5 Anggota tubuh hasil ciptaan manusia
Berikut ini adalah beberapa bagian tubuh yang dapat digantikan dengan bantuan teknologi.
Dahulu kala, tubuh manusia adalah aset berharga yang tidak dapat digantikan karena tidak ada 'suku cadangnya.' Namun sekarang ini, seiring dengan kemajuan teknologi, semuanya dapat teratasi.
Banyak orang yang mulai dari lahir atau juga yang mengalami kecelakaan akhirnya harus merelakan bagian dari tubuhnya hilang.
Sayangnya, sebelum teknologi berkembang seperti sekarang ini, penggantian organ hanya dapat dilakukan apabila orang yang bersangkutan mendapatkan organ dari orang lain yang cocok dengannya.
Akan tetapi setelah era teknologi mulai semakin maju, bagian-bagian tubuh yang hilang pun kini tak perlu lagi susah-susah untuk dicarikan penggantinya karena, ada berbagai macam 'suku cadang' yang dapat digunakan sebagai pengganti organ tubuh yang hilang tersebut.
Berikut ini adalah beberapa bagian tubuh yang dapat digantikan dengan bantuan teknologi.
-
Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang pada robot? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa "tersenyum".
-
Dimana penelitian tentang robot berjalan seperti manusia dilakukan? Sebuah kelompok peneliti dari Sekolah Pascasarjana Teknik Universitas Tohoku telah mereplikasi jalan robot mirip manusia.
-
Mengapa para ilmuwan membuat robot dari sel manusia? Ada tujuan tertentu mengapa para ilmuwan ingin menciptakan robot dari sel manusia. Para ilmuwan di Amerika Serikat (AS), menciptakan robot yang berasal dari sel tubuh manusia. Robot yang bernama Anthrobots ini digunakan sebagai alat untuk terapi, penyembuhan dan regenerasi sel baru pada tubuh manusia.
-
Mengapa para ilmuwan membuat robot yang bisa melompat sangat tinggi? Para ahli mengembangkan teknologi lompat tinggi untuk menjelajahi medan rumit yang mungkin sulit dilalui oleh teknologi robot lain, seperti gua dan hutan.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana cara para ilmuwan melatih cacing robot tersebut? Dalam studi ini, para peneliti melatih AI untuk mengarahkan cacing Caenorhabditis elegans sepanjang satu milimeter menuju tambalan Escherichia coli di sebuah piring berukuran empat sentimeter.
Kulit elektronik
Kulit adalah organ tubuh manusia terbesar dan bagian ini menjadi pelindung manusia dari micro-organisme yang akan masuk ke dalam tubuh. Tentu saja, karena menjadi 'pagar' pertama bagi tubuh, maka sering kali kulit mengalami kerusakan, seperti terkelupas, lecet atau sejenisnya.
Oleh karena itu, seorang peneliti dari Stanford University bernama Zhenan Baohas berhasil kembangkan konsep kulit sintetis dengan menggunakan material yang ultra-sensitif.
Cara penggunaannya cukup mudah, apabila ada seseorang mengalami luka, maka dengan menggunakan kulit sintetis ini, dia dapat 'menambal' luka tersebut dengan cepat.
Dalam penjelasannya, kulit sintetis ini mirip dengan warna kulit manusia, mudah melar dan kembali ke asal sampai dengan penambahan kemampuan khusus untuk tunjang fungsi organ tubuh lainnya.
Tangan bionik
Banyak sekarang ini diciptakan tangan bionik yang dijual bebas di pasaran. Tangan-tangan tersebut didesain sedemikian rupa agar dapat digunakan layaknya tangan pada umumnya yaitu menyentuh dan memegang barang. Sayangnya, tangan tersebut memiliki kelemahan yaitu dalam merasakan suatu obyek.
Oleh karena itu, para peneliti dari University of Chicago telah menelurkan inovasi tangan bionik yang tidak hanya dapat berfungsi layaknya tangan biasa juga dapat merasakan obyek yang dipegang atau genggamnya.
Dalam uji cobanya, mereka menggunakan seekor kera dan hasilnya sangat menakjubkan. Diperkirakan dalam beberapa tahun lagi, tangan tersebut akan dikembangkan lebih baik lagi dan dijual bebas di pasaran.
Kaki bionik
Selain tangan, ada pula yang dinamakan kaki bionik. Kaki ini juga berfungsi layaknya kaki pada umumnya. Sayangnya, kebanyakan kaki bionik sekarang ini tidak memiliki koneksi pada saraf tubuh.
Oleh karenanya, ada satu penemuan baru yang berhasil menciptakan kaki bionik yang dapat dikontrol dengan menggunakan otak. Orang pertama yang menggunakan kaki bionik jenis ini bernama Zac Vawter dari Amerika Serikat.
Kaki ini memiliki berbagai macam perangkat pembantu yang dapat mengirimkan sinyal secara langsung ke otak sehingga dapat berfungsi layaknya kaki pada umumnya.
Hidung buatan
Para peneliti dari University of Illinois berhasil menciptakan sebuah hidung buatan yang dapat mengetahui bakteri dari baunya. Sampai sekarang, hidung buatan ini masih terus dikembangkan agar dapat berfungsi seperti layaknya hidung manusia normal.
Mata buatan
Selain hidung, ada pula penemuan baru yaitu mata buatan yang lengkap dengan retina seperti milik manusia. Para peneliti dari Weill Cornel Medical College ini membuat mata buatan tersebut sedemikian rapi dan dapat mengkonversi sinyal elektronik dalam bentuk cahaya dan retinanya dapat memprosesnya kemudian mengirimkannya ke otak. Percobaan pertama untuk mata buatan ini dilakukan pada seekor tikus dan berhasil.