Kiamat sudah dekat? Jutaan asteroid diklaim siap hancurkan bumi
Manusia hanya mengetahui keberadaan sekitar 10.000 asteroid saja
Kehancuran umat manusia tidak hanya berasal dari dalam bumi saja, tetapi juga dari luar bumi, misalnya asteroid. Untuk menghindari hal itu, ratusan ilmuwan terkemuka di dunia berkumpul untuk menghentikan ancaman asteroid yang mengintai bumi.
Tahun depan, tepatnya tanggal 30 Juni, sekitar 100 ilmuwan dan astronot paling berpengaruh di dunia akan mengadakan pertemuan untuk membuat sebuah deklarasi untuk memulai misi melindungi umat manusia dari asteroid yang berpotensi mengakhiri kehidupan bumi, Daily Mail (03/12).
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Kenapa ilmuwan terkejut dengan penemuan di Saturnus? Tidak ada seorang pun di tim Cassini-Huygens yang membayangkan bahwa bulan-bulan kecil Saturnus bisa aktif secara kimiawi dan menghasilkan molekul-molekul berat. Ini adalah kejutan terbesar dan mungkin merupakan penemuan Cassini yang paling penting,” tambah Blanc.
-
Apa penemuan utama Al-Battani yang membantu kemajuan Astronomi? Perhitungannya yang sangat akurat mengenai panjang tahun ini merupakan inovasi asli yang memajukan dan menerangi ilmu astronomi.
-
Apa yang dimaksud dengan astrologi? Astrologi adalah suatu bentuk ramalan yang melibatkan peramalan peristiwa-peristiwa duniawi dan manusia melalui pengamatan dan interpretasi bintang-bintang tetap, Matahari, Bulan, dan planet-planet.
-
Kenapa para ilmuwan yakin Planet Kesembilan itu ada? Hasilnya menunjukkan bahwa penjelasan paling logis untuk pergerakan tidak teratur dari objek-objek tersebut adalah adanya sebuah planet besar yang belum teridentifikasi.
-
Mengapa AI ini dianggap sebagai "perubahan besar" dalam penelitian astronomi? Ed Lu, Direktur Eksekutif dari Asteroid Institute, mengatakan bahwa penemuan ini merupakan “sebuah perubahan besar” mengenai cara penelitian astronomi.
Tanggal 30 Juni sendiri dipilih karena bertepatan dengan jatuhnya asteroid terbesar yang tercatat pernah menghantam bumi di Tunguska, Siberia, pada tahun 1908. Hantaman asteroid Tunguska saat itu menimbulkan kerusakan dahsyat hingga radius 2000 kilometer persegi.
Tak pelak, khawatir dengan munculnya kejadian yang sama di masa depan, ilmuwan terus berupaya untuk meningkatkan pengawasan terhadap asteroid yang berpotensi menabrak bumi. Hingga saat ini, ilmuwan memang hanya mempunyai data sekitar 10.000 asteroid saja.
Padahal di luar angkasa terdapat jutaan asteroid yang diklaim dapat menghancurkan bumi setiap saat dan membuat kiamat semakin dekat. Tidak mengherankan bila sebuah organisasi pengamat asteroid, B612, mengungkapkan bila bumi sejatinya 10 kali lebih berpotensi dihantam asteroid dari pada yang diperkirakan sebelumnya.
"Semakin kita mempelajari dampak serangan asteroid, semakin jelas bila manusia bisa hidup sampai sekarang berkat waktu 'pemberian'," ujar Dr. Brian Maid, salah satu ilmuwan yang akan menghadiri konferensi asteroid tahun depan.
Lebih lanjut, ilmuwan sebenarnya sudah mempunyai teknologi untuk merubah arah lintasan asteroid agar tidak menghantam bumi. Namun semua itu akan percuma bila mereka tidak bisa memperkirakan kedatangan asteroid sebelumnya.
"Kami mempunyai teknologi untuk membelokkan asteroid, tapi itu akan berhasil hanya jika kita punya waktu bertahun-tahun sebelum asteroid itu sampai ke bumi," ujar mantan astronot, Dr. Ed Lu.
Oleh sebab itu, ilmuwan berancang-ancang untuk membuat teleskop luar angkasa yang untuk mengawasi asteroid. Teleskop itu rencananya akan di tempatkan di antara bumi dan planet Venus. Tetapi, apakah itu cukup untuk menghentikan asteroid-asteroid raksasa yang akan menyerang bumi?
Baca juga:
Komet tempat satelit pertama mendarat ternyata mirip bumi
2022, ESA siap berburu alien di Jupiter
Bintik matahari raksasa kembali, berpotensi rusak bumi
Ilmuwan bingung ada benda yang bisa 'kabur' dari lubang hitam
NASA temukan pegunungan dengan tinggi 3 kali Gunung Everest
Gambar ini bikin berpikir betapa kecilnya kita dibanding semesta