnya. Jiwa keberanian dan kegigihan seorang Pocut Baren tidak pernah pudar.
Selain itu, ia juga membantu memperbaiki perekonomian di daerahnya bahkan hingga merilis sebuah puisi atau syair yang menggambarkan semangat juang kepada prajurit lainnya.