Sosok ini Bukan Orang Sembarangan, Google Sampai Rela Keluarkan Duit Rp 40 Miliar Buat Merekrutnya
Google menghabiskan Rp 40 miliar untuk merayu Noam Shazeer yang dianggap penting bagi mereka. Terutama untuk pengembangan AI.
Google dilaporkan mengeluarkan USD2,7 miliar atau setara Rp 40 miliar untuk merekrut kembali Noam Shazeer. Dia merupakan ahli kecerdasan buatan (AI) yang meninggalkan perusahaan tersebut pada 2021.
Shazeer, yang mendirikan startup Character.AI, adalah salah satu otak di balik revolusi model bahasa besar yang mendominasi teknologi AI saat ini. Kesepakatan ini dilihat sebagai langkah strategis Google untuk mendapatkan keunggulan dalam persaingan global di sektor AI.
-
Siapa yang menginvestasi Google di awal? Mereka memulai operasinya dari sebuah garasi di Menlo Park, California, dengan modal awal sebesar $100.000 yang diberikan oleh salah satu pendiri Sun Microsystems.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana Google melatih AI untuk mendeteksi penyakit? Teknologi ini dilatih dengan data 300 juta rekaman suara seperti batuk, bersin, dan napas berat untuk mendeteksi penyakit seperti tuberkulosis.
-
Apa peran utama AI yang disebutkan oleh para pelaku usaha? AI kini punya peran fundamental agar pekerjaan selesai lebih efektif dan efisien.
-
Siapa saja investor di balik Figure AI? Selain Jeff Bezos, OpenAI, dan Nvidia, investasi dalam Figure AI juga melibatkan Dana Ventura Intel yang dimiliki oleh Cathie Wood, bersama dengan Ark Invest juga milik Cathie Wood, Align Ventures, dan investor lama Parkway Venture Capital.
Menurut Wall Street Journal via Futurism, Senin (30/9), kesepakatan ini dilakukan melalui lisensi teknologi dari Character.AI, tetapi alasan utama di balik investasi besar ini adalah untuk membawa kembali Shazeer.
Meskipun angka tersebut mencengangkan, WSJ menyebut Shazeer sebagai sosok kunci yang sangat diinginkan Google di tengah persaingan AI yang semakin ketat.
Shazeer dikenal sebagai salah satu perintis AI di Google, termasuk karyanya yang berpengaruh pada model bahasa besar sejak 2017. Keputusannya untuk meninggalkan Google muncul setelah perusahaan menolak untuk merilis chatbot bernama Meena karena kekhawatiran keamanan, meski kemudian chatbot seperti ChatGPT dirilis oleh OpenAI setahun setelahnya.
Namun, meski Google mengeluarkan dana besar untuk mendapatkan kembali Shazeer, hal ini juga memunculkan pertanyaan di kalangan investor. Banyak yang khawatir bahwa perusahaan teknologi seperti Google, Microsoft, dan Amazon sedang menggelontorkan dana miliaran dolar tanpa kepastian pengembalian yang signifikan.
Bahkan, seorang profesor dari Universitas Florida, Jay Ritter, menyebut perusahaan-perusahaan ini mungkin membayar terlalu mahal untuk bakat AI tanpa jaminan keuntungan di masa depan. Di sisi lain, kesepakatan seperti ini juga menggarisbawahi betapa pentingnya bakat-bakat top dalam industri teknologi saat ini.
Selain Google, Amazon juga dilaporkan telah merekrut para eksekutif dari startup AI Adept melalui perjanjian serupa. Persaingan untuk mengamankan talenta terbaik dalam AI terus meningkat, dan investasi besar ini menjadi strategi utama dalam memastikan posisi perusahaan-perusahaan teknologi raksasa di garis depan perkembangan AI.
Kesepakatan dengan Shazeer, serta banyak kesepakatan serupa, menandai babak baru dalam perang dingin teknologi AI, di mana perusahaan-perusahaan besar berlomba-lomba untuk merebut talenta terbaik.
Namun, hanya waktu yang akan menunjukkan apakah pengeluaran miliaran dolar ini benar-benar sepadan dengan hasil yang diharapkan.