Kata Ilmuwan Ini 1 Juta Tahun yang Lalu Manusia Nyaris Punah, Begini Kisahnya
Jika sekarang manusia dianggap melebihi populasi, tidak pada saat 1 juta tahun lalu.
Jika sekarang manusia dianggap melebihi populasi, tidak pada saat 1 juta tahun lalu.
Kata Ilmuwan Ini 1 Juta Tahun yang Lalu Manusia Nyaris Punah, Begini Kisahnya
Hampir 1 Juta tahun yang lalu, populasi dunia hanya berjumlah 1.300 orang dalam kurun waktu lebih dari 100.000 tahun.
Jumlah itu dianggap oleh sebuah penelitian manusia hampir menghadapi kepunahan.
Dilansir dari laman Live Science, Kamis, (7/9), keadaan yang hampir punah ini memainkan peran besar terkait evolusi manusia modern yang telah punah secara misterius seperti Neanderthal beralis tebal dan Denisovan.
Data genetik menunjukkan bahwa antara 813.000 dan 930.000 tahun lalu nenek moyang manusia modern mengalami penurunan perkembangbiakan.
-
Bagaimana kerangka manusia itu ditemukan? Awalnya, HP yang sedang melintas melihat adanya kerangka manusia dalam posisi terlentang tergeletak di lahan kosong."HP kemudian memberitahukan ke sekuriti kompleks," ucap dia.
-
Bagaimana manusia purba berburu mangsa? Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
-
Kenapa manusia melewati batas Bumi? Fenomena ini menandakan bahwa jejak ekologis manusia semakin besar, dan biokapasitas planet bumi tidak dapat mengimbanginya.
-
Dimana tulang manusia ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana patung manusia kuno tersebut terlihat? Patung setinggi 2,3 meter ini menggambarkan seorang pria yang memegang alat kelaminnya dengan kedua tangan.
-
Kapan kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
Penurunan ini berimbas terhadap populasi sebanyak 98,7 persen. Salah satu peneliti di School of Medicine, New York, mengatakan bahwa diperkirakan populasi manusia modern pada saat itu berjumlah 1.280 selama 117.000 tahun lamanya.
Para peneliti menduga bahwa penurunan populasi ini bisa jadi karena anomali suhu yang drastis sehingga berakibat munculnya gletser.
Dampak dari anomali tersebut, menyebabkan penurunan suhu di permukaan laut, kekeringan yang panjang di Afrika serta Eurasia. Akibatnya pun berdampak pada kehidupan manusia kala itu.
Namun, hal ini juga masih teka-teki. Belum dapat menjawab pertanyaan para peneliti tentang penyebab pasti menurunnya populasi pada saat itu.
Bahkan, ada penelitian juga yang menyebutkan bahwa nenek moyang manusia modern merupakan gabungan antara 2 kromosom manusia purba zaman 900.000 hingga 740.000 tahun yang lalu.
Hingga kini, peneliti masih mengembangkan teknologi dan metode baru untuk mendapatkan jawaban pasti mengenai kejanggalan manusia yang hampir mengalami kepunahan.
Untuk itu, ahli paleoantropologi dari Natural History Museum London mengatakan, diperlukan teknik analisis terbaru untuk mengetahui data denom dari manusia purba Neanderthal dan Denisovan di masa mendatang.
- Sosok Ilmuwan Ini Saat Kecilnya Dianggap Bodoh, Tapi Kalau Sudah Bertanya Pertanyaannya di Luar Nalar
- Tiga Pertanyaan tentang Kehidupan yang Dianggap Ilmuwan Masih Menjadi Misteri
- Apa Benar Usia Muda Pengaruhi Gaya Memimpin? Begini Jawaban Ilmuwan
- Ilmuwan Ungkap 250 Juta Tahun Lagi akan Muncul Superbenua Vulkanik, Ini Dampak Bagi Umat Manusia