Berbekal ‘Kotak Hitam’ Ini Tiap Peristiwa Punahnya Dinosaurus di Bumi Terungkap Jelas
"Kotak Hitam" ini adalah kunci petunjuk bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi jutaan tahun silam.
"Kotak Hitam" ini adalah kunci petunjuk bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi jutaan tahun silam.
Berbekal ‘Kotak Hitam’ Ini Tiap Peristiwa Punahnya Dinosaurus di Bumi Terungkap Jelas
Alasan mengenai hilangnya Dinosaurus yang hidup pada jutaan tahun lalu ternyata kembali terungkap.
Petunjuknya adalah sebuah batu. Tapi bukan batu dengan ukuran biasa. Ilmuwan meyakini ini bisa menjadi “kotak hitam” yang selama ini menjadi perhatian peneliti.
-
Mengapa dinosaurus punah? Temuan kami secara khusus mendukung gagasan bahwa vulkanisme telah mengganggu atmosfer dan iklim jauh sebelum asteroid,
-
Kapan dinosaurus punah? Sebelum ini, para ilmuwan telah berdebat tentang apa penyebab dari lenyapnya tiga perempat kehidupan di Bumi 66 juta tahun yang lalu ini.
-
Bagaimana dinosaurus ini ditemukan? Penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Portsmouth dan Universitas Bath, yang telah melakukan penelitian di Pulau Isle of Wight selama lebih dari satu abad.
-
Kapan dinosaurus non-unggas punah? Pada akhir Zaman Kapur, sekitar 66 juta tahun yang lalu, kepunahan dinosaurus non-unggas terjadi akibat tumbukan asteroid Chicxulub.
-
Bagaimana jejak dinosaurus bisa terungkap? Baker menyatakan musim panas ini adalah yang paling panas yang pernah dialami, dan dia bahkan tidak bisa mengingat sungai Paluxy yang biasanya indah sekarang telah menjadi kering kerontang. Di area di mana banyak jejak dinosaurus baru ditemukan, suhu batu kapur di dasar sungai mencapai 53 derajat Celcius pada beberapa saat hingga membuat tanah mengering.
Sebuah batu dari luar angkasa sebesar Gunung Everest yang pernah menghantam Bumi pada 66 juta tahun lalu. Batu ini ternyata memicu berbagai bencana hingga pada akhirnya menewaskan tiga perempat kehidupan di Bumi, termasuk dinosaurus.
Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
Penelitian tersebut awalnya dilakukan oleh para ahli geologi pada tahun 1980.Namun, hipotesis ini sempat dipatahkan pada awal tahun 2000-an.
Penyebabnya karena sampel batuan yang digunakan dahulu tidak mengandung cukup debu halus, yang menjadi penyebab musim dingin secara global pada masa itu.
Hasil Penelitian
Sebuah studi baru dari hasil analisis 40 sampel sedimen yang diambil dari deposit dengan kedalaman 1,3 meter di Tanis, Dakota Utara, yang terletak sejauh 3.000 kilometer (1.900 mil), di kawah utara asteroid Chicxulub,.
Studi ini berhasil memberikan gambaran mengenai kumpulan debu, jelaga, dan partikel yang menyebar selama bertahun-tahun pasca benturan.
Berdasarkan partikel tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa setiap sampel yang ada terdiri dari debu silika halus sekitar 0,8 hingga 8 mikrometer.
“Kami menemukan adanya debu halus yang lebih besar dibandingkan perkiraan sebelumnya,” tulis para peneliti, LiveScience, Rabu, (1/11).
Melalui metode komputer, para peneliti juga menemukan fakta bahwa debu halus ini tercipta ketika asteroid menghantam Bumi dan menghancurkan batu di bawahnya. Partikel ini juga dilepaskan ketika meteorit selebar 10-15 kilometer bertabrakan dengan Bumi.
Dari fakta tersebut juga mereka menemukan akibat dari tingkat debu yang tinggi pada atmosfer kala itu.
Tingkat debu yang tinggi pada atmosfer itu menyebabkan kegelapan total selama 2 tahun sehingga tanaman tidak dapat melakukan fotosintesis.
Hal tersebut yang menjadikan tumbuhan mati dan menyebabkan rantai makanan hancur.
- Dinosaurus Sebesar Kucing Pernah Hidup 100 Juta Tahun Lalu, Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Mungilnya
- Ilmuwan Temukan Fosil Predator Paling Buas & Menakutkan Berusia 265 Juta Tahun, Hidup Jauh Sebelum Dinosaurus
- Spesies Dinosaurus Langka Berusia 150 Juta Tahun Ditemukan, Punya Kaki Dua Kali Lebih Panjang dari Paha
- 5 Peristiwa Kepunahan Massal yang Pernah Terjadi di Bumi
Selain itu tabrakan dari meteroit menguapkan batuan yang menghasilkan gas belerang .
Sehingga, hal ini menyebabkan panas yang sangat hebat, dan memicu kebakaran hutan. Dari kebakaran tersebut kemudian menghasilkan jelaga dan abu dengan jumlah yang sangat besar di luar angkasa.
"Kami menemukan bahwa kegelapan global dan hilangnya aktivitas fotosintesis planet berkepanjangan terjadi dalam skenario debu silikat, dan terjadi hampir 1,7 tahun (620 hari),"
tulis para peneliti.