Sedang Gali Tanah Liat, Pekerja Temukan 'Jalan Raya Dinosaurus' Berupa 200 Jejak Berusia 166 Juta Tahun
Para peneliti di Inggris menemukan hampir 200 jejak dinosaurus yang berusia 166 juta tahun.
Seorang pekerja yang menggali tanah liat di tambang batu kapur di Inggris selatan menemukan tonjolan-tonjolan yang tidak biasa. Temuan itu kemudian mengarah pada penemuan "jalan raya dinosaurus" dan hampir 200 jejak dinosaurus yang berusia 166 juta tahun, kata para peneliti kemarin.
Dilansir Columbian, Rabu (2/1), penemuan luar biasa ini terjadi setelah tim yang terdiri dari lebih dari 100 orang menggali Tambang Dewars Farm di Oxfordshire pada Juni lalu.
-
Dimana jejak dinosaurus itu ditemukan? The Coliseum terletak di Taman Nasional dan Cagar Alam Denali.
-
Dimana jejak dinosaurus ini ditemukan? Seorang pekerja tambang di Oxfordshire, Inggris, tanpa sengaja menemukan salah satu koleksi jejak dinosaurus paling penting dalam sejarah.
-
Dimana jejak dinosaurus ditemukan? Jejak-jejak tersebut ditemukan di Cekungan Coke di Formasi Nanushuk.
-
Di mana jejak dinosaurus ditemukan? Dinosaur Valley State Park, yang terletak sekitar satu setengah jam perjalanan ke selatan dari Dallas, dikenal sebagai rumah bagi jejak dinosaurus sauropoda dan teropoda yang hidup di daerah tersebut sekitar 113 juta tahun yang lalu.
-
Kapan jejak dinosaurus ini ditemukan? Mengutip IFLScience, Sabtu (4/1), jejak ini membentuk lima jalur besar yang disebut sebagai 'jalan raya dinosaurus,' diperkirakan berusia sekitar 166 juta tahun.
-
Apa nama jalur jejak dinosaurus? Jejak ini membentuk lima jalur besar yang disebut sebagai 'jalan raya dinosaurus,' diperkirakan berusia sekitar 166 juta tahun.
Menurut para peneliti dari Universitas Oxford dan Birmingham, temuan ini memperluas penelitian paleontologi sebelumnya di area tersebut dan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang periode Jura Tengah.
Jejak Megalosaurus
“Jejak kaki ini memberikan jendela luar biasa ke dalam kehidupan dinosaurus, mengungkapkan detail tentang pergerakan, interaksi, dan lingkungan tropis tempat mereka tinggal,” kata Kirsty Edgar, profesor mikropaleontologi di Universitas Birmingham.
Empat dari kumpulan jejak kaki yang membentuk "jalan raya" tersebut menunjukkan jalur yang dilalui oleh herbivora berleher panjang dan berukuran raksasa yang disebut sauropoda, yang diyakini merupakan Cetiosaurus, dinosaurus yang tumbuh hingga hampir 18 meter panjangnya.
Kumpulan jejak kelima berasal dari Megalosaurus, predator ganas sepanjang 9 meter yang meninggalkan jejak cakar tiga yang khas dan merupakan dinosaurus pertama yang diberi nama ilmiah dua abad lalu.
Sebuah area tempat jejak-jejak tersebut saling bersilangan menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan interaksi antara karnivora dan herbivora.
“Ilmuwan telah mengetahui dan mempelajari Megalosaurus lebih lama daripada dinosaurus lainnya di Bumi, namun penemuan-penemuan terbaru ini membuktikan bahwa masih ada bukti baru tentang hewan-hewan ini di luar sana, menunggu untuk ditemukan,” kata Emma Nicholls, paleontolog vertebrata di Museum Sejarah Alam Universitas Oxford.
Hampir 30 tahun lalu, 40 kumpulan jejak kaki yang ditemukan di tambang batu kapur di area tersebut dianggap sebagai salah satu situs jejak dinosaurus paling penting secara ilmiah di dunia.
Namun, area tersebut sekarang sebagian besar tidak dapat diakses dan hanya ada bukti foto yang terbatas karena penemuan itu terjadi sebelum penggunaan kamera digital dan drone untuk merekam temuan.
Kelompok yang bekerja di lokasi ini musim panas lalu mengambil lebih dari 20.000 gambar digital dan menggunakan drone untuk membuat model 3-D dari jejak kaki tersebut.
Dokumentasi besar ini akan membantu studi di masa depan dan dapat memberikan wawasan tentang ukuran dinosaurus, cara mereka berjalan, dan kecepatan mereka bergerak.
“Pelestariannya begitu rinci sehingga kami dapat melihat bagaimana lumpur terdeformasi saat kaki dinosaurus masuk dan keluar,” kata Duncan Murdock, ilmuwan bumi di museum Oxford.
“Bersama dengan fosil lainnya seperti liang, cangkang, dan tumbuhan, kami dapat menghidupkan kembali lingkungan laguna berlumpur yang dilalui dinosaurus tersebut.”