Tikus dan Manusia Ternyata Punya Kesamaan Perilaku, Ini Faktanya
Penelitian yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta baru dari tikus dan manusia.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta baru dari tikus dan manusia.
Tikus dan Manusia Ternyata Punya Kesamaan Perilaku, Ini Faktanya
Imajinasi merupakan salah satu fungsi dari aktivitas otak manusia.
Tetapi, siapa sangka ternyata bukan hanya manusia saja yang dapat berimajinasi atau berfantasi dengan menggunakan otak.
-
Di mana tulang-tulang hewan dan manusia ditemukan? Ribuan Tulang Hewan dan Manusia Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Arab Saudi, Ternyata untuk Ritual Arkeolog di Arab Saudi menemukan ribuan tulang hewan dan sisa-sisa manusia berumur 7.000 tahun pada sebuah bangunan batu kuno.
-
Apa hubungan antara manusia, simpanse, dan nenek moyang mereka? Manusia dan simpanse keduanya berevolusi dari nenek moyang yang sama yang hidup sekitar 6-7 juta tahun lalu. Nenek moyang yang sudah punah ini perlahan berevolusi seiring waktu dan akhirnya memunculkan dua spesies yang kita sebut Homo sapien dan simpanse.
-
Kapan nenek moyang bersama manusia dan simpanse hidup? Manusia dan simpanse keduanya berevolusi dari nenek moyang yang sama yang hidup sekitar 6-7 juta tahun lalu.
-
Mengapa manusia harus menjaga perdamaian dan hubungan baik antar manusia? Tahukah Anda apa yang lebih baik dari amal dan puasa dan doa? Itu adalah menjaga perdamaian dan hubungan baik antar manusia, karena pertengkaran dan perasaan buruk menghancurkan umat manusia.
-
Dimana tulang manusia ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana kerangka manusia itu ditemukan? Awalnya, HP yang sedang melintas melihat adanya kerangka manusia dalam posisi terlentang tergeletak di lahan kosong."HP kemudian memberitahukan ke sekuriti kompleks," ucap dia.
Menurut penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Janelia Research Campus, Howard Hughes Medical Institute, Amerika Serikat (AS), mengungkapkan bahwa tikus kecil memiliki kapasitas untuk membayangkan atau menghayal perjalanan dan lokasi yang ada di dalam pikiran mereka.
Hal tersebut terjadi lantaran binatang pengerat ini memiliki neuron yang dikenal sebagai place cell di wilayah otak hipokampus.
Wilayah ini merupakan pusat memori dan imajinasi yang aktif ketika hewan pengerat bergerak. Sehingga sel tersebut hidup dan akan selalu berubah sesuai dengan dimana lingkungan mereka berada.
Selain itu, ada penelitian yang memecahkan mengenai kemampuan tikus dalam menciptakan peta kognitif secara alami.
Dalam hal ini peneliti menggunakan mesin otak (BMI) yang dapat memecahkan kode pola pada sel hipokampus hewan.
Rangkaian Uji Coba
Untuk lebih lanjut, penelitian ini juga dibantu dengan treadmill berbentuk bola yang dapat menerjemahkan gerakan mereka ke dalam lingkungan dengan realitas virtual 360 derajat dalam layar.
Saat tikus tengah berlari dalam treadmill tersebut untuk mencari jalan keluar, decoder berhasil membaca bagaimana pola hipokampus tikus.
Setelah dilakukan dengan cara treadmill, kemudian tikus-tikus yang ada dalam penelitian tersebut dicoba untuk dilepas untuk mencari atau memindahkan suatu objek melalui cara normal.
Hasil yang didapatkan menyatakan bahwa tikus-tikus tersebut tidak mengalami kesulitan untuk
"Tikus berhasil melakukan navigasi dengan mengendalikan hipokampusnya, dan menghasilkan jalur yang sejalan untuk mencapai tujuannya,"
tulis para peneliti dikutip dari IFLScience, Jumat, (3/11).
Serupa Penelitian Terdahulu
Kesimpulan ini kemudian mendukung pernyataan seorang peneliti yang bernama Chongxi Lai yang menjelaskan bahwa tikus memang memiliki kemampuan untuk merepresentasikan suatu tempat tanpa harus pergi ke tujuannya.
Selain itu, hewan pengerat ini juga memiliki kemampuan pola aktivitas saraf tertentu selama beberapa detik untuk memikirkan lokasi dan jangka waktu yang ditentukan secara realistis.
“Salah satu hal yang luar biasa dan mengejutkan adalah bahwa sesuatu yang biasa dilakukan manusia ternyata dapat juga dilakukan oleh hewan dengan cara yang sama,” jelas salah satu peneliti, Albert Lee.