Mengenal Silat Harimau, Seni Bela Diri dengan Serangan Mematikan Bak Hewan Buas dari Minangkabau
Seni bela diri dari Minangkabau ini hampir menyerupai teknik dan filosofi dari hewan harimau. Selain gesit, gerakannya juga terlihat begitu indah.
Seni bela diri dari Minangkabau ini hampir menyerupai teknik dan filosofi dari hewan harimau. Selain gesit, gerakannya juga terlihat begitu indah.
Mengenal Silat Harimau, Seni Bela Diri dengan Serangan Mematikan Bak Hewan Buas dari Minangkabau
Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai macam kesenian, baik itu tarian, lukisan, alat musik, hingga seni bela diri. Begitu juga di daerah Sumatra Barat yang memiliki seni bela diri yang mirip seperti gerakan hewan buas, yaitu silat harimau.
Mengutip berbagai sumber, silat harimau memiliki gerakan yang menyerupai teknik dan filosofi harimau. Selain terkenal gesit, teknik ini rupanya juga memberikan serangan mematikan terhadap lawan-lawannya.
(Foto: Wikipedia)
-
Siapa pencipta Silat Pelintau? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Apa itu Silat Pelintau? Di Aceh, terdapat sebuah suku bernama Tamiang yang memiliki kesenian tradisional bela diri yang sampai sekarang masih terus lestari, yaitu Silat Pelintau.
-
Kapan Silat Pelintau diciptakan? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Bagaimana Silat Perisai dimainkan? Mereka akan saling beradu satu sama lain sampai tak mampu bertahan lagi dan bahkan hingga terbunuh.
-
Apa itu Silat Perisai? Silat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat.
-
Di mana Silat Perisai berasal? Silat Perisai ini memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sudah ada sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
Serangan-serangan mematikan itu terkenal cukup menyakitkan serta membuat lawan tidak berkutik. Serangan mematikannya itu memposisikan lawan berada di bawah atau merebah sehingga sulit untuk melakukan serang balasan.
Ingin tahu lebih lanjut soal silat harimau khas Minangkabau? Simak informasi selengkapnya yang dirangkum merdeka.com (4/6) berikut ini.
Sejarah Lahirnya Silat Harimau
Mengutip beberapa sumber, pada awalnya silat harimau ini hanya diajarkan ketika akan terjadi peperangan saja dan hanya digunakan oleh para pengawal kerajaan.
Silat harimau pertama kali diciptakan di Pariangan sekira tahun 1119 oleh Datu Suri Diarjo yang melatih para pasukan kerajaan dengan berbagai macam gaya silat yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan setiap pasukan akan dihadapkan 1 lawan 1, 2 lawan 1, bahkan 3 lawan 1.
Kunci utama dalam seni bela diri untuk mengalahkan musuh cukup dengan melawannya dalam waktu secepat mungkin. Maka dari itu, silat harimau sangat sepadan ketika menghadapi musuh lalu melawannya dalam waktu singkat.
Unsur Gerakan dan Persenjataan
Mengutip situs wwf.id, unsur gerakan padasilat harimau diadaptasi langsung dari gerakan-gerakan harimau baik itu dari kuda-kuda, sikap waspada, hingga gerakan menyerang yang mirip dengan hewan buas tersebut.
Ciri khas silat harimau dari Minangkabau adalah menggunakan sebilah senjata yang berbentuk mirip seperi cakar harimau yang disebut kurambik. Senjata ini sangat pas ketika berhadapan dengan lawan dalam jarak yang cukup dekat.
- Mengenal Pencak Silat Beksi, Bela Diri Tradisional Jadi Media Dakwah Islam yang Melegenda
- Mengenal Ulap Sarut, Tradisi Berpakaian Masyarakat Dayak Benuaq yang Kaya Nilai Filosofis
- Mengenal Tari Rapa'i Geurimpheng, Kesenian Tradisional Pesisir Timur Aceh yang Penuh Nilai Islam
- Menguak Teori Soal Keberadaan Selat Muria Purba, Akankah Muncul Kembali?
Tak hanya itu, gerakan pada silat harimau tergolong dalam gerakan harimau jenis campa yang merupakan hasil perpaduan dengan pendatang asal Champa dengan ciri khas "Close Combat" atau pertempuran pada baris depan.
Kini terdapat pelestari dari seni bela diri ini agar tidak tenggelam di telan zaman yang serba modern ini. Tokoh tersebut bernama Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam atau biasa disapa Datu Edwel.
Pakaian Penuh Makna
Dalam silat harimau ini menggunakan pakaian berwarna hitam yang dikenal dengan sebutan endong atau galembong. Warna hitam ini memiliki makna tahan tapo (tahan terpaan) dan pemilihan warna hitam ini agar tidak kotor serta cenderung lebih cocok.
Uniknya, pakaian ini dibuat cukup longgar pada bagian pahanya agar para pesilek leluasa menggerakkan gerakan-gerakan variatif sehingga lebih leluasa dan lincah. Kemudian pada bagian pisaknya sangat rendah sehingga tidak mungkin pesilek menendang terlalu tinggi.