Pria Ini Orang Pertama di Dunia yang Buktikan Bentuk Bumi Bulat Pakai Hitungan Matematika
Bukan Kristoforus Kolumbus yang melakukan penghitungan matematika Bumi bulat.
Bukan Kristoforus Kolumbus yang melakukan penghitungan matematika Bumi bulat.
Pria Ini Orang Pertama di Dunia yang Buktikan Bentuk Bumi Bulat Pakai Hitungan Matematika
Perdebatan mengenai bentuk Bumi masih terjadi hingga kini. Banyak pihak yang mengatakan bahwa Bumi itu bulat, ada pula yang menyatakan Bumi itu datar.
Melalui perdebatan yang panjang ini, ternyata 2000 tahun lalu, seorang laki-laki asal Yunani Kuno ini berhasil menemukan jawabannya.
Seorang ahli matematika dari zaman Yunani Kuno sekaligus kepala perpustakaan di Alexandria berhasil menemukan luas keliling Bumi.
Ia menghitung dengan nilai akurasi yang nyaris mirip dengan hasil perhitungan satelit luar angkasa pada pertengahan abad ke-20.
-
Apa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun.
-
Apa arti dari kata 'Bumi' dalam bahasa Inggris Kuno? Secara etimologis, kata 'Bumi' berasal dari bahasa Inggris Kuno 'eorþe' (dibaca 'eorthe') yang berarti tanah atau bumi.
-
Berapa berat Bumi? Menurut NASA, Massa Bumi berkisar 5,9722×1024 kilogram atau sekitar 13,1 septiliun pon.
-
Kapan Curug Bibijilan buka? Curug Bibijilan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
-
Kenapa manusia melewati batas Bumi? Fenomena ini menandakan bahwa jejak ekologis manusia semakin besar, dan biokapasitas planet bumi tidak dapat mengimbanginya.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
Siapa orang itu? Dia bernama Eratosthenes. Bermodalkan tongkat dan rasa penasarannya, ia berhasil mendapatkan jumlah keliling Bumi sejauh 40.000 kilometer.
Kala itu ia mengetahui bahwa di Syene, sebuah kota yang terletak di selatan Alexandria tak memunculkan cahaya vertikal pada siang hari saat musim panas berlangsung.
Kemudian ia berpikir apakah hal serupa juga terjadi Alexandria?
Mengutip dari laman Independent, Senin (28/8), tepat pada 21 Juni, ia menancapkan sebatang tongkat ke tanah dan kemudian ia menunggu apakah akan ada bayangan cahaya pada siang hari.
Setelah menunggu, akhirnya munculnya bayangan cahaya sebesar 7 derajat. Namun, pada waktu yang bersamaan bayangan tersebut hanya muncul pada tongkat yang berada di Alexandria saja, sedangkan di Syene tidak memunculkan bayangan sama sekali.
Oleh karena itu, Eratosthenes menyimpulkan bahwa Bumi memiliki bentuk yang bulat, sebab adanya lengkungan yang membuat hanya salah satu tongkat yang mempunyai bayangan cahaya.
Karena perbedaan panjang bayangan cahaya di Alexandria dan Syene hanya sebesar 7 derajat, berarti kota tersebut berjarak 7 derajat pada permukaan bumi yang 360 derajat.
Temuannya Dipastikan Kembali
Untuk memastikan temuannya, Eratosthenes mempekerjakan seorang pria untuk mengukur jarak kedua kota tersebut dan kemudian diketahui bahwa jarak diantara keduanya adalah 5.000 stadia atau sekitar 800 kilometer.
Setelah itu, ia kemudian menghitung keliling bumi dengan menggunakan cara yang sederhana, yaitu dengan mengukur 7,2 derajat sama dengan 1/50 dari 360 derajat, lalu dikalikan 800 sama dengan 50, hasilnya sama dengan 40.000 kilometer.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan oleh Eratosthenes ini hampir sama dengan hasil yang diperoleh dari satelit luar angkasa pada abad ke-20.
Berangkat dari penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa perhitungan mengenai bentuk Bumi itu bulat sudah ditemukan sejak 2000 tahun sebelum satelit luar angkasa hadir.