Sains Ungkap Cara ini Meningkatkan Peluang Hidup Manusia 90 Persen jika Tersambar Petir
Berikut cara agar manusia punya peluang hidup jika kepalanya tersambar petir.
Berikut cara agar manusia punya peluang hidup jika kepalanya tersambar petir.
Sains Ungkap Cara Meningkatkan Peluang Hidup Manusia 90 Persen jika Tersambar Petir
Ada kabar baik bagi siapa saja yang takut tersambar petir. Menyiram kepala dengan air hujan dapat meningkatkan peluang untuk bertahan hidup hingga 90 persen.
Itulah kesimpulan yang dicapai oleh tim ilmuwan yang membuat kepala manusia palsu, menyetrumnya dengan aliran listrik yang kuat, dan mengukur hasilnya.
-
Di mana kejadian sambaran petir menimpa para petani? Ketiga petani di Desa Tanjung Alam, Lintang Kanan, Empat Lawang, Sumatera Selatan, disambar petir saat berteduh di pondok ketika hujan deras melanda kawasan itu.
-
Apa itu petir? Secara proses, petir merupakan peristiwa pelepasan listrik yang ditimbulkan lantaran ketidakseimbangan badai awan dan permukaan Bumi.
-
Bagaimana petir terjadi? Ketidakseimbangan ini muncul karena adanya lompatan elektron-elektron dari awan bermuatan negatif ke bumi yang bermuatan positif.
-
Mengapa petir terlihat mengerikan? Salah satu fenomena alam yang mengerikan saat hujan deras adalah petir. Seringnya ketika petir menyambar, disusul pula dengan suara dentuman gemuruh yang menggelegar keras.
-
Di mana insiden petani meninggal tersambar petir terjadi? Sebuah insiden naas terjadi di Dusun Tuo, Nagari Muaro Bodi, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat pada Jum'at lalu.
-
Kenapa doa ketika hujan disertai petir penting? Doa ketika turun hujan ini dapat dilafalkan ketika kita senantiasa dikelilingi hujan yang disertai dengan petir menggelegar. Petir yang berlebihan dikhawatirkan dapat mengakibatkan bencana. Adapun bacaan doa ketika turun hujan semakin deras yang disertai petir adalah sebagai berikut:Subhanalladzi sabbahat lahu.Artinya:"Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya."
Kepala palsu yang telah direndam dalam air memiliki kerusakan yang jauh lebih sedikit dan paparan internal terhadap arus listrik yang lebih rendah.
“Eksperimen kami pada contoh rupa kepala manusia,” tulis tim yang dipimpin oleh insinyur René Machts dari Universitas Teknologi Ilmenau di Jerman.
"Ini memberikan bukti praktis mengenai efek yang dipostulatkan secara teoritis bahwa kulit yang basah karena hujan mungkin mempunyai sifat perlindungan sambaran petir yang lebih baik dibandingkan kulit kering,"
René Machts dari Universitas Teknologi Ilmenau di Jerman, dikutip ScienceAlert, Minggu (18/2).
Namun lebih dari satu penelitian menunjukkan bahwa air dapat mengurangi efeknya.
Analisis teoretis menunjukkan bahwa kulit basah dapat mengurangi paparan arus listrik ke tubuh, sementara penelitian lain menemukan bahwa hewan basah lebih sering selamat dari sambaran petir dibandingkan hewan kering.
Tetapi studi eksperimental belum meneliti variabel basahnya kulit manusia.
Machts dan rekan-rekannya berusaha mengatasi kesenjangan dalam pemahaman tentang dampak petir; khususnya, bagaimana kelembapan permukaan dapat mengubah cara petir merambat melintasi kepala manusia.
Proses Uji Coba
Mereka membuat dua kepala manusia palsu yang dirancang untuk meniru sifat konduktivitas listrik dari kepala manusia asli.
Dimodelkan pada data CT scan, masing-masing terdiri dari kulit kepala, tengkorak, dan volume jaringan di dalam tengkorak.
Bahan konstruksi dipilih dengan cermat agar memiliki sifat yang mirip dengan jaringan manusia: natrium klorida, air, grafit, dan agarosa.
Selanjutnya, kepala “hantu” ditempatkan pada susunan elektroda. Tim menjaga satu kepala tetap kering dan menyemprot kepala lainnya dengan air hujan buatan. Setelah itu meledakkan keduanya dengan arus maksimum yang tersedia pada generator pulsa sebesar 42 kiloamper.
Hasil tim menunjukkan bahwa flashover yang terbentuk sempurna terjadi baik kepala basah atau kering. Namun, untuk kepala yang basah, arus yang masuk ke kepala jauh lebih sedikit; Secara spesifik, energi yang masuk ke rongga otak 32,5 persen lebih rendah pada kepala basah dibandingkan kepala kering.