Sejarah Angkot Sudako, Raja Jalanan Kota Medan yang Sudah Ada sejak Era 70-an
Selain Perusahaan Otobus (PO) yang terkenal di Sumatra, Kota Medan juga memiliki moda angkutan kota yang tak kalah populer.
Selain Perusahaan Otobus (PO) yang terkenal di Sumatra, Kota Medan juga memiliki moda angkutan kota yang tak kalah populer.
Sejarah Angkot Sudako, Raja Jalanan Kota Medan yang Sudah Ada sejak Era 70-an
Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki moda transportasi angkutan kota atau yang biasa disebut dengan angkot. Keberadaan angkot ini membuat mobilitas masyarakat menjadi lebih mudah.
Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki moda transportasi angkot yang unik. Angkot dari Kota Medan ini biasa disebut Sudako dan sudah ada sejak era 70-an.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Apa yang ditemukan di Desa Medalem, Senori, Tuban selain makam Sunan Kalijaga? Makam Sunan Kalijaga di Tuban berdampingan dengan sanak famili serta sejumlah ulama lain. Di sebelah barat Makam Sunan Kalijaga, ada makam Syeikh Badawi, Kyai Abdurrahman, Dewi Amirah (Istri Sunan Kalijaga), Abdul Aziz Abdul Basith (Saudara Syeikh Abdul Jabbar Nglirip), Mpu Supo (Adik Ipar Sunan Kalijaga yang juga pembuat keris), Patih Wonosalam dan Abdul Qadir (Putera Raden Patah).
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa saja yang ditawarkan tempat wisata di Sumedang? Tempat wisata Sumedang akan memberikan pengalaman seru dan menarik selama liburan. Tempat wisata Sumedang ini sayang untuk dilewatkan.
Asal-Usul Sudako
Mengutip dari Jurnal Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan (2021), ada beberapa versi asal-usul penamaan Sudako.
Ada versi yang menyebut Sudako merupakan singkatan dari Sumatera Daihatsu Company. Sementara itu sumber lain menyebut Sudako merupakan singkatan dari Sarana Umum Dalam Kota.
Sudako kerap dikaitkan dengan penyebutan Suzuki, Daihatsu, Colt, atau jenis kendaraan produksi Mitsubishi.
Pasalnya angkota kota di Medan saat itu didominasi oleh mesin-mesin produsen dari Jepang. Hingga saat ini, asal-usul penamaan Sudako masih belum diketahui secara pasti.
Pilihan Warga Medan
Pada tahun 70 sampai 90-an, mayoritas masyarakat di Kota Medan belum memiliki kendaraan pribadi. Harga yang mahal membuat kendaraan pribadi hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja.
Peran Sudako saat itu sangatlah penting bagi mobilitas masyarakat hingga menjadi angkutan kota andalan di Kota Medan.
Tak hanya itu, Sudako juga menjadi bagian dari saksi berkembangnya ekonomi nonformal sekaligus menjadi tempat bertukar informasi masyarakat.
Sejak adanya Sudako, banyak bermunculan pedagang asongan, pengamen, dan pelaku ekonomi nonformal lainnya yang seiring berjalannya waktu semakin menjamur seperti yang kita temukan sekarang ini.
Saat itu, para pedagang menjual barang-barangnya kepada penumpang Sudako pada saat berhenti di lampu merah
Biasanya para penumpang akan membeli minuman atau membeli jajanan yang ditawarkan.
Predikat Raja Jalanan
Sudako identik dengan gaya berkendara sopirnya yang ugal-ugalan, knalpot berasap, dan mengeluarkan suara bising saat menembus hiruk-pikuk Kota Medan.
Sudako bahkan menyandang predikat raja jalanan di Kota Medan. Para sopir pun tak segan-segan untuk ngetem atau mengambil penumpang seenaknya tanpa memperhatikan pengguna jalan lainnya.
Pada awalnya, para sopir Sudako terbilang tertib di era kemunculannya.
Pada tahun 80-an, mulai banyak oknum yang ingin memanfaatkan kehadiran Sudako sebagai penghasilan sampingan, yaitu adanya iuran-iuran atau biasa disebut pungutan liar.
Lenyap Dimakan Zaman
Munculnya pilihan sepeda motor yang sudah bisa dibeli secara kredit, membuat Sudako perlahan mulai ditinggal para pelanggan setianya.
Tak heran, para sopir Sudako saling bersaing mendapat penumpang sebanyak-banyaknya demi memenuhi setoran yang harus mereka bayarkan.
Saat ini, dengan zaman serba modern dan moda transportasi yang mudah di akses secara online, keberadaan Sudako semakin tersingkirkan dan sudah lenyap dari jalanan Kota Medan.