Sejarah Masjid Jamik, Dirancang Bung Karno saat Diasingkan di Bengkulu
Keberadaan masjid yang berada di Provinsi Bengkulu ini tak lepas dari peran Bung Karno pada masa pengasingannya.
Keberadaan masjid yang berada di Provinsi Bengkulu ini tak lepas dari peran Bung Karno pada masa pengasingannya.
Sejarah Masjid Jamik, Dirancang Bung Karno saat Diasingkan di Bengkulu
Awal Berdirinya Masjid Jamik
Melansir dari situs indonesia.go.id, masjid yang terletak di Jalan Letjen Soeprapto, Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu ini awalnya masih berupa surau atau musala yang bernama Surau Lamo yang berarti Surau Tua. (Foto: WIkipedia)
-
Kapan Soekarno diasingkan di Bengkulu? Masa pengasingan Soekarno mulai tahun 1938 sampai 1942 ini telah muncul jalinan asmara dengan Fatmawati setelah sang presiden aktif dalam kegiatan kepemudaan Bengkulu.
-
Dimana Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman berada? Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid terbesar di Pontianak dan masjid yang pertama kali berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.
-
Apa keistimewaan Beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu? Konon saat ditabuh suaranya pernah terdengar sampai Cirebon yang berjarak puluhan kilometer.
-
Bagaimana bentuk dan ukuran rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Rumah ini memiliki luas bangunan 162 meter persegi dengan bangunan 9 x 18 meter. Bentuknya persegi panjang, tidak berkaki serta memiliki halaman yang cukup luas.
-
Di mana rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu berada? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Kenapa Masjid Agung Jatisobo dibangun? Masjid itu dibangun untuk memfasilitasi salah seorang ulama yang ditugaskan menyebarkan Islam di kawasan Bekonang, Sukoharjo.
Surau Lamo dibangun oleh seorang saudagar keturunan Bugis Sulawesi Selatan yang bernama Daeng Makulle pada abad ke-18. Pada awalnya, Surau ini terletak tak jauh dari makam pahlawan nasional yaitu Pangeran Diponegoro yang berada di Kelurahan Bajak. Bicara arsitektur, awal mula berdirinya Surau ini masih sangatlah sederhana, beratapkan rumbia, tiang serta lantainya masih menggunakan kayu. (Foto: Liputan6)
Perkembangan Masjid Jamik
Memasuki abad ke-19, Masjid Jamik pindah tempat ke lokasi saat ini. Setelah berpindah tempat, masjid ini terus berkembang. Hal ini disebabkan lokasinya yang strategis, dekat dengan pusat perdagangan dan berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai kalangan ketika saat menjalankan ibadah salat. Pada abad ke-20 para Kaum Tuo, sapaan kalangan kaum cendekiawan dan ulama di Sumatra bersama dengan masyarakat setempat bersepakat untuk merenovasi masjid karena kondisinya yang sudah tidak layak sehingga memerlukan beberapa perbaikan.
Peran Soekarno
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dari catatan sejarah yang ada, di balik keberadaan Masjid Jamik rupanya ada peran Bung Karno semasa pengasingan di Bengkulu pada 1938 sampai 1942. Sebelum ikut berperan dalam pembangunan masjid, Bung Karno kerap kali melaksanakan ibadah salat di Masjid Jamik, karena jarak rumah pengasingannya tak begitu jauh, hanya 1,5 km saja.
Bung Karno yang dahulu sempat mengenyam pendidikan di Insinyur Teknik Sipil dari Technische Hoogeschool (THS) atau dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), berniat untuk merenovasi masjid tersebut karena sudah tak layak dan juga membahayakan jemaah. Bung Karno tidak melakukan banyak perubahan pada bangunan masjid, hanya menegaskan paduan nuansa Jawa dan Sumatra. Ia hanya mengubah bagian atap, tiang, dan menaikkan lantai masjid hingga 30 cm sekaligus dindingnya yang ditinggikan 2 meter.
Penuh Filosofi
Saat proses renovasi, Bung Karno juga menyematkan filosofi khusus pada arsitekturnya, seperti plafon dan atap yang menjulang tinggi melambangkan ketaatan kepada Tuhan. Kemudian ada ornamen tambahan seperti kemuncak atau menyerupai gada pada puncak atap. Konon, Bung Karno terinspirasi dari tokoh wayang favoritnya yaitu Bima.
- Jusuf Hamka Nangis Bangun Masjid di Hari Ulang Tahun, Langsung Dapat Kado Mewah Tak Terduga
- Mengunjungi Masjid Raya Syahabuddin, Jejak Peninggalan Sejarah Kerajaan Siak
- Masjid di Jakarta Ini Dulu Diduga Dibangun oleh Pasukan Mataram, Ini Fakta di Baliknya
- Berusia Lebih dari 300 Tahun, Kampung Batik Jetis Sidoarjo Berawal dari Kegiatan Jemaah Masjid
Keunikan Arsitektur
Pada bagian dalam masjid ada arsitektur yang unik, seperti tiang-tiang penopang disisipkan pada bagian sisi bangunan masjid dengan jarak yang teratur. Hal ini memberikan kesan bahwa masjid lebih lapang dan luas. Total tiang yang ada di Masjid Jamik ini bejumlah 19 buah dengan ukiran kayu di atasnya. Kemudian, terdapat lubang angin yang ada motif ayat-ayat Al-Quran. Pada bagian ruang utama masjid sendiri bisa menampung sebanyak 400 jemaah. Selain itu, dengan atap yang tinggi sekitar 7 meter menciptakan suasana sejuk karena sirkulasi udara yang baik. Tak hanya itu, plafonnya juga terbuat dari kayu jati cokelat.