Cara Menghindari Phising Hacker Telegram Premium Palsu
Kaspersky mengingatkan bahwa banyak penjahat siber memanfaatkan trik bagi-bagi langganan Telegram Premium gratis untuk mencuri akun.
Ancaman Telegram Premium palsu kini telah menyebar ke seluruh dunia. Kaspersky memberikan peringatan terkait hal ini, karena Telegram Premium palsu berusaha menargetkan pengguna melalui penipuan phishing dan malware yang menyamar sebagai berbagai versi aplikasi alternatif. Serangan ini bertujuan untuk mencuri kredensial akun atau merusak perangkat pengguna.
Penipuan phishing ini memanfaatkan ketenaran Telegram Premium serta fitur hadiah yang ditawarkan. Sebagai informasi tambahan, Telegram Premium adalah layanan berlangganan yang memberikan akses ke fitur eksklusif bagi pengguna aplikasi chatting Telegram.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja layanan hacking yang ditawarkan? Seorang pengembang dengan pengalaman hampir satu dekade menawarkan layanan pembuatan halaman phishing, kloning bank, kloning pasar, penguras kripto, spoofing SMS, dan spoofing email.
-
Apa jenis penipuan yang banyak terjadi di WhatsApp dan Telegram? Penipuan yang memanfaatkan pencari kerja ternyata begitu massif. Mereka menghalalkan beragam cara untuk menipu korbannya. Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram. Penipuan yang dijuluki ‘Webwyrm’ ini disebut telah berdampak pada lebih dari 100 ribu korban dan 1000 perusahaan di dunia.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
Fitur-fitur tersebut mencakup kecepatan unduh yang lebih tinggi, konversi suara ke teks, stiker premium, pengalaman bebas iklan, dan lain-lain. Selain itu, Telegram Premium juga dapat diberikan sebagai hadiah oleh satu pengguna kepada pengguna lainnya. Kaspersky telah mendeteksi bahwa penipu online memanfaatkan fitur hadiah ini.
Modus Penipuan, Kirim Pesan hingga Email
Salah satu metode penipuan yang diterapkan adalah ketika pengguna menerima pesan yang tampaknya berasal dari seseorang dalam daftar kontak mereka, yang akunnya mungkin telah diretas.
Pesan tersebut mengklaim, "Anda telah dikirimi hadiah -- langganan Telegram Premium". Di bawahnya terdapat tautan yang terlihat asli, tetapi sebenarnya mengarahkan pengguna ke halaman phishing.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi pengguna untuk selalu waspada terhadap pesan yang mencurigakan dan tidak sembarangan mengklik tautan yang diterima.
- Awas Lengah Dikit, Angkat Telepon Akun Gmail Langsung Bobol, Ini Ciri-cirinya
- WhatsApp Mau Rilis Fitur Username seperti Telegram, Tak Perlu Tahu Nomor HP Pengguna
- Pengamat: Sulit Percaya Ada Hacker Beri Gratis Kunci Deskripsi Data yang Dicuri Kalau Tak Mengalami
- Hacker Peretas Pusat Data Nasioal Minta Maaf dan akan Beri Kunci Akses Gratis
Email yang Diterima Berisi Tautan yang Dapat Menipu
Pengguna diminta untuk melakukan login ke Telegram. Apabila korban memasukkan informasi kredensial mereka, akun tersebut dapat dengan mudah dibobol. Hal ini terjadi karena penipu dapat mengakses rincian login, kata sandi, serta kode autentikasi yang dimiliki korban.
Selain mengirim pesan, penipu juga dapat menggunakan metode lain untuk menyebarkan link phishing, seperti melalui email. Jika korban mengklik tautan tersebut, akun mereka pun berisiko diretas.
Metode lain yang digunakan adalah dengan melibatkan penjahat siber yang mengirimkan undangan kepada korban untuk mengunduh berkas ZIP atau APK yang diklaim sebagai versi Premium Telegram.
Tautan unduhan tersebut sebenarnya mengarahkan pengguna ke halaman phishing yang meminta mereka untuk login ke Telegram. Selain itu, penipu juga dapat mengirimkan tautan untuk mengunduh APK yang dikatakan sebagai aplikasi modifikasi, padahal itu sebenarnya adalah malware. Dengan cara-cara ini, penipu berusaha untuk mencuri informasi pribadi korban dan membobol akun mereka.
Kaspersky mengingatkan pengguna untuk lebih waspada
Pakar keamanan dari Kaspersky, Olga Svistunova, mengungkapkan bahwa skema phishing yang memanfaatkan tema Telegram Premium telah ditemukan dalam berbagai bahasa. Ini menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan siber ini beroperasi di tingkat global.
"Bahkan jika penipuan ini belum mencapai wilayah tertentu, ada kemungkinan mereka bisa sampai ke sana," jelas Olga.
Dia juga mengingatkan agar pengguna tetap waspada dan skeptis, terutama pada musim liburan yang sering kali diwarnai dengan tawaran hadiah yang tampak menarik, tetapi bisa jadi merupakan penipuan.
"Pastikan pengaturan keamanan dan privasi Telegram Anda mutakhir, dan perangkat Anda memiliki solusi keamanan yang kuat," tambahnya.
- Pastikan untuk memeriksa kembali tautan sebelum mengkliknya, termasuk memverifikasi hyperlink yang terlihat sah.
- Jika menemukan tautan yang mencurigakan, konfirmasikan dengan pengirim melalui saluran komunikasi yang berbeda.
- Daftarkan diri Anda pada layanan melalui saluran resmi agar terhindar dari penipuan.
- Aktifkan fitur autentikasi dua faktor untuk meningkatkan keamanan akun Anda.
- Pelajari berbagai metode yang digunakan oleh penjahat siber untuk mencuri akun Telegram. Dengan memahami skema penipuan ini, pengguna dapat meningkatkan kewaspadaan mereka.
- Hindari mengunduh aplikasi versi tidak resmi karena berpotensi mengandung berbagai jenis malware.