Cerita Astronot saat Hari Pertama sampai di Luar Angkasa, Ada Penurunan Kesehatan yang Tidak Biasa Ganggu Aktivitas
Gejala penurunan kesehatan ini menjadi perhatian utama ilmuwan.
Dampak dari penerbangan luar angkasa terhadap tubuh manusia merupakan hal yang masih diperhatikan oleh para ilmuwan hingga saat ini. Contoh penelitian yang diperoleh dari misi Polar Dawn milik SpaceX.
Mengutip Futurism, Selasa (29/10), ada beberapa hal yang mengkhawatirkan efeknya. Salah satunya adalah bola mata yang tidak dapat berfungsi dengan baik. Benarkah? Seorang pilot misi tersebut, Scott Poteet menceritakan adanya penurunan penglihatan saat ia berada di luar angkasa di hari pertama.
-
Apa saja yang dilakukan astronot untuk menjaga kesehatan mereka di luar angkasa? Tidak adanya gravitasi di luar angkasa memang membuat para astronot kehilangan massa tulang dan otot. Hal ini dikompensasi dengan berolahraga secara teratur selama sekitar dua jam per harinya menggunakan treadmill dan mesin berat di Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
-
Apa saja yang dilakukan astronot di luar angkasa? Mayoritas astronot yang dikirim ke luar angkasa, 86 persen, menyelesaikan perjalanan dengan setidaknya satu kali orbit mengelilingi Bumi.
-
Apa yang terjadi pada astronot saat mereka berada di luar angkasa? Kepergian astronot ke luar angkasa dapat menyebabkan pengaruh buruk pada tubuh astronot tersebut, yang salah satunya adalah sakit kepala.
-
Bagaimana astronot berbuka puasa di luar angkasa? “Sebenarnya kita bisa berbuka puasa, tapi itu tidak wajib,” ungkapnya dikutip CNN pada 2023.
-
Apa yang dilakukan astronot saat berada di luar angkasa? Astronot wajib memiliki keahlian: - Memberikan keputusan - Mengemudikan pesawat luar angkasa - Memelihara pesawat luar angkasa - Memberikan layanan medis dan darurat - Berjalan di luar angkasa - Mengoperasikan stasiun luar angkasa - Mengontrol lengan dan mesin robot
-
Apa saja tugas berat yang dilakukan oleh astronot di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
Persoalan ini cukup serius terlebih manusia punya ambisi untuk melakukan perjalanan ke planet Mars. Oleh sebab itu, tim Polaris Dawn telah melakukan eksperimen medis selama di orbit untuk memastikan dampak penerbangan antariksa terhadap kesehatan manusia.
Tak hanya Poteet, Jared Isaacman, komandan misi dan miliarder juga mengatakan, ia seperti melihat sebuah cahaya saat dirinya menutup mata, sebuah gejala misterius yang berkaitan dengan radiasi luar angkasa yang juga telah dilaporkan oleh astronot lainnya.
Radiasi persisten adalah faktor dimanapun di luar angkasa, tetapi misi tersebut justru membawa para astronot ke ketinggian yang lebih tinggi daripada Stasiun Luar Angkasa Internasional, menempatkan mereka dalam wilayah radiasi yang sangat intens, disebut sabuk Van Allen. Penglihatan buruk yang dialami Poteet terjadi karena suatu kondisi yang dikenal sebagai sindrom neurookular yang berhubungan dengan penerbangan antariksa, atau SANS.
Kondisi ini diyakini sebagai akibat dari lingkungan gravitasi mikro yang menyebabkan saraf optik membengkak, dan cairan di mata serta otak bergeser. SANS sendiri masih kurang bisa dipahami. Jadi, keempat awak menggunakan lensa kontak berteknologi tinggi yang terlihat seperti cyberpunk, untuk mengukur tekanan intraokular selama misi, dengan harapan bisa mengetahui penyebabnya.
Poteet mengatakan bahwa penglihatannya bisa kembali normal apabila ia segera kembali ke Bumi. Namun, menurut insinyur SpaceX dan petugas media misi Anna Menon, dampaknya akan menjadi bencana jangka panjang jika tidak ditangani.
“Jika Anda membayangkan masa depan di mana ada ribuan orang yang tinggal di luar angkasa dan mereka akhirnya sampai di permukaan Mars, dan sebagian besar (orang) mengalami perubahan penglihatan yang membuat mereka tidak dapat melakukan pekerjaan mereka, tidak dapat membaca prosedur mereka, itu masalah besar,” katanya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia