Ilmuwan Pelajari Oksigen Gelap yang dihasilkan dari Dasar Laut
Penemuan ini sangat mengejutkan karena oksigen dapat terbentuk tanpa adanya organisme, yang berbeda dari pemahaman ilmiah yang ada sebelumnya.
Oksigen merupakan elemen yang sangat penting untuk kehidupan di Bumi. Tanpa adanya oksigen, semua makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Sebagian besar oksigen yang kita hirup dihasilkan melalui proses fotosintesis. Selama ini, hampir setengah dari oksigen yang kita hirup berasal dari laut, hasil fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan laut.
Namun, baru-baru ini para ilmuwan menemukan adanya produksi oksigen lain di laut dalam. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada 22 Juli 2024, mengungkapkan adanya "oksigen gelap" yang dihasilkan di kedalaman laut.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di dasar Laut Hitam? Para ilmuwan tercengang ketika menemukan sungai di bawah laut.
-
Bagaimana Danau Laut Tawar terbentuk secara ilmiah? Dari segi ilmiah, danau ini terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik dan vulkanik yang sudah berlangsung selama ribuan tahun.
-
Kapan garam laut yang menyimpan rahasia kehidupan laut tersebut terbentuk? Diketahui, mereka memeriksa garam laut (halit) yang terbentuk pada berbagai waktu selama 150 juta tahun terakhir di cekungan sedimentasi yang berbeda secara geografis di Amerika Serikat Eropa, Asia, dan Afrika.
-
Mengapa kekurangan oksigen di lautan menyebabkan kepunahan massal? Peristiwa ini dikenal sebagai Toarcian Oceanic Anoxic Event (T-OAE), di mana kekurangan oksigen atau anoksia di perairan menyebabkan kepunahan massal spesies laut.
-
Kenapa air laut terasa asin? Kenapa air laut asin?Jawab: Karena ikannya pada berkeringat.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan saat mengamati arus bawah laut? Sebuah pegunungan kuno yang tersembunyi di dalam lautan dengan tekanan paling mematikan di dunia ditemukan oleh para peneliti.
Melansir laman Nature pada Rabu (30/10), Profesor Andrew Sweetman dari The Scottish Association for Marine Science menyatakan bahwa penemuan oksigen laut dalam ini sebenarnya sudah diketahui sejak 2013. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, karena oksigen tersebut dapat muncul tanpa keterlibatan organisme, berbeda dari pemahaman yang ada selama ini.
Umumnya, oksigen di Bumi dihasilkan secara alami melalui fotosintesis oleh tumbuhan di daratan, plankton, dan alga. Selain itu, oksigen juga dihasilkan melalui proses oksidasi amonia, meskipun hanya menghasilkan sedikit oksigen yang langsung digunakan oleh makhluk hidup di sekitarnya. Proses penemuan ini terjadi lebih dari satu dekade setelah sumber oksigen tersebut ditemukan.
Prof Sweetman dan timnya melakukan penelitian di laut dalam antara Hawaii dan Meksiko. Mereka menemukan bahwa pada kedalaman 5 km, di wilayah yang tidak terkena sinar matahari, terdapat oksigen yang dihasilkan oleh "nodul". Nodul adalah logam alami yang mampu memecah air laut (H2O) menjadi hidrogen dan oksigen.
Pembentukan nodul terjadi ketika logam terlarut dalam air laut mengumpul pada pecahan cangkang atau puing-puing lainnya, yang memakan waktu jutaan tahun.
Nodul ini mengandung logam seperti litium, kobalt, dan tembaga, yang semuanya diperlukan untuk pembuatan baterai. Oleh karena itu, banyak perusahaan pertambangan yang mengembangkan teknologi untuk mengumpulkan nodul dan membawanya ke permukaan.
- Ilmuwan Temukan Sayatan Pada Fosil Mamut Berusia 39.000 Tahun, Ungkap Jejak Manusia Pertama di Kutub Utara
- Ilmuwan Sampai Bingung, Ada Bongkahan Logam Aneh Bisa Hasilkan Oksigen Jumlah Besar di Dasar Laut Dalam
- Ilmuwan Temukan Bongkahan Logam Aneh yang Bisa Hasilkan Oksigen Jumlah Besar di Dasar Laut
- Ilmuwan Ungkap Hewan Berusia 500 Juta Tahun Punya 30 Pasang Kaki Berduri, Masih Keluarga dengan Kepiting dan Monyet Laut
Namun, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan bahwa penambangan dapat merusak ekosistem laut dan nodul itu sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa nodul berfungsi seperti baterai. Para peneliti mengukur tegangan pada setiap gumpalan logam dan menemukan bahwa nodul dapat menghasilkan arus listrik.
Secara umum, tegangan yang dihasilkan oleh nodul hampir setara dengan tegangan pada baterai ukuran AA. Tegangan ini memecah air laut menjadi gelembung yang mengandung hidrogen dan oksigen. Menariknya, nodul ini tidak memerlukan cahaya matahari seperti yang umum terjadi dalam produksi oksigen.
Penelitian yang dipimpin oleh Sweetman menunjukkan bahwa beberapa mineral dapat menghasilkan oksigen meskipun tanpa sinar matahari. Temuan ini memberikan pandangan baru mengenai asal-usul kehidupan di Bumi miliaran tahun lalu. Bahkan, ada kemungkinan besar nodul juga dapat berfungsi di Bulan maupun di planet lain.
Menurut Survei Geologi AS (USGS), diperkirakan terdapat 21,1 miliar ton kering nodul polimetalik di kawasan ini. Zona tersebut menyimpan lebih banyak logam kritis dibandingkan total cadangan yang ada di seluruh dunia.
Tetapi, penemuan nodul yang sangat penting bagi ekosistem dan penelitian ilmiah ini disertai dengan aktivitas pertambangan yang mengkhawatirkan. Otoritas Dasar Laut Internasional (International Seabed Authority) bertanggung jawab untuk mengatur kegiatan pertambangan di wilayah tersebut berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan telah menerbitkan kontrak eksplorasi. Berbagai perusahaan kini berusaha melakukan eksplorasi di sekitar Zona Clarion-Clipperton, yang merupakan lokasi penemuan nodul tersebut.
Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) telah mengkritik upaya penambangan di dasar laut karena berpotensi merusak kehidupan dan habitat yang ada di sana. Saat ini, lebih dari 800 ilmuwan kelautan dari 44 negara telah menandatangani petisi yang menyerukan penghentian aktivitas penambangan di dasar laut. Hal ini menunjukkan adanya kepedulian yang mendalam terhadap dampak lingkungan dari kegiatan tersebut.