Terungkap Ada Semburan Gas di Alam Semesta, Fenomena Langka
Centaur dulunya berada di Sabuk Kuiper beku di luar orbit Neptunus.
Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) berhasil menangkap semburan gas dari objek mirip komet yang jauh bernama Centaur. Para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai semburan gas primordial yang berasal dari proses pembentukan sistem tata surya.
Menurut laporan Live Science pada Sabtu (13/10), fenomena ini memberikan wawasan mengenai pembentukan centaur, komposisinya, dan bagaimana objek ini bertransisi menjadi komet. Dahulu, centaur berada di Sabuk Kuiper yang beku di luar orbit Neptunus, namun interaksi gravitasi dengan Neptunus mendorong beberapa centaur lebih jauh ke dalam.
-
Apa yang ditemukan Teleskop James Webb di alam semesta? Para astronom telah melihat tanda tanya kosmik saat menggunakan teleskop James Webb. Gambar inframerah dekat beresolusi tinggi, ditangkap oleh Teleskop James Webb.
-
Siapa yang berhasil menemukan dan mengembangkan teleskop sendiri? Galileo Galilei membuat dan mengembangkan teleskopnya sendiri setelah teleskop pertama kali diciptakan.
-
Kenapa Teleskop Einstein dibangun? Detektor yang lebih sensitif akan mendeteksi sinyal lebih awal, memberikan waktu bagi teleskop lain untuk menyelaraskan diri.
-
Siapa yang menyerang Teleskop Gemini? Hacker berhasil membobol sistem observatorium tercanggih dunia di AS.
-
Apa yang terlihat seperti satelit dalam lukisan 'Pemuliaan Ekaristi'? Bapa, Putra dan Roh Kudus digambarkan dalam 'Pemuliaan Ekaristi', sebuah lukisan karya Ventura Salimbeni tahun 1595. Namun di latar belakang ada sesuatu yang mengejutkan – sebuah bola biru dengan paku mencuat, yang oleh sebagian orang ditafsirkan sebagai Sputnik, satelit pertama yang mengorbit Bumi pada tahun 1957.
-
Apa yang terjadi pada Teleskop Gemini? Dua observatorium astronomi tercanggih di dunia, Teleskop Gemini Utara di Hawaii dan Teleskop Gemini Selatan di Chili, terpaksa menghentikan operasinya karena terkena serangan siber yang menyebabkan tertundanya pekerjaan serta mematikan teleskop kecil lainnya.
Saat ini, mereka mengorbit matahari di antara Jupiter dan Neptunus. Di wilayah tersebut, centaur terpengaruh oleh orbit Jupiter yang dapat menarik mereka lebih dekat ke matahari. Proses ini mengubah centaur menjadi komet periode pendek yang mengelilingi bintang kita dalam waktu kurang dari 200 tahun.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature, centaur dianggap sebagai sisa-sisa dari pembentukan sistem planet. Lebih dari 500 centaur telah teridentifikasi, tetapi astronom memperkirakan ada sekitar 10 juta centaur yang mungkin masih tersembunyi di luar sana. Salah satu centaur yang paling dikenal adalah 29P/Schwassmann-Wachmann 1, yang mengalami letusan setiap enam hingga delapan minggu.
Observasi sebelumnya dengan gelombang radio menunjukkan adanya semburan gas karbon monoksida yang mengarah ke matahari, namun Spektrograf Near-Infrared JWST (NIRSpec) mengungkapkan lebih banyak informasi.
NIRSpec menemukan semburan kedua karbon monoksida (CO) dari 29P yang mengarah ke utara, serta dua semburan karbon dioksida (CO2) yang belum pernah terlihat sebelumnya, yang mengarah ke utara dan selatan. Penyebab pengeluaran gas ini masih belum jelas. Pada umumnya, semburan gas pada komet terjadi ketika es air memanas akibat sinar matahari, menguap, dan meledak melalui permukaan, membentuk ekor komet dan membawa gas bersamanya.
Namun, JWST tidak menemukan bukti adanya uap air dalam semburan ini, yang tidak mengejutkan para peneliti karena 29P berada terlalu jauh dari matahari untuk memungkinkan sublimasi es air. Observasi tersebut mengindikasikan bahwa 29P mungkin bukan satu objek tunggal, melainkan beberapa objek yang terperangkap bersama, yang dikenal sebagai "biner kontak."
- Ilmuwan Temukan Bukti Adanya Planet Baru, Massanya 10 Kali Lebih Besar Dari Bumi
- Ada Dugaan Planet Neptunus dan Uranus Pernah Bertabrakan, Begini Efek Dahsyatnya
- Astronom Temukan Planet yang Mengorbit Bintangnya Jauh Lebih Cepat Dibandingkan Bumi
- Galileo Galilei Sempat Disebut sebagai Penemu Planet Neptunus, Tapi Aslinya Bukan Dia
Penemuan semacam ini semakin umum, contohnya Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko yang dikunjungi misi Rosetta dari Badan Antariksa Eropa, serta Arrokoth, objek Sabuk Kuiper yang dijumpai oleh pesawat luar angkasa New Horizons pada 2019. Sayangnya, 29P terlalu jauh untuk JWST dapat memecahkan rincian nukleusnya. Namun, pemodelan komputer 3D dari titik asal semburan gas menunjukkan bahwa semburan tersebut berasal dari lokasi yang berbeda, dengan bagian-bagian yang berbeda dari 29P terbuat dari material yang beragam.
Komet Centaur
Sejak tahun 2016, para astronom telah menerbitkan penelitian mengenai ancaman komet jenis Centaur yang berpotensi menabrak Bumi. Komet Centaur memiliki orbit yang jauh dari Bumi, berada di luar Neptunus dengan bentuk yang memanjang dan tidak stabil.
Orbit ini melintasi planet-planet seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, di mana gaya gravitasi mereka dapat mengubah arah komet menuju Bumi. Tim ilmuwan yang terdiri dari Davi Asher dan Mark Bailey dari Armagh Observatory, serta Duncan Steel dan Bill Napier dari University of Buckingham, memperkirakan bahwa komet Centaur dapat mendekati Bumi setiap 40.000 hingga 100.000 tahun sekali.
Ketika komet Centaur mendekat, ia akan mengalami kehancuran secara perlahan akibat panas yang dipancarkan oleh Matahari. Para ilmuwan juga memperingatkan tentang potensi berbahaya dari pecahan komet Centaur yang dapat membombardir Bumi, mengingat ukuran pecahan tersebut bisa mencapai puluhan kilometer.