Manusia Pertama yang Pergi ke Luar Angkasa Hampir Terbunuh dalam Misinya Gara-gara Teknologi Belum Canggih, Begini Kisahnya
Ada persoalan sistem yang serius saat manusia pertama yang pergi ke luar angkasa.
Yuri Gagarin adalah orang pertama yang pergi ke angkasa luar. Pada 12 April 1961, ia pergi menggunakan pesawat Vostok 1 buatan Uni Soviet dalam misi angkasa luar berawak pertama yang berhasil untuk dilakukan.
Di balik kehebatannya itu, Gagarin juga mengalami peristiwa tidak menyenangkan yang bisa merenggut nyawanya ketika ia menjalani misi tersebut.
Kisah itu diceritakan John Strausbaugh dalam bukunya yang berjudul The Wrong Stuff: How the Soviet Space Program Crashed and Burned, seperti dikutip dari New York Post, Jumat (21/6).
Yuri Gagarin merupakan seorang pilot angkatan udara Uni Soviet yang baru berusia 26 tahun ketika ia dipilih sebagai calon astronaut/kosmonaut dalam misi angkasa luar pertama Uni Soviet.
Ia menjalani berbagai pelatihan berat sebelum dapat terbang, seperti pelatihan akselerasi tinggi di mesin sentrifugal/pemusing yang hampir menewaskan peserta pelatihan lain.
Ia juga melewati latihan terbang tanpa beban, pelatihan dalam kapsul tiruan, dan pelatihan bertahan hidup di alam liar. Ada pula pelatihan penggunaan parasut, kursi yang bergetar, hingga isolasi di suatu ruangan.
Pada pelatihan terakhir tadi, calon astronaut akan ditempatkan di ruangan kedap suara sehingga tercipta keheningan sempurna.
-
Makanan apa yang dibawa oleh Yuri Gagarin saat pertama kali ke luar angkasa? Dilansir dari IFLScience, Selasa (30/4), makanan pertama yang disantap di luar angkasa oleh Gagarin adalah bubur daging sapi dan hati yang dimasukkan ke dalam tabung logam seperti pasta gigi.
-
Kapan Yuri Gagarin makan di luar angkasa? Gagarin menjadi manusia pertama di luar angkasa yang menghabiskan waktu sekitar 108 menit dalam orbit Bumi.
-
Siapa astronaut pertama yang berhasil melakukan perjalanan ke luar angkasa? Pada 12 April 1961, astronot Yury A. Gagarin, yang berada di pesawat ruang angkasa Vostok 1, menjadi manusia pertama yang pergi ke luar angkasa.
-
Mengapa makanan yang dibawa oleh Yuri Gagarin dimasukkan ke dalam tabung logam? Para ilmuwan pada saat itu tidak yakin apakah fungsi dasar seperti mengunyah dan menelan akan berjalan lancar dalam kondisi gaya berat mikro.
-
Kenapa Soyuz 1 Gagal? Misi Soyuz 1 yang Gagal Sebelum penerbangan Soyuz 1, sudah ada banyak peringatan terkait masalah teknis pada pesawat luar angkasa ini. Bahkan, laporan dari para insinyur yang terlibat dalam proyek ini mengungkapkan adanya lebih dari 200 masalah struktural pada pesawat. Namun, karena tekanan politik yang kuat, kekhawatiran ini diabaikan, dan misi tetap dijalankan.
-
Siapa astronot kulit hitam pertama yang berhasil mencapai luar angkasa? Guion Bluford, yang pada tahun 1983 akhirnya menjadi orang kulit hitam pertama yang mencapai luar angkasa.
Dalam waktu lima belas hari, ruangan isolasi tersebut diawasi 24 jam sehari. Kemudian, ada tes kekurangan oksigen ketika gas tersebut dipompa keluar secara perlahan.
Gagarin akhirnya terpilih sebagai kosmonaut dan ia terbang seorang diri ke angkasa luar. Ketika sedang berada di angkasa luar, insinyur di darat membuat roket Gagarin melakukan pengereman agar kembali masuk ke Bumi.
Meski begitu, rencana tidak berjalan dengan terlalu mulus.
“Sesaat setelah roket pengereman mati, ada sentakan tajam, dan pesawat mulai berputar di sekitar porosnya pada kecepatan yang sangat tinggi,” jelas Gagarin sehari setelah ia mendarat di Bumi. Pesawat yang dinaiki Gagarin menjadi berputar-putar di udara.
Di belakang bola Vostok yang menahan Gagarin, terdapat modul peralatan yang berisi roket pengereman, tangki oksigen, dan baterai.
Modul ini seharusnya terlepas ketika roket terputus, tetapi hal itu tidak terjadi karena adanya kabel listrik yang membuat mereka terikat bersama.
Jika kedua modul tersebut bertabrakan saat meluncur, Gagari kemungkinan besar akan terbunuh. Kabel-kabel tersebut kemudian terbakar sehingga sang kapsul terlepas dari roket.
Sebagai efek sampingnya, roket berputar dengan sangat keras yang membuat Gagarin hampir pingsan. Saat turun melewati udara yang lebih padat, putaran dari kapsul menjadi berkurang dan api mulai membakar kapsul.
Alat pelontar seharunya terpicu secara otomatis pada ketinggian 7 km. Akan tetapi, Gagarin, yang mungkin menjadi kurang percaya pada mekanisme otomatis, memilih untuk membuka pesawat secara paksa dan melontar secara manual lebih awal.
Parasut Gagarin terbuka dengan baik sehingga ia dapat mendarat terpisah dari kapsulnya, meskipun dengan jarak sekitar 500 km dari target tempat pendaratan yang asli.
Di kemudian hari, diketahui bahwa insinyur yang bertanggung jawab atas pengujian parasut sebenarnya kosmonaut gagal melaporkan atau memperbaiki masalah dengan parasut yang bisa tersangkut di antena saat digunakan.
Reporter magang: Laurensius Katon Kandela.