Ini yang akan Terjadi pada Tubuh Manusia jika Memaksakan Pergi ke Mars
Akan ada efek bagi tubuh manusia jika memaksakan pergi ke Planet Mars.
Perjalanan ke angkasa luar bisa menimbulkan beberapa dampak buruk bagi tubuh manusia.
Dalam sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh para ilmuwan dari University College London (UCL), diketahui bahwa keberadaan manusia dalam waktu yang lama di angkasa luar bisa merusak ginjal secara permanen.
Di angkasa luar, tubuh manusia bisa mengalami kerusakan dalam bentuk tulang yang melemah dan otot yang memburuk akibat kurangnya gravitasi.
Risiko terkena kanker juga menjadi lebih tinggi akibat radiasi angkasa luar. Sistem imun juga bisa terganggu akibat stres selama penerbangan.
Masalah-masalah tersebut dapat menjadi semakin buruk seiring makin lamanya keberadaan manusia berada di angkasa luar.
Oleh karena itu, misi yang melibatkan perjalanan jauh, seperti ke planet Mars yang telah menjadi target pencapaian dari beberapa badan antariksa nasional sekaligus perusahaan swasta, dapat mengakibatkan kerusakan yang semakin parah.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini, seperti dikutip dari Popular Science dan UNILAD, Minggu (23/6), menunjukkan bahwa perjalanan panjang, seperti ke Mars, dapat membuat ginjal seseorang rusak permanen sehingga ia memerlukan dialisis ginjal sesaat setelah kembali ke Bumi.
-
Mengapa logat manusia akan berubah saat mereka tinggal di Planet Mars? Saat manusia berusaha untuk hidup di Bulan dan Mars di masa depan, mereka yang tinggal di koloni terisolasi akan mengembangkan aksen atau logat mereka sendiri.
-
Apa yang akan terjadi pada logat manusia di Mars? Saat manusia berusaha untuk hidup di Bulan dan Mars di masa depan, mereka yang tinggal di koloni terisolasi akan mengembangkan aksen atau logat mereka sendiri.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan mengenai kehidupan di Planet Mars? Asal usul kehidupan yang mengejutkan tentang permukaan planet Mars ditemukan para ilmuwan.
-
Apa yang menjadi kebutuhan penting manusia untuk hidup di Mars? Oksigen merupakan kebutuhan natural manusia agar bisa hidup. Tanpa oksigen, manusia tak bisa bernafas.
-
Siapa yang melakukan misi pencarian kehidupan di Mars? Misi Viking 1 NASA yang mulai mengorbit Mars di 1976 bertujuan mencari kehidupan di Mars. Pesawat tersebut dilengkapi dengan alat pendarat untuk melihat apakah ada bentuk kehidupan di tanah Mars.
-
Kenapa penemuan ini penting dalam pencarian kehidupan di Mars? Di Bumi, kehadiran sungai sangat penting untuk siklus kimia, nutrisi, dan sedimen. Semua hal itu berdampak positif bagi kehidupan.
Keith Siew, penulis utama dari studi ini dan peneliti pengobatan ginjal di UCL, mengatakan bahwa para peneliti hanya bisa menemukan sedikit sekali hal mengenai dampak radiasi angkasa luar terhadap ginjal, padahal dokter tahu bahwa ginjal dari manusia di Bumi cukup sensitif terhadap radiasi.
Dalam penelitian ini, para peneliti mengamati sampel biologis berupa urin, feses, darah, hingga potongan ginjal dari tikus dan manusia (tidak termasuk potongan ginjal) yang pernah ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
Tim peneliti juga melakukan beberapa eksperimen terhadap tikus di Bumi yang terpapar dosis radiasi yang serupa dengan yang ditemui di ISS.
Terdapat beberapa perubahan pada ginjal dari sampel-sampel tersebut jika dibandingkan dengan ginjal manusia di Bumi. Pertama, terdapat dua protein dalam ginjal yang dimatikan ketika terbang di angkasa luar.
Selanjutnya, terdapat beberapa perubahan besar pada distal convoluted tubule (DCT), bagian spesifik dari nefron ginjal yang melakukan proses penyaringan. Tugas dari DCT, misalnya, adalah untuk mengatur natrium dan tekanan darah.
Di angkasa luar, DCT tampak semakin pendek, seperti orang yang tidak sehat. Dengan demikian, bukan hanya kehilangan kalsium ekstra dari tulang yang melemah, orang yang pergi ke angkasa luar tampaknya juga mengalami kesulitan untuk membuang kelebihan kalsium dalam ginjal mereka, yang mungkin menyebabkan batu ginjal.
Hingga kini, masih belum jelas mengapa perubahan-perubahan ini terjadi. Diperkirakan, perubahan tekanan darah akibat kurangnya gravitasi bisa memberi tekanan ekstra pada ginjal.
Radiasi juga hampir pasti menjadi salah satu penyebab masalah utama karena eksperimen pada tikus menunjukkan beberapa efek, seperti pemebukan darah kecil di kapiler ginjal.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami cara ginjal manusia berubah di angkasa luar, misi masa depan ke Mars masih belum akan dikesampingkan.
Para peneliti menilai bahwa pemberlakukan perlindungan tambahan ke stasiun angkasa luar justru malah bisa menimbulkan akibat yang lebih membahayakan bagi kesehatan.
Solusi lain yang bisa dilakukan untuk melindungi ginjal di angkasa luar adalah penciptaan medan magnet Bumi versi portabel.
Selain itu, peneliti juga sedang meneliti obat-obatan untuk menangkal tekanan ekstra terhadap ginjal.