5 Hal Ini Masih Misterius di Alam Semesta, Ilmuwan Angkat Tangan Tak Bisa Menjawab
Ada beragam hal di alam semesta ini tak bisa dijelaskan secara sains. Ilmuwan tak sanggup untuk menjelaskan.
Ada beragam hal di alam semesta ini tak bisa dijelaskan secara sains. Ilmuwan tak sanggup untuk menjelaskan.
5 Hal Ini Masih Misterius di Alam Semesta, Ilmuwan Angkat Tangan Tak Bisa Menjawab
Semenjak kemunculannya yang pertama kali di dunia, manusia telah melakukan banyak penelitian dan penemuan untuk mengungkap berbagai misteri yang ada di dunia ini.
Meski begitu, masih banyak hal-hal yang belum dapat ditemukan kejelasan dan jawabannya, sekalipun oleh para ilmuwan.
-
Kenapa planet Bumi diberi nama 'Bumi'? Bumi dalam pemahaman bahasa Anglo-Saxon merujuk pada tanah tempat kita hidup, tempat kita menanam tanaman, dan tempat kehidupan muncul.
-
Apa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun.
-
Bagaimana proses penamaan planet Bumi yang akhirnya menjadi 'Bumi'? Jadi, dari bahasa Anglo-Saxon hingga tradisi Romawi dan Yunani kuno, nama "Bumi" yang digunakan hari ini telah melewati perjalanan panjang melalui sejarah dan budaya yang beragam.
-
Planet kesembilan itu seperti apa? Planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya.
-
Berapa berat Bumi? Menurut NASA, Massa Bumi berkisar 5,9722×1024 kilogram atau sekitar 13,1 septiliun pon.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
Berikut merupakan hal-hal yang masih menjadi misteri bagi para ilmuwan di dunia, seperti dikutip dari Vox, Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Badan Antariksa Eropa, Scientific American, dan BBC Earth, Sabtu (13/4).
1. Komponen yang membentuk alam semesta
Sampai saat ini, para ilmuwan belum dapat tahu secara pasti komponen atau hal apa saja yang membentuk alam semesta. Terdapat tiga jenis komponen yang diperkirakan membentuk alam semesta, yaitu materi biasa, materi gelap, dan energi gelap.
Meskipun disebut “biasa”, materi ini jumlahnya sedikit dibandingkan dengan komponen lainnya, yaitu hanya sekitar 1—10% dari keseluruhan komponen yang membentuk alam semesta.
Mengenai dua komponen lainnya, para ilmuwan masih belum dapat menemukan penjelasan yang banyak mengenai mereka. Komponen-komponen tersebut tidak dapat dilihat, disentuh, dan ditemukan, setidaknya sampai saat ini.
2. Awal mula kehidupan di Bumi
Para ilmuwan belum tahu secara pasti bagaimana kehidupan bisa muncul di planet Bumi. Mereka belum benar-benar memahami bagaimana sel-sel sederhana bisa pertama kali terbentuk di Bumi miliaran tahun lalu.
Untuk menyelesaikan misteri ini, telah banyak percobaan yang dilakukan ilmuwan.Mereka telah melakukan eksperimen untuk mencari tahu proses pembentukan berbagai bahan penyusun kehidupan, seperti glisina, di laboratorium dengan mensimulasikan keadaan di Bumi pada zaman dahulu kala ketika kehidupan pertama kali muncul.
Dengan berbagai percobaan itu, mereka juga sekaligus mencoba untuk mencari tahu bagaimana kehidupan tercipta di alam semesta.
3. Evolusi anjing dari serigala
Ilmuwan masih belum dapat memastikan hal apa yang membuat serigala dan anjing menjadi berbeda antara satu dengan yang lain sekitar 20.000 tahun yang lalu. Terdapat dua hipotesis umum mengenai bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
Pertama, ada yang beranggapan bahwa serigala dijinakkan oleh manusia. Proses penjinakan/domestikasi itu merupakan sebuah usaha yang membawa banyak kesulitan bagi manusia.Dalam hipotesis kedua, para serigala purba mendekatkan diri mereka kepada manusia untuk memperoleh sampah, seperti makanan, yang dipunyai manusia. Dengan kata lain, dalam hipotesis kedua ini, serigala mendomestikasi dirinya sendiri.
Yang jelas, anjing modern berasal dari sebuah jenis serigala purba yang tidak diketahui jenis pastinya dan telah punah, bukan dari serigala abu-abu yang bisa dijumpai di beberapa bagian Asia, Eropa, dan Amerika Utara saat ini.
4. Kemampuan hewan merasakan kesedihan
Telah banyak contoh peristiwa yang menunjukkan bahwa hewan-hewan menunjukkan “kesedihan," terutama setelah mereka ditinggal mati hewan lainnya.
Ada pula anjing yang enggan meninggalkan makam pemiliknya dan ada seorang anak simpanse yang meninggal sebulan setelah ibunya meninggal.
Meski terdapat contoh-contoh tersebut, para ilmuwan masih sangat ragu-ragu untuk menyematkan kata “dukacita” pada hewan yang mengalami perbedaan perilaku setelah meninggalnya hewan lain.
Para ilmuwan tidak ingin melakukan antropomorfisasi, yaitu pengaitan berbagai sifat, emosi, dan niat manusia kepada hewan.
5. Bentuk hewan di masa depan
Ketika melihat hewan-hewan purba yang telah punah di masa lalu yang memiliki bentuk berbeda dengan hewan yang ada pada saat ini, timbul pula pertanyaan mengenai bentuk hewan di masa depan.
Hewan bisa melakukan perubahan bentuk tubuh untuk bertahan hidup dan menyesuaikan dirinya di lingkungan dunia yang dapat berubah di masa depan.
Oleh karena itu, bagaimana perilaku manusia terhadap lingkungan pun bisa mempunyai andil dalam bentuk hewan di masa depan.