Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia
Kebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Teh salah satu komoditas unggul yang tumbuh subur di kaki Gunung Dempo, Sumatera Selatan.
Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia
Rempah-rempah adalah komoditi yang begitu berharga bagi bangsa Barat dengan daya nilai jual tinggi. Tanah yang subur tidak hanya ditanami oleh rempah-rempah saja, melainkan komoditas lain yang juga tak kalah berharga. (Foto: Pixabay)
-
Apa daya tarik utama Kebun Teh Sirah Kencong? Wisatawan bisa menikmati pemandangan asri dengan udara segar karena kebun teh ini terletak di dataran tinggi yang jauh dari polusi.
-
Siapa yang mengelola Perkebunan Teh Kemuning setelah kemerdekaan Indonesia? Pada 1945-1948 Perkebunan Teh Kemuning dimiliki kembali dan dikelola oleh Mangkunegaran di bawah pimpinan Ir. Sarsito.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama Kebun Teh Kemuning? Pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, dan suasana yang asri menjadi daya tarik utama kebun teh tersebut.
-
Kenapa Kebun Teh Panglejar mengalami kemajuan? Melalui seorang pengusaha asal Inggris, DC Boutmy, kebun teh itu mengalami kemajuan yang signifikan. Apalagi lokasinya cukup dekat dengan Stasiun Kereta Api Padalarang.
-
Apa yang terjadi di Kebun Teh Panglejar tahun 1925? Berdasarkan arsip dari Harian De Locomotif, pada saat itu pabrik pengolahan teh di kebun itu mengalami kebakaran hebat. Kebakaran itu menyebabkan kerugian yang cukup besar, yaitu hampir mencapai 35.000 gulden. Setelah kebakaran, pabrik itu dibangun kembali dan diresmikan pada 24 Maret 1925.
Salah satu perkebunan teh legendaris di Indonesia berada di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Memiliki luas lebih dari 1.500 hektare dengan melibatkan pekerja yang tidak sedikit, kebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Seperti apa sejarah perkebunan teh Gunung Dempo? Simak ulasannya yang dirangkum merdeka.com dari kanal Youtube KRONIK NUSANTARA berikut ini.
Dibawah Perusahaan Belanda
Kebun teh Gunung Dempo dibangun oleh perusahaan Belanda bernama NV Lanbou Maatschappij pada tahun 1929. Seiring berjalannya waktu, tepat pada saat perang dunia, lahan ini sempat dikuasai oleh tentara Jepang.
Tepat tahun 1949, pabrik teh Gunung Dempo sempat dibumihanguskan dan kembali dibangun pada tahun 1951 oleh Cultuur NV Soerabaja yang juga milik kolonial Belanda.
Mulai setelah kemerdekaan, Pemerintah Pusat gencar melakukan proses pindah tangan perusahaan-perusahaan Belanda yang masih beroperasi di Indonesia. Salah satunya pengelolaan perkebunan teh di Gunung Dempo Pagar Alam ini.
Tahun 1963, perkebunan teh ini berhasil dinasionalisasikan dan berada di bawah naungan perusahaan Perkebunan Negara Baru Sumsel hingga tahun 1996. Setelah itu, kebun beserta pabriknya pun berpindah tangan ke PTPN VII sampai sekarang.
Kental dengan Fasilitas Kuno
Alih-alih sudah silih berganti perusahaan, akan tetapi pabrik beserta fasilitas di dalamnya pun masih kental dengan suasana zaman Belanda. Hampir seluruh konstruksi bangunan pabrik masih orisinil.
Seiring berkembangnya zaman tak menutup kemungkinan jika sebuah pabrik memiliki mesin-mesin yang modern. Tetapi tidak dengan pabrik teh di Gunung Dempo yang masih mempertahankan mesin-mesin klasik ala Belanda.
- Segudang Manfaat Teh Daun Salam, Ramuan Tradisional Berantas Segala Macam Penyakit
- Mengunjungi Kebun Teh Sirah Kencong di Blitar, Perkebunan Kelas Dunia dengan Pemandangan Indah dan Udara Segar
- Mengunjungi Kampung Terpencil di Tengah Perkebunan Teh Batang, Masih Banyak Rumah Tua Peninggalan Belanda
- Kedai Teh Ini Legendaris di Jakarta, Lestarikan Tradisi Minum Teh Sejak 420 Tahun Silam
Dengan mengandalkan fasilitas kuno, tentu menambah kesan klasik dan kental sekali dengan nilai sejarah sekaligus berbeda dari pabrik-pabrik teh yang ada di Indonesia. (Foto: Youtube/KRONIK NUSANTARA)
Komoditas Ekspor
Kualitas daun teh yang bernilai tinggi membuat aktivitas perdagangan teh meluas dengan sendirinya. Hebatnya, produksi daun teh di Pagar Alam ini sudah tembus pasar luar negeri, seperti India dan Eropa.
Selain itu, beberapa produk teh dari luar negeri juga tidak ragu untuk menunjuk pabrik teh yang satu ini sebagai bahan utamanya. Maka dari itu, produknya tidak main-main.
Keunikan teh dari Gunung Dempo adalah warnanya pekat dengan aroma tajam membuat minuman seduh ini berbeda dari yang lain.