Ada Gunung yang Lebih Tinggi dari Everest, Lokasinya Tak Terjangkau Manusia
Penemuan ini menggemparkan dunia bahwa ada gunung di Bumi yang lebih tinggi dari Everest.
Pada musim panas 2015, Samantha Hansen menjejakkan kakinya di daratan putih salju Antartika bersama tim penelitinya dari Universitas Arizona dan Universitas Alabama. Mereka membawa sekop untuk menggali salju dari lapangan dan melakukan tugas mereka. Tujuan mereka adalah memasang dan menginstal stasiun seismologi.
Dengan memakai stasiun-stasiun ini, para peneliti mengidentifikasi rentang gunung misterius yang tersembunyi di antara mantel dan inti Bumi. Menurut studi mereka, gunung-gunung ini lima kali lebih tinggi dari Gunung Everest di beberapa tempat. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Science Advances.
-
Siapa yang mengukur Gunung Everest? Misalnya, ketika perwira militer Inggris Sir Andrew Scott Waugh dan timnya mengukur Gunung Everest sebagai bagian dari Survei Trigonometri Besar, atmosfer bumi juga berpengaruh.
-
Apa yang menjadikan Gunung Everest sebagai gunung tertinggi di dunia? Dari jumlah tersebut, salah satunya menonjol karena tingginya dan diakui sebagai gunung terbesar dan tertinggi di dunia.
-
Gunung apa yang merupakan titik tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Apa yang berhasil dikibarkan oleh Asmujiono di puncak Gunung Everest? Asmujiono, warga Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, jadi salah satu warga Indonesia yang berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak Gunung Everest.
-
Siapa yang telah menaklukkan beberapa gunung besar di dunia? Mengutip Liputan6.com, Putri terbukti sudah menaklukkan beberapa gunung besar yang ada di dunia.
-
Kapan Asmujiono berhasil mencapai puncak Gunung Everest? Asmujiono berhasil mencapai Puncak Everest pada 26 April 1997, pukul 15.45 waktu Nepal.
"Menganalisis ribuan rekaman seismik dari Antartika, metode pencitraan definisi tinggi kami menemukan zona material tipis yang anomali di CMB (boundary mikrowave kosmik) di mana pun kami menyelidiki," kata Dr. Edward Garnero, salah satu penulis studi tersebut.
"Ketebalan materialnya bervariasi dari beberapa kilometer hingga puluhan kilometer. Ini menunjukkan bahwa kami melihat gunung di inti Bumi, di beberapa tempat hingga 5 kali lebih tinggi dari Gunung Everest,” tambah dia dikutip dari Good.is, Jumat (9/8).
Menurut penelitiannya itu, di dalam permukaan Bumi, batas antara inti dan mantel telah menjadi lingkungan yang penuh rasa ingin tahu bagi para geolog di seluruh dunia. Menurut Insider, sekitar 2.000 mil di bawah permukaan Bumi, suhu naik drastis, dan material berubah dari batuan padat di mantel menjadi "lumpur besi kental" di dalam inti.
Geolog mempelajari gelombang seismik yang menyebar dari episentrum gempa ke dalam planet, untuk memahami apa yang ada dan terjadi di dalam perut planet.
"Memang, bagi kebanyakan orang, data seismik mungkin tidak terlalu menarik untuk dilihat. Ini adalah garis bergelombang yang bervariasi seiring waktu. Tapi garis bergelombang itu mengandung sejumlah besar informasi yang menakjubkan!" kata Hansen kepada Insider.
- Ilmuwan Ungkap Gunung Everest Bertambah Tinggi Sampai 50 Meter, Ternyata Ini Penyebabnya
- Gunung Everest Makin Tinggi, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya
- Apa Gunung Tertinggi di Bumi? Ternyata Bukan Everest, Ini Jawabannya
- Gunung Everest Berbau Busuk karena Penuh Kotoran Manusia, Pendaki Wajib Bawa Turun Tinjanya
Studi khusus ini menunjukkan bahwa ada lapisan "dasar laut kuno" yang terjepit antara batas inti-mantel. Lapisan ini tersubduksi sejak lama saat lempeng tektonik bergeser. Mereka menyebut wilayah ini sebagai "zona kecepatan ultra-rendah (ULVZ)." Zona ini lebih padat dibandingkan sisa mantel.
Para ilmuwan menemukan dasar laut kuno ini dengan memindai gelombang seismik yang bergetar melaluinya, seperti cara tubuh diperiksa melalui sinar-X atau pemindaian medis.
"Investigasi seismik, seperti yang kami lakukan, memberikan pencitraan resolusi tertinggi dari struktur interior planet kita, dan kami menemukan bahwa struktur ini jauh lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Hansen.
"Penelitian kami menyediakan hubungan penting antara struktur dangkal dan dalam Bumi dan keseluruhan proses yang menggerakkan planet kita,” jelas dia.
Penemuan gunung bawah tanah ini dapat memberikan penjelasan potensial tentang bagaimana panas keluar dari inti yang termagnetisasi. Juga, studi lebih lanjut tentang material dasar laut kuno ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana letusan gunung berapi terjadi ketika plumes mantel atau titik panas kembali ke permukaan.