'Garis-Garis Harimau' yang Aneh di Satelit Saturnus
'Garis-Garis Harimau' yang Aneh di Satelit Saturnus
Sejak 2005, para ilmuwan telah memikirkan serangkaian celah panjang yang terlihat di wilayah selatan satelit Saturnus Enceladus. Penelitian menjelaskan bagaimana garis-garis harimau terbentuk dan mengapa Enceladus adalah satu-satunya tempat di tata surya yang mengalami peristiwa ini.
Pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA melihat garis-garis itu pada tahun 2005, tampak gumpalan air yang naik dari fraktur permukaan, yang dijuluki "garis-garis harimau" karena penampilannya yang teratur. Hal tersebut dapat dilihat sebagai bukti bahwa ada samudra di bawah lapisan es Enceladus, hal itu menjadikan satelit Saturnus sebagai objek penyelidikan yang penting, tidak hanya dari perspektif geologis tetapi juga dari perspektif astrobiologis.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta. Dan jaraknya 30 miliar triliun mil.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Penelitian baru yang diterbitkan Nature Astronomy menjelaskan mengapa garis-garis ini hanya terletak di kutub selatan, dan mengapa celah itu berjalan dalam garis paralel pada interval sekitar 35 kilometer (22 mil). Tulisan ini juga menjelaskan mengapa peristiwa serupa belum diamati pada objek es lainnya di tata surya, seperti satelit Jupiter di Europa.
"Memahami garis-garis harimau itu penting karena ini adalah jalur laut ke permukaan, paling aktif dan dramatis yang dikenal sebagai samudra es di tata surya kita,”jelas ilmuwan planet Douglas Hemingway, sekaligus penulis pertama studi ini dan seorang postdoc di Carnegie Institution for Science di Washington, menambahkan, "Rekan-rekan saya sebelumnya berpikir tentang cara membuat fraktur pertama, tetapi kami masih ingin memahami mengapa ada beberapa fraktur dan mengapa mereka secara paralel sejajar."
Celah itu muncul sebagai empat garis paralel berukuran sekitar 130 kilometer dan 80 mil panjangnya. Mereka berada dalam kondisi letusan terus-menerus, memuntahkan air cair dari samudera dibawah permukaannya. Menggunakan model komputer, dan dengan menerapkan konsep dari teori elastis linier, para peneliti dapat mensimulasikan bagaimana cangkang es merespons peningkatan tekanan secara bertahap di permukaan. Di dalam tim peneliti juga ada Maxwell Rudolph dari University of California Davis dan Michael Manga dari Carnegie Institution for Science.
Faktor yang sangat penting dalam proses ini berkaitan dengan orbit Enceladus yang sangat eksentrik, sehingga membawa Enceladus jauh dari Saturnus dan kemudian kembali lagi. Tegangan pasang surut yang dihasilkan oleh loop tak berujung ini menghasilkan panas sehingga mengubah bentuk satelit, itulah sebabnya Enceladus mampu mempertahankan air cair di bawah kerak esnya. Deformasi ini dirasakan paling kuat di kutub, di mana esnya paling tipis.
Berdasarkan sejarah mengenai satelit bumi, ketika satelit melalui periode pendinginan, air akan membeku di bawah permukaan. Dan karena air mengembang ketika membeku, ini memberikan tekanan luar biasa pada kerak bumi, menyebabkan retakan raksasa muncul di kutub selatan. Celah ini pertama kali muncul di kutub selatan yang dijuluki "Baghdad" peristiwa ini bukanlah kebetulan. menurut penelitian, Fisura primer bisa terjadi di kedua kutub, tetapi begitu permukaan membelah, tidak mungkin terjadi retakan di kutub lainnya.
Celah Baghdad tetap terbuka karena gravitasi Saturnus yang memungkinkan air dari bawah pergi ke permukaan. Semua air ini jatuh kembali sebagai es dan salju, menghasilkan penumpukan material yang stabil disepanjang tepi celah. Akhirnya, mengakibatkan retakan terlihat 35 kilometer jauhnya di kedua sisi celah Baghdad, di mana kedalaman es sekitar 5,2 kilometer (3,2 mil) tebal.
"Mekanisme ini benar-benar hanya bekerja ketika gravitasi sangat lemah, dan baru terjadi di Enceladus. Meskipun itu bukan sesuatu yang awalnya kami ingin jelaskan, bisa dibilang ini adalah salah satu pertanyaan paling penting tentang garis-garis harimau," tutup Hemingway.
Reporter Magang: Roy Ridho
(mdk/idc)