Terungkap Pernah Hidup Dinosaurus Berukuran Kecil yang Paling Ditakuti
Ahvaytum bahndooiveche, dinosaurus berusia 230 juta tahun, ditemukan di Wyoming, mengungkap sejarah baru tentang penyebaran dinosaurus di Laurasia.
Fosil makhluk kecil berusia 230 juta tahun yang ditemukan di Wyoming, AS, mengungkap fakta baru tentang asal-usul dinosaurus.
Penemuan ini, yang diberi nama Ahvaytum bahndooiveche, adalah dinosaurus tertua yang pernah ditemukan di Laurasia, belahan utara superkontinen kuno Pangea.
-
Kapan dinosaurus punah? Sebelum ini, para ilmuwan telah berdebat tentang apa penyebab dari lenyapnya tiga perempat kehidupan di Bumi 66 juta tahun yang lalu ini.
-
Bagaimana dinosaurus ini ditemukan? Penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Portsmouth dan Universitas Bath, yang telah melakukan penelitian di Pulau Isle of Wight selama lebih dari satu abad.
-
Mengapa dinosaurus punah? Temuan kami secara khusus mendukung gagasan bahwa vulkanisme telah mengganggu atmosfer dan iklim jauh sebelum asteroid,
-
Kapan Dinosaurus punah? Batu ini ternyata memicu berbagai bencana hingga pada akhirnya menewaskan tiga perempat kehidupan di Bumi, termasuk dinosaurus. Batu besar yang dijuluki “kotak hitam” itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari.
-
Mengapa Dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki “kotak hitam” itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
Ahvaytum bahndooiveche ditemukan pada 2013 di wilayah yang kini menjadi bagian dari Wyoming. Berdasarkan analisis radioisotop, fosil ini berasal dari periode Karnian sekitar 230 juta tahun lalu, menjadikannya sejajar dengan dinosaurus awal di belahan selatan, Gondwana.
Sebelumnya, para ilmuwan meyakini bahwa dinosaurus hanya ada di Gondwana selama jutaan tahun sebelum menyebar ke Laurasia.
"Penemuan ini menunjukkan bahwa dinosaurus dan kerabatnya memiliki distribusi kosmopolitan selama pertengahan hingga akhir periode Karnian," kata Dr. Dave Lovelace, ahli paleontologi dari University of Wisconsin Geology Museum, yang memimpin penelitian ini dikutip dari ScienceAlert, Minggu (12/1).
Dinosaurus Kecil dengan Pengaruh Besar
Ahvaytum memiliki ukuran kecil, kira-kira sebesar ayam dengan ekor yang panjang. Fosil yang ditemukan sebagian besar berasal dari kaki, dan meskipun tidak ada spesimen lengkap, tim peneliti berhasil mengidentifikasinya sebagai kerabat sauropoda.
Sauropoda yang lebih terkenal seperti Brachiosaurus dan Diplodocus hidup jutaan tahun setelah Ahvaytum.
- Peneliti Ungkap Manusia akan Bernasib Sama Seperti Dinosaurus: Makin Bodoh Seiring Waktu, Ini Alasannya
- Ilmuwan Temukan Fosil Katak Raksasa Pemangsa Bayi Dinosaurus
- Peneliti Temukan Jejak Dinosaurus yang Sama di Dua Benua Berbeda, Terpisah Lautan Sejauh 6.000 Kilometer
- Dinosaurus Berubah Jadi “Ayam” Gara-gara Letusan Gunung Berapi yang Dahsyat
Jejak kaki dinosaurus yang lebih tua juga ditemukan di lokasi tersebut, mengisyaratkan bahwa dinosaurus atau kerabatnya mungkin sudah ada di wilayah itu sebelum Ahvaytum bahndooiveche.
Revisi Sejarah Penyebaran Dinosaurus
Penemuan Ahvaytum menantang teori sebelumnya yang menyatakan bahwa dinosaurus menyebar ke utara jauh setelah muncul di Gondwana.
Iklim pada periode Karnian, yang lebih hangat dan lembap, menciptakan habitat baru yang mendukung diversifikasi kehidupan. Namun, kondisi lingkungan mungkin menghambat pelestarian fosil, menjadikan temuan seperti Ahvaytum sangat langka.
"Penemuan ini memperkaya pemahaman kita tentang distribusi awal dinosaurus," tambah tim peneliti.
Penelitian ini melibatkan anggota Suku Eastern Shoshone, yang wilayah leluhurnya mencakup lokasi temuan. Nama Ahvaytum bahndooiveche diambil dari bahasa Shoshone, yang berarti "dinosaurus dari masa lalu."
"Kolaborasi ini membuka peluang bagi timbal balik dalam proses penelitian," kata Amanda LeClair-Diaz, salah satu penulis studi yang juga anggota suku Eastern Shoshone dan Northern Arapaho.
Penemuan Ahvaytum bahndooiveche tidak hanya merevisi sejarah evolusi dinosaurus tetapi juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan komunitas lokal dalam penelitian ilmiah. Dengan bukti baru ini, para ilmuwan semakin yakin bahwa dinosaurus memiliki penyebaran yang lebih luas sejak awal sejarahnya, jauh melampaui yang sebelumnya diyakini.