Mengapa 13 Dianggap Sebagian Orang Angka Sial? Begini Kisahnya
Sebenarnya, masih belum ada kejelasan yang pasti mengenai kapan angka 13 dianggap sebagai angka yang buruk.
Sebenarnya, masih belum ada kejelasan yang pasti mengenai kapan angka 13 dianggap sebagai angka yang buruk.
Mengapa 13 Dianggap Sebagian Orang Angka Sial? Begini Kisahnya
Banyak orang yang menganggap bahwa angka 13 merupakan angka sial. Hal itu terutama lebih sering ditemui di negara-negara Barat.
Lantas, apa yang menyebabkan angka 13 dianggap sial. Lalu, bagaimana kebenaran dugaan hubungan antara kesialan dan angka 13?
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kenapa Ayuk Findi Antika meracuni MR? Modus perbuatan pelaku yang telah dinaikkan statusnya dari saksi menjadi tersangka ini adalah untuk mengalihkan perhatian atas kasus pencurian KTP, kartu ATM dan buku rekening milik korban pada pertengahan Desember 2023.
-
Mengapa Antartika disebut gurun? Meski dikenal dengan suhu rendahnya yang ekstrem, Antartika disebut sebagai gurun karena curah hujan atau saljunya yang sangat minim. Gurun merupakan area yang curah hujannya rendah. Salah satu standar yang umum digunakan adalah jika wilayah tersebut menerima kurang dari 25 cm (10 inci) hujan atau salju setiap tahunnya.
-
Kapan Galang Rambu Anarki meninggal? Dia meninggal dunia pada 25 April 1997 di usia 15 tahun.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Kapan Omar melamar Anggika? Omar Armandiego Soeharto dan Anggika Bolsterli membagikan momen yang sangat ditunggu-tunggu pada Minggu (03/12/2023) melalui akun Instagram pribadi mereka, @omararmandiego dan @anggikabolsterli.
Melansir dari The Conversation, About.com, dan National Geographic, Senin (25/3), ketakutan berlebihan akan angka 13 disebut sebagai triskaidekafobia. Sebenarnya, masih belum ada kejelasan yang pasti mengenai kapan angka 13 dianggap sebagai angka yang buruk.
Ada yang menganggap angka ini sudah dianggap buruk sejak masa kuno, ada pula yang menilai bahwa anggapan ini mulai muncul setelah Abad Pertengahan. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengapa angka 13 dikatakan sial, meskipun semuanya masih bersifat spekulatif.
Pertama, dalam agama Kristiani, Yesus mengadakan perjamuan terakhir dengan 12 muridnya sebelum Ia wafat. Secara keseluruhan, terdapat 13 orang yang hadir di dalam perjamuan tersebut.
Salah satu dari ke-12 murid tersebut, yaitu Yudas Iskariot, nantinya akan mengkhianati dan menyerahkan Yesus kepada para prajurit sampai Yesus wafat.
Dalam mitologi Nordik, angka 13 memiliki peran yang cukup besar. Suatu saat para dewa—yang berjumlah 12—sedang melakukan makan malam bersama di Valhalla. Loki, dewa tipu muslihat yang dianggap sering membuat masalah, datang tak diundang sebagai dewa ke-13.
Ada pula yang menyebutkan anggapan bahwa perkumpulan 13 orang yang bisa mengakibatkan petaka juga dapat ditemui di budaya Hindu kuno, meskipun lagi-lagi kejelasannya belum dapat dipastikan.
Perkumpulan para penyihir, baik dalam konotasi keagamaan positif maupun negatif, juga dilaporkan dapat terdiri dari 13 orang penyihir.
Dalam era modern, kesialan dari angka 13 dapat disambungkan dengan kegagalan misi Apollo 13 menuju bulan.
Dua hari setelah misi dimulai, tangki oksigen dalam service module pecah sehingga pendaratan di Bulan tidak dapat dilaksanakan.
Dengan sistem cadangan, awak pesawat dapat kembali ke bumi dengan selamat. Dalam perkembangan selanjutnya, misi luar angkasa STS-13 akhirnya diganti namanya menjadi misi STS-41-C.
Mengapa dianggap sial?
Barry Markovsky, profesor Sosiologi dari Universitas Carolina Selatan, mengatakan bahwa proses sosiokultural dapat mengasosiasikan kesialan dengan angka apa pun.
“Ketika kondisinya mendukung, sebuah rumor atau takhayul menghasilkan realitas sosialnya sendiri, menggelinding layaknya bola salju seperti legenda urban yang bergulir menuruni bukit waktu,”
Barry Markovsky, profesor Sosiologi dari Universitas Carolina Selatan.
Ketakutan banyak orang akan angka 13 bisa timbul dari berbagai faktor psikologis.
Ketakutan itu bisa timbul karena pengalaman buruk yang dialami secara langsung di masa lalu yang berhubungan dengan angka 13.
Misalnya memiliki kerabat yang memiliki fobia serupa, memiliki kepribadian yang sensitif, hingga karena terpapar fobia tersebut dari orang lain yang memiliki fobia yang sama.
Asosiasi angka 13 dengan angka yang buruk juga dapat diperkuat dengan kurangnya keterbiasaan seseorang dengan angka 13.
Seperti disebutkan sebelumnya, banyak hal yang hanya memiliki batas hingga angka 12, seperti angka 12 di jam dinding dan angka bulan 12 di kalender. Asosiasi psikologis yang demikian biasanya akan sulit untuk dihapus ketika sudah telanjur dipercayai.
Tak Semua Orang Menganggap Sial
Meskipun angka 13 menimbulkan banyak perasaan tidak enak, tidak semua orang dan budaya memiliki anggapan yang sama.
Ada berbagai budaya yang tidak menaruh prasangka apa pun terhadap angka 13, ada pula yang malah menganggap angka 13 sebagai angka keberuntungan.Sebelum Perang Dunia I, angka 13 dianggap sebagai angka keberuntungan di Prancis. Di Italia, kecuali dalam beberapa hal, angka 13 juga dianggap sebagai angka keberuntungan.
Bagi masyarakat berbahasa Kanton/Konghu, angka 13 juga dianggap membawa keberuntungan. Berbagai atlet dan masyarakat luas juga memilih angka 13 sebagai angka keberuntungan mereka.